Gotong royong bukan merupakan hal yang asing bagi masyarakat Indonesia, termasuk bagi masyarakat Bali. Masyarakat di Bali, gotong royong memiliki istilah tersendiri.
Gotong royong sendiri adalah kegiatan untuk bekerja secara bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan bersama. Gotong royong mampu memberikan banyak dampak sosial yang positif sejak dulu sehingga gotong royong perlu dijadikan nilai kehidupan yang harus dilestarikan dari generasi ke generasi.
Masyarakat Bali terkenal dengan budaya gotong royong dalam menjalankan berbagai hal. Budaya ini bahkan sudah terkenal di seluruh dunia yang tentunya menjadi kebanggaan tersendiri. Dalam artikel ini, kita akan membahas istilah gotong royong di Bali, yuk simak penjelasannya di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Istilah Gotong Royong di Bali
Istilah gotong royong di Bali dikenal dengan sebutan Ngayah. Budaya ini merupakan kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di masyarakat Bali di mana suatu kelompok akan bekerja sama dengan tulus untuk mencapai tujuan tertentu.
Bagi masyarakat Bali yang sebagian besar beragama Hindu, ketika seseorang melakukan ngayah maka orang itu telah menunaikan kewajiban sosialnya dalam Agama Hindu. Masyarakat Bali saling bahu-membahu dalam melakukan berbagai macam hal yang menyangkut banyak orang.
Manggala Utama Pasikian Pecalang Provinsi Bali, I Made Mudra, memberikan penjelasan mengenai Ngayah. Ia mengungkapkan bahwa kegiatan apapun dilaksanakan dengan gotong royong dengan penduduk desa setempat.
"Misalnya ada hajatan orang nikah, ada hajatan kegiatan budaya, ada hajatan perayaan atau persembahyangan bersama itu semua dilakukan dengan pekerjaan gotong royong," jelas I Made saat dihubungi detikcom, Sabtu (20/10/2022).
I Made menambahkan bahwa, dalam bergotong royong di Bali semua orang akan terlibat. Di mana, orang yang terlibat tidak mengharapkan adanya upah.
"Kita bergotong royong untuk menuntaskan hajatan yang diadakan di masing-masing desa yang pelaksanaannya diambil dengan jalan gotong royong. Tidak melalui bayar sana bayar sini. Tidak mengharapkan adanya upah-upah begitu, itu dilaksanakan dengan kegiatan gotong royong diambil bersama-sama saling memberikan urunan terhadap mereka yang memiliki hajatan. Itu masih berjalan," tambahnya.
Jenis Gotong Royong di Bali
Budaya gotong royong sudah menjadi kebiasaan yang terus diturunkan ke generasi berikutnya. Budaya ngayah memiliki beberapa jenis dan konsep yang berbeda, berikut ini adalah penjelasannya:
1. Mesilih-Bahu
Istilah ini terdiri dari dua kaya, yaitu silih dan bahu. Silih artinya meminjam dan bahu arti harfiahnya bahu. Dalam konteks ini, bahu yang dimaksud adalah bahu binatang, khususnya binatang yang digunakan dalam pengolahan tanah seperti sapi dan kerbau.
Dari arti tersebut, maka istilah mesilih-bahu mempunyai arti saling meminjam binatang ternaknya untuk dipergunakan dalam pengolahan tanah pertanian. Pada desa-desa pertanian di Bali, kegiatan mesilih-bahu masih dilakukan sebagai kearifan lokal masyarakat setempat.
Dalam melakukan mesilih-bahu, para petani melakukannya dengan ikhlas dan niat untuk membantu. Petani yang mendapat bantuan pun merasa memiliki hutang budi sehingga mereka juga akan membantu petani lain tanpa pamrih.
2. Meslisi
Meslisi terbentuk dari kata dasar slisi, yang merupakan jenis gotong royong yang berarti membantu secara bergantian. Hal ini sering dilakukan masyarakat dalam banyak aspek kehidupan, seperti bertani, bidang pembangunan, atau kerajinan masyarakat.
Dalam bidang pertanian, seorang petani akan membantu petani lainnya yang membutuhkan tenaga tambahan dalam melakukan pekerjaannya. Di kesempatan lain petani yang sudah dibantu pasti akan bersedia untuk membantu petani lain yang membutuhkan tenaga tambahan.
Begitu juga dalam bidang lainnya, masyarakat akan dengan senang membantu masyarakat lainnya yang sedang membutuhkan bantuan. Maka dari itu, masyarakat di Bali pasti pernah merasa membantu dan dibantu.
3. Ngrombo
Jenis berikutnya adalah ngrombo yang dikerjakan seseorang sekelompok orang untuk membantu orang atau kelompok tertentu. Menurut I Made Mudra, tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan bantuan tenaga tambahan sehingga pekerjan yang dihadapi seseorang atau kelompok yang memerlukan bantuan dapat diringankan dan dipercepat penyelesaiannya.
Contoh penerapan ngrombo adalah ketika ada upacara perkawinan. Acara ini memerlukan banyak persiapan sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan oleh keluarga yang mengadakan acara ini. Maka dari itu, para tetangganya akan memberikan bantuan untuk meringankan pekerjaan keluarga yang ingin mengadakan acara upacara perkawinan.
4. Metulung
Metulung adalah jenis kegiatan gotong royong di Bali untuk membantu seseorang yang sedang berada di dalam keadaan bencana, malapetaka, atau kecelakaan. Ciri khas dari jenis gotong royong metulung adalah sifatnya yang sangat spontan di mana masyarakat akan memperlihatkan keprihatinannya.
Misalnya jika sebuah rumah mengalami kebakaran maka masyarakat di sekitarnya akan memberikan berbagai keperluan yang dibutuhkan oleh keluarga tersebut. Dengan begitu, masyarakat akan ikut serta dalam meringankan beban orang yang tertimpa kemalangan.
5. Ngajakang
Ngajakang adalah adanya suatu inisiatif dari pihak yang akan mengharapkan bantuan untuk mengajukan permintaan ngajak kepada pihak-pihak yang akan membantu secara langsung maupun tidak langsung. Tentu tujuannya adalah meringankan pekerjaan pihak yang membutuhkan bantuan.
"Ngajakang itu pemberitahuan sebelum itu, untuk minta tolong kepada warga yang lain bahwa misalnya saya si A akan melaksanakan hajatan anaknya adat potong biji, atau mungkin ada mantenan. Itulah sebelumnya menyampaikan maksud-maksud itu dengan tetangganya minta tolong biar ikut dirombo hajatan yang dia laksanakan" ujar Manggala Utama Pasikian Pecalang Provinsi Bali.
6. Ngedeng
Istilah gotong royong di Bali yang satu ini berasal dari kata kedeng, artinya tarik. Ngedeng artinya menarik. Dalam konteks ini, ngedeng berarti menarik bantuan, baik berupa bantuan tenaga maupun materi. Ngedeng sering dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan seperti pertanian, kemasyarakatan, dan kesenian.
7. Ngoopin
Istilah ini berasal dari kata dasar oop, yang artinya bantu. Ngoopin artinya membantu atau menolong. Bantuan dalam gotong royong ini berbentuk tenaga kerja dan bisa bersifat spontan maupun direncanakan sesuai kebutuhan.
Demikianlah pembahasan mengenai istilah gotong royong di Bali. Semoga artikel ini bermanfaat.
(khq/fds)