Belasan Merek Beras Lokal di Mataram Mendadak Hilang Sejak Penetapan HET

Belasan Merek Beras Lokal di Mataram Mendadak Hilang Sejak Penetapan HET

Nathea Citra - detikBali
Kamis, 09 Okt 2025 15:42 WIB
Sejumlah beras premium mulai bermunculan di retail di Kota Mataram, Kamis (9/10/2025).
Nathea Citra/detikBali
Foto: Sejumlah beras premium mulai bermunculan di retail di Kota Mataram, Kamis (9/10/2025). (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Belasan merek beras lokal di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mendadak hilang di sejumlah toko ritel modern. Hal ini terjadi setelah harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan pada beras medium dan premium, beberapa waktu lalu.

"Kalau untuk distributor kecil, ada dua merek yang hilang (di ritel kami, MGM). (Sementara distributor besar) ada 6 merek yang hilang. Ada yang hilang, dan ada yang ganti merek, sehingga bisa menyesuaikan HET. Merek yang hilang seperti Salam Cokelat, Salam Sejahtera Hijau, dan masih banyak lagi," kata Operasional Manager MGM Supermarket, Hasbi, saat diwawancarai di kantornya, Kamis (9/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau pun yang ada di sini, yakni merek-merek yang sudah menyesuaikan HET produksi. Tapi besar harapan kami, aturan ini bisa dikaji ulang, soal kebijakan HET-nya lah. Kasian distributor beras yang kecil, sudah nggak bisa masukkan berasnya lagi," sambungnya.

Dari pantauan detikBali di sejumlah ritel kecil dan besar, sejumlah merek beras mulai menghilang. Bahkan, stoknya tidak lagi terlihat sejak beberapa pekan terakhir.

"Sejak beberapa minggu lalu, merek beras kesukaan saya hilang begitu saja. Sudah nggak pernah muncul. Mulai hilang setelah penetapan HET. Padahal rasa berasnya enak, patahannya dikit banget, worth it banget buat dibeli, meskipun harganya di atas Rp 80 ribuan. Ada harga, ada kualitas lah," kata Ni Nengah, salah satu warga Mataram, saat tengah berbelanja di MGM Supermarket, diwawancarai detikBali.

ADVERTISEMENT

Nengah tidak masalah jika harga beras premium langganannya di atas HET.

"Kalau saya lihat-lihat, beras premium yang sebelumnya Rp 80 ribu sampai Rp 82 ribu, sudah mengikuti HET, di harga Rp 74 ribuan. Tapi kelihatannya memang lumayan banyak patahannya, berbeda saat harga sebelumnya, lebih banyak beras yang ada kepalanya," ujarnya.

Dwi Rosa, salah satu warga Mataram lainnya, terpaksa membeli beras merek lain, karena beras premium maupun beras super kesukaannya tidak lagi dijual di ritel-ritel.

"Kalau pun ada, beras itu dijual di toko kelontong. Tapi sekalinya dijual di sana, harganya jadi lebih mahal. Kayak aji mumpung gitu. Jadi mau nggak mau beli beras premium sesuai HET yang ada di ritel. Rasanya sih sama saja, tapi memang, patahannya lumayan lebih banyak, dibandingkan beras super," bebernya.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads