Beras Premium-Polos di Denpasar Naik, Pelanggan Pilih Beras Bulog

Beras Premium-Polos di Denpasar Naik, Pelanggan Pilih Beras Bulog

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Selasa, 07 Feb 2023 20:10 WIB
Salah satu pedagang di Pasar Badung, ketika tengah menunjukkan stok beras yang dimilikinya, Selasa (7/2/2023). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Foto: Salah satu pedagang di Pasar Badung, ketika tengah menunjukkan stok beras yang dimilikinya, Selasa (7/2/2023). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Denpasar -

Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Denpasar terpantau naik. Jenis beras yang mengalami kenaikan harga yakni beras premium dan polos.

Kenaikan harga beras tersebut terpantau terjadi di Pasar Kreneng dan Pasar Badung, Bali. Salah satu pedagang di Pasar Kreneng, Wayan Kamiawan (39) mengatakan kenaikan harga telah terjadi sejak akhir tahun 2022.

"Kenaikan harga dari akhir November 2022. Mulai naik Rp 100, Rp 100 dan Rp 100, terus seperti itu. Beras premium dulu itu Rp 11.500 per kilogram dan sekarang jadi Rp 13 ribu," ungkapnya ditemui detikBali, Selasa (7/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, harga beras polos biasanya dijual Kamiawan Rp 10.500 hingga Rp 11.000 per kilogram. Kini dijual Rp 12.000 per kilogram.

Pria yang telah berdagang sejak tahun 1999 ini menuturkan kenaikan tersebut sangat berpengaruh terhadap penjualannya.

ADVERTISEMENT

"Biasanya rata-rata 1 pelanggan saya itu beli beras 10 kilogram. Tapi dari Desember tahun lalu banyak yang cuma beli setengah dari itu, belinya cuma 5 kilogram," akunya.

Ia juga menuturkan tak sedikit pelanggannya yang kini mulai melirik beras medium atau Bulog dengan harga kurang lebih Rp 9 ribuan per kilogram.

"Beberapa pelanggan pindah ke beras Bulog. Beras ini biasanya dibeli sama tukang nasi goreng atau yang mau buat ketupat," akunya.

Sementara itu, pedagang di Pasar Badung Made Suri (67) mengatakan kenaikan harga beras premium telah melonjak menjadi Rp 14 ribu per kilogram.

"Harga beras naik itu sudah sebulanan di sini. Biasanya saya jual ecer Rp 11.500 sampai Rp 12 ribu per kilogram. Sekarang jadi Rp 13 ribu sampai Rp 14 ribu per kilogram," jelasnya.

Ia mengaku, jika sebelum harga beras premium naik, bisa mendapat keuntungan dari penjualan beras premium per kilogramnya hingga seribu rupiah. Namun, kini hanya mendapatkan keuntungan kurang lebih Rp 500.

Terkait kenaikan harga beras tersebut, Suri berharap agar pemerintah dapat segera memberikan perhatian, sehingga harga dapat terkontrol dan tak ada lagi kenaikan harga. Khususnya untuk bahan pokok.




(nor/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads