Data Lengkap UMK Bali 2023: Badung Tertinggi, Bangli Terendah

Data Lengkap UMK Bali 2023: Badung Tertinggi, Bangli Terendah

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 14 Feb 2023 19:18 WIB
Gubernur Bali Wayan Koster saat menguraikan capaian 44 program pembangunan di bawah kepemimpinannya saat kunjungan kerja di Tabanan, Jumat (3/2/2023). (chairul amri simabur/detikBali)
Foto: Gubernur Bali Wayan Koster saat menguraikan capaian 44 program pembangunan di bawah kepemimpinannya saat kunjungan kerja di Tabanan, Jumat (3/2/2023). (chairul amri simabur/detikBali)
Denpasar -

Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) Bali 2023 berlaku per 1 Januari. Data-data UMK Bali 2023 bisa disimak di sini.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bali Nomor 869/03-M/HK/2022 tanggal 24 Nopember 2022 tentang Upah Minimum Provinsi (UMP) Bali Tahun 2023, ditetapkan UMP ditetapkan sebesar Rp 2,713.672.

Melalui Keputusan Gubernur Bali Nomor 869/03-M/HK/2022 tertanggal 2 Desember 2022 ditetapkan daftar UMK Bali 2023 untuk tiap kabupaten/kota. UMK Badung tertinggi di Bali, sementara Bangli terendah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut data lengkap UMK Bali 2023

Besaran UMK 2023 di Badung Rp 3.163.837

Besaran UMK 2023 di Denpasar Rp 2.994.646

Besaran UMK 2023 di Gianyar Rp 2.837.680

Besaran UMK 2023 di Tabanan Rp 2.824.613

Besaran UMK 2023 di Jembrana Rp 2.738.698

Besaran UMK 2023 di Karangasem Rp 2.730.264

Besaran UMK 2023 di Klungkung Rp 2.714.642

Besaran UMK 2023 di Bangli 2.713.672

Dasar Penetapan UMK

Perhitungan penyesuaian upah minimum mengacu Pasal 6 Ayat 3 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 18 Tahun 2022 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2023.

Acuan kenaikan upah minimum didasarkan pada naiknya harga kebutuhan pokok menjadi efek ekonomi yang dihadapi Indonesia. Lonjakan minyak mentah berakibat meningkatnya inflasi dan membuat biaya pengiriman lebih mahal.

Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Badung, I Putu Eka Mertawan, mengatakan, kenaikan UMK Badung 2023 sebesar 6,84 persen didorong oleh inflasi Bali. Sebetulnya, Badung mengalami minus 6,74 persen di sektor pariwisata.

"Itu karena dampak dari COVID-19, dua tahun terakhir sebagian besar pertumbuhan Badung itu kan dari sektor jasa pariwisata," jelas I Putu Eka.




(trw/mud)

Hide Ads