Anggota DPRD Kabupaten Karangasem dari Fraksi Golkar I Nyoman Rena mempertanyakan kenapa bisa lonjakan penyertaan modal ke bank BPD bisa naik cukup tinggi. Jika semata-mata hanya ingin mengejar peringkat lebih tinggi dari daerah lain, dia pesimistis langkah itu bisa terealisasi.
"Kalau hanya penyertaan modal Rp 5 miliar dengan nilai saham kita yang hanya 2 persen, cukup sulit untuk naik peringkat," kata Rena dalam rapat paripurna dengan Pemkab Karangasem di DPRD Karangasem, Selasa (22/10/2024).
Dia menilai, kenaikan penyertaan modal itu juga tak terlalu bermanfaat untuk masyarakat. Apalagi selama ini CSR Bank BPD Bali dianggap tak dirasakan oleh masyarakat Karangasem.
"Kalau penyertaan modal Rp 5 miliar berdampak kepada kesejahteraan masyarakat Karangasem saya setuju. Namun, kalau tidak ada dampaknya saya tidak setuju dengan peningkatan yang cukup besar tersebut," ujar Rena.
Hal senada juga dikatakan oleh anggota dewan lainnya, I Nyoman Musna Antara. Ia mengatakan bahwa keuangan Karangasem berbeda dengan daerah lain. Langkah itu jangan terlalu dipaksakan.
"Kalau saya setuju jika penyertaan modalnya naik, tapi jangan terlalu tinggi juga. Kalau saya Rp 2,5 miliar masih sesuai dengan kemampuan kita. Karena Kabupaten lain juga penyertaan modalnya naik," ucap Musna.
Plt Asisten III Pemkab Karangasem I Wayan Ardika mengatakan tujuan dari penyertaan modal ke Bank BPD Bali naik untuk mencari dividen yang lebih tinggi.
"Ada banyak keuntungan yang akan kita dapat dengan menaikkan penyertaan modal ke Bank BPD, salah satunya adalah dividen yang akan mengalami peningkatan dari sebelumnya. Sehingga posisi kelima bisa dipertahankan," ujar Ardika.
Setelah melalui perdebatan panjang dengan berbagai usulan dari beberapa anggota DPRD Karangasem, akhirnya diputuskan penyertaan modal ke Bank BPD Bali disetujui Rp 3 miliar.
(dpw/dpw)