Belasan merek beras lokal di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mendadak hilang di sejumlah toko ritel modern. Hal ini terjadi setelah harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan pada beras medium dan premium, beberapa waktu lalu.
"Kalau untuk distributor kecil, ada dua merek yang hilang (di ritel kami, MGM). (Sementara distributor besar) ada 6 merek yang hilang. Ada yang hilang, dan ada yang ganti merek, sehingga bisa menyesuaikan HET. Merek yang hilang seperti Salam Cokelat, Salam Sejahtera Hijau, dan masih banyak lagi," kata Operasional Manager MGM Supermarket, Hasbi, saat diwawancarai di kantornya, Kamis (9/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari pantauan detikBali di sejumlah ritel kecil dan besar, sejumlah merek beras mulai menghilang. Bahkan, stoknya tidak lagi terlihat sejak beberapa pekan terakhir.
"Sejak beberapa minggu lalu, merek beras kesukaan saya hilang begitu saja. Sudah nggak pernah muncul. Mulai hilang setelah penetapan HET. Padahal rasa berasnya enak, patahannya dikit banget, worth it banget buat dibeli, meskipun harganya di atas Rp 80 ribuan. Ada harga, ada kualitas lah," kata Ni Nengah, salah satu warga Mataram, saat tengah berbelanja di MGM Supermarket, diwawancarai detikBali.
Nengah tidak masalah jika harga beras premium langganannya di atas HET.
"Kalau saya lihat-lihat, beras premium yang sebelumnya Rp 80 ribu sampai Rp 82 ribu, sudah mengikuti HET, di harga Rp 74 ribuan. Tapi kelihatannya memang lumayan banyak patahannya, berbeda saat harga sebelumnya, lebih banyak beras yang ada kepalanya," ujarnya.
Dwi Rosa, salah satu warga Mataram lainnya, terpaksa membeli beras merek lain, karena beras premium maupun beras super kesukaannya tidak lagi dijual di ritel-ritel.
"Kalau pun ada, beras itu dijual di toko kelontong. Tapi sekalinya dijual di sana, harganya jadi lebih mahal. Kayak aji mumpung gitu. Jadi mau nggak mau beli beras premium sesuai HET yang ada di ritel. Rasanya sih sama saja, tapi memang, patahannya lumayan lebih banyak, dibandingkan beras super," bebernya.
(hsa/hsa)