Harga Konsisten Naik, Pedagang Telur di Buleleng Sepi Pembeli

Harga Konsisten Naik, Pedagang Telur di Buleleng Sepi Pembeli

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Kamis, 02 Jun 2022 02:20 WIB
Lapak salah satu pedagang di Pasar Anyar Buleleng, Rabu (1/5/2022).
Lapak salah satu pedagang di Pasar Anyar Buleleng, Rabu (1/5/2022). (Foto: Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Harga telur ayam mengalami kenaikan sejak beberapa hari terakhir, termasuk di Kabupaten Buleleng, Bali. Pantaun detikBali di Pasar Anyar Buleleng pada Rabu (1/6/2022), harga telur ayam ras besar kini mencapai Rp 48 ribu per kerat (30 butir) dari yang sebelumnya Rp 45 ribu per kerat. Berikutnya harga telur ayam ras ukuran kecil juga naik dari Rp 42 ribu per kerat menjadi Rp 45 ribu per kerat.

Seorang pedagang di Pasar Anyar Buleleng, Luh Suastini mengatakan kenaikan harga telur konsisten terjadi setiap harinya. Menurut Suastini, harga telur ayam di Pasar Anyar Buleleng terus mengalami kenaikan sejak sepekan lalu.

Ia menyebut, kenaikan harga terjadi sedikit secara bertahap, mulai dari Rp 42 ribu naik menjadi Rp 45 ribu, kemudian naik lagi menjadi Rp 48 ribu per kerat. "Ini macam dua telurnya kalau yang besar Rp 48 ribu per kerat, kalau yang kecilnya Rp 45 ribu per kerat. Tiap hari naiknya sekitar Rp1.000," kata Luh Suastini saat ditemui di lapaknya, Rabu (1/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat kenaikan harga telur ayam itu, ia mengaku lapak jualannya menjadi lebih sepi dari biasanya. Terkait dengan kenaikan telur ayam di pasaran, Suastini mengaku belum mengetahui penyebabnya.

"Sekarang sih sepi, tidak tahu kalau besok. Penyebabnya saya tidak tahu, tapi katanya yang jual telur sama saya itu katanya karena ada kenaikan harga pakan ayam bukan karena deket hari raya" jelasnya.

ADVERTISEMENT

Pedagang lainnya yang juga berjualan di Pasar Anyar Buleleng, Dewa Nyoman Wenten juga mengatakan hal serupa. Walaupun ada kenaikan harga, menurutnya hal itu tidak berpengaruh terhadap penjualannya. Ia pun mengaku hanya mencari untung sedikit agar usahanya tetap jalan.

"Ini kita beli Rp 46 ribu, kita jual Rp 47 ribu atau Rp 48 ribu. Jadi saya nyari untungnya dikit aja biar jalan usaha saya," kata Wenten.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads