Omzet Pengusaha Penjor di Badung Tembus Rp 500 Juta, Dikirim hingga Amerika

Omzet Pengusaha Penjor di Badung Tembus Rp 500 Juta, Dikirim hingga Amerika

I Wayan Sui Suadnyana, Agus Eka Purna Negara - detikBali
Selasa, 25 Jun 2024 21:07 WIB
Ni Luh Mariani, penguasa penjor dan janur di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, menerima pencairan pembiayaan dari BTPN Syariah, Selasa (25/6/2024). (Agus Eka Purna Negara/detikBali)
Foto: Ni Luh Mariani, penguasa penjor dan janur di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, menerima pencairan pembiayaan dari BTPN Syariah, Selasa (25/6/2024). (Agus Eka Purna Negara/detikBali)
Badung -

Senyum manis terpancar dari wajah Ni Luh Mariani, seorang pengusaha penjor dan janur di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali, saat pihak BTPN Syariah menyambangi usahanya. Mariani menjadi salah satu nasabah dari bank tersebut.

Senyum semringah Mariani cukup beralasan. Musababnya, pembiayaan dari BTPN Syariah Rp 100 juta untuk permodalan usahanya dipastikan telah cair. Perempuan 39 tahun ini telah menjadi nasabah inspiratif BTPN Syariah selama sembilan tahun.

Usaha penjor dan janur Mariani terus berkembang di tengah bantuan permodalan BTPN Syariah. Dari pembiayaan awal hanya Rp 5 juta, Mariani kini berhasil mengantongi hingga Rp 100 juta. "Astungkara, usaha terus berkembang. Dari menjajakan penjor dan janur keliling, kini saya mempekerjakan 30 karyawan," kata Mariani, Selasa (25/06/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mariani bahkan berhasil mengirim penjor karyanya hingga ke Amerika dan rutin dipesan dalam acara-acara besar, seperti G20. Penjor-penjor buatan Mariani juga kerap dipajang di sepanjang jalan dalam festival-festival kebudayaan dan hari raya.

"2014 saya pertama kali jadi nasabah. Uang itu kemudian saya gunakan sebagai modal usaha. Karena sukses mengembangkan usaha, pelan-pelan saya membentuk kelompok beranggotakan 11 perempuan untuk saling berusaha dengan bantuan pembiayaan BTPN Syariah," imbuh Mariani.

ADVERTISEMENT

Kerja keras dan ketekunan Mariani berbuah manis. Ia sukses melebarkan sayap usahanya hingga menambah satu toko penjor dan janur, dan merambah bisnis cuci pakaian. Soal omzet, jangan ditanya. Dengan senyum lebar, Mariani mengungkapkan omzetnya paling sedikit Rp 500 juta dalam satu tahun.

Tak hanya Mariani, senyum juga tersungging dari bibir para ibu rumah tangga di Lingkungan Gede, Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Badung. Mereka semringah setelah BTPN Syariah mencairkan permohonan pembiayaan untuk modal usaha mereka. Dari belasan ibu-ibu yang berkumpul dalam pertemuan rutin, tiga di antaranya kembali mendapatkan permodalan.

Inurul Kinanah, satu dari belasan ibu-ibu yang tergabung dalam satu komunitas Sentra Apit Yeh Kelurahan Sempidi, mengantongi pembiayaan Rp 10 juta. Pedagang sayur itu berencana menggunakan dana segar yang diperolehnya untuk menambah permodalan.

"Ya, langsung mau digunakan untuk menambah usaha, menambah modal jualan sayur. Ada rencana cari karyawan juga," ujar perempuan berusia 45 tahun itu setelah pertemuan rutinan tersebut,

Inurul mengatakan pembiayaan ultra mikro dari BTPN Syariah telah membantu usahanya berkembang. Ia awalnya bermodalkan Rp 3 juta untuk berjualan sayur di Pasar Tiara, Jalan Cokroaminoto, Denpasar. Setelah mendapat bantuan permodalan, Inurul mengembangkan usahanya hingga beromzet jutaan rupiah setiap hari.

"Saya jualan dari malam sampai esok paginya, jam 6 (pagi) cuma untung Rp 300 ribu per hari. Dulunya jualan sendiri. Setelah itu, mulai dengan (pembiayaan) modal awal Rp 3 juta. Untungnya sekarang bisa Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta per hari," tuturnya.

Tidak hanya Inurul, ibu-ibu dalam kelompoknya juga merasakan hal serupa. Rahayu, misalnya, yang menawarkan jasa pijat sejak 2016. Rahayu juga menjadi 'komandan' dalam kelompok wirausaha perempuan tersebut.

Rahayu mengatakan ada sekitar 17 ibu-ibu yang tergabung dalam kelompoknya. Mereka menjalankan usaha yang berbeda-beda, mulai dari cuci pakaian, jual-beli barang bekas, mebel, hingga makanan.

Rahayu menjadi nasabah BTPN Syariah sejak 2016 dan hampir tidak pernah menemukan kendala saat mengembangkan usahanya. Pasalnya, sambung dia, BTPN Syariah tidak hanya menawarkan pembiayaan, tetapi juga pendampingan bagi ibu-ibu dalam menjalankan usahanya. "Didampingi petugas yang ramah, diajarkan mengelola keuangan, modal, untung, kebutuhan, sehingga tidak ada masalah," terang dia.

Bank Pemberdaya
Kepala Pembiayaan BTPN Syariah Area Bali dan Kupang Dony Aditya Darmawan menjelaskan Inurul, Rahayu, dan Mariani merupakan sebagian potret perempuan yang tercipta dari program pembiayaan ultra mikro perusahaan.

Sebagai bank pemberdaya, Doni mengeklaim telah sukses mengantar para ibu-ibu dalam mengembangkan usahanya dan mencapai mimpinya. "Kami berkomitmen pada pemberdayaan perempuan dan memberikan kesempatan untuk mereka membangun hidup lebih berarti dalam keluarga," katanya.

Corporate and Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin menambahkan perusahaan telah menyalurkan pembiayaan Rp 78 miliar di Bali dan melayani 27 ribu nasabah di 3.100 sentra di 57 kecamatan.

Secara keseluruhan, BTPN Syariah telah melayani 7 juta nasabah hingga kuartal I 2024, meliputi lebih dari 255 ribu komunitas di 2.600 kecamatan di 26 provinsi mulai dari Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, hingga Sulawesi. Adapun, pembiayaan seluruhnya mencapai Rp 10,9 triliun.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads