Hotel-hotel di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), merugi akibat minimnya kegiatan meetings, incentives, conferences, and exhibitions (MICE). Sejumlah pengelola pun mulai mengajukan perubahan izin usaha dari hotel menjadi kos-kosan.
"Banyak hotel melati yang mengajukan usulan untuk berubah (izin usaha hotel) menjadi (izin usaha) kos-kosan," ungkap Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Mataram, Muhamad Ramayoga, Jumat (10/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan catatan BKD Mataram, ada sekitar 10 hotel di wilayah itu yang mengajukan perizinan dari usaha hotel menjadi rumah kos. Menurut Ramayoga, kegiatan MICE di hotel-hotel sepi akibat kebijakan efisiensi anggaran.
"Pengajuan (perubahan izin usaha) akan kami tinjau ulang," imbuhnya.
Ramayoga menuturkan hotel-hotel di Mataram semula mengandalkan kegiatan MICE yang tak jarang berskala nasional. Banyaknya kegiatan MICE tersebut turut mendongkrak okupansi hotel. Namun, kegiatan pertemuan di hotel-hotel mulai jarang dilakukan sejak adanya kebijakan efisiensi anggaran.
"Dulu event nasional banyak (digelar) di NTB. Tapi sekarang kondisinya sedang berkurang," ujarnya.
Di sisi lain, realisasi pajak hotel di Mataram per Oktober 2025 baru mencapai Rp 19,8 miliar dari target Rp 28 miliar. Ramayoga berharap bisa mengejar target tersebut hingga akhir tahun ini.
Sementara itu, realisasi pajak restoran di Mataram tumbuh lebih positif, yakni di atas 85 persen. Menurut Ramayoga, pola konsumsi masyarakat menjadi faktor meningkatnya realisasi pajak restoran di Mataram.
"Realisasi pajak restoran (per Oktober) sudah 85 persen atau senilai Rp 35 miliar. Target realisasi kami untuk restoran ini Rp 40 miliar," pungkasnya.
Simak Video "Video: DPR Sebut Efisiensi Anggaran Tapi Utang Bertambah, Ini Kata Istana"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)