Curah Hujan Tinggi, Ruas Jalan di Mataram Terendam Banjir

Curah Hujan Tinggi, Ruas Jalan di Mataram Terendam Banjir

Nathea Citra - detikBali
Senin, 01 Des 2025 14:35 WIB
Sejumlah pengendara menerobos genangan air akibat curah hujan tinggi di Jalan Lingkar Selatan, Sekarbela, Kota Mataram, Senin (1/12/2025). (Foto: Nathea Citra/detikBali)
Sejumlah pengendara menerobos genangan air akibat curah hujan tinggi di Jalan Lingkar Selatan, Sekarbela, Kota Mataram, Senin (1/12/2025). (Foto: Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Sejumlah ruas jalan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), terendam banjir akibat curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Ketinggian air berkisar antara 30 hingga 40 sentimeter (cm).

Pantauan detikBali pada Senin (1/12/2025), area persawahan di Mataram turut tergenang air. Sementara itu, Sungai Ancar juga meluap. Sejumlah motor warga mogok ketika menerobos genangan air di Jalan Lingkar Selatan, Mataram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Siang ini tiba-tiba air sudah tinggi. Padahal tadi pagi pas antar anak ke sekolah, tidak ada air sama sekali di jalan ini," kata Adinda, warga Mataram, saat ditemui di Jalan Lingkar Selatan, Sekarbela, Mataram, Senin siang.

Warga lainnya, Muhamad Fikri, juga mengeluhkan kondisi drainase di Jalan Lingkar Selatan yang tak berfungsi dengan baik saat musim hujan. Genangan air di ruas jalan itu membuat perjalanannya menjadi tersendat.

ADVERTISEMENT

"Masak setiap hujan, banjir terus? Semoga pemerintah bisa gerak cepat. Normalisasi drainase kah, atau yang lain," ujar Fikri.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi peningkatan curah hujan di wilayah NTB selama lima hari dari 29 November sampai 3 Desember 2025. BMKG memprediksi Mataram berpotensi hujan lebat dan disertai angin dan kilat.

"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan hati-hati, terutama saat terjadi hujan lebat dan dampak yang dapat terjadi. Seperti banjir, banjir bandang, banjir rob, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, sambaran petir, dan pohon tumbang," kata Kepala Stasiun Meteorologi ZAM, Satria Topan Primadi.

Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, saat ini terpantau adanya gangguan atmosfer yang mampu menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di sekitar wilayah Indonesia, khususnya di sebagian wilayah NTB.

"Adanya belokan angin dan perlambatan kecepatan angin di sekitar wilayah NTB, kelembapan udara yang cenderung basah di berbagai ketinggian. Labilitas atmosfer kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di NTB," imbuh Satria.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video 2 Anggota DPRD NTB Ditahan Usai Jadi Tersangka Kasus Uang 'Siluman' Pokir"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads