Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung menegaskan tidak melihat indikasi penimbungan LPG 3 kilogram di wilayahnya di tengah kelangkaan pasokan gas elpiji bersubsidi tersebut. Kepastian itu diperoleh seusai memonitor langsung sejumlah agen penyalur gas elpiji melon.
Namun, Kepala Bagian Sumber Daya Alam (Kabag SDA) Sekretariat Daerah Pemkab Badung I Made Adi Adnyanya tidak menampik terjadi kelangkaan pasokan LPG 3 kilogram beberapa waktu belakangan ini.
Hanya saja, ia mengaku masih perlu melakukan sidak dan menelusuri persoalan kelangkaan LPG 3 kilogram. Timnya akan turun langsung ke lapangan pada Kamis (8/6/2023) esok untuk mencari tahu penyebab kelangkaan, sekaligus berkoordinasi dengan Pertamina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami monitoring Kamis besok. Sedangkan operasi pasar khusus gas elpiji dilakukan oleh Dinas Koperasi Badung," ujarnya, Rabu (7/6/2023).
"Informasi awal dari tim, belum ada indikasi penimbunan LPG. Kami pastikan persoalan ini, akan kami pantau lagi," lanjut Adi.
Adapun, daerah yang mengalami kelangkaan gas elpiji melon di Badung terjadi di bagian selatan. Pertamina, sambung Adi, telah menambah kuota atau extra dropping distribusi hingga 50 persen.
"Kalau di Badung selatan faktornya mungkin karena lokasi pasokan yang jauh, sehingga distribusi diperkirakan menjadi kendala, menjadi agak langka. Sementara di bagian utara dan sekitarnya, justru tidak ada pengaruh," imbuh Adi.
Sebelumnya, warga di Badung mengaku kewalahan mencari LPG 3 kilogram karena pasokan langka. Bahkan, ketika distribusi disebar pun, kurang dari sejam stoknya habis. Kondisi ini terpantau terjadi di Pasar Kuta, Badung.
(BIR/iws)