Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sembilan gempa bumi terjadi di Buleleng, Bali, dalam waktu kurang dari sehari, sejak 26 November 2025 pukul 20.33 Wita hingga 27 November 2025 dini hari.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif," jelas Ketua Kelompok Kerja Info Dini Gempabumi dan Tsunami BBMKG Wilayah III Dwi Hartanto dalam unggahan resmi Instagram BMKG Bali.
Gempa pertama tercatat pukul 20.33 Wita berkekuatan 2,8 magnitudo. Tiga menit kemudian, gempa kembali terjadi di titik yang sama dengan kekuatan 2,5 magnitudo. Tak sampai lima menit, gempa susulan berkekuatan 2,9 magnitudo juga tercatat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rentetan gempa terus berlangsung hingga pukul 00.26 WITA dengan kekuatan 2,4 magnitudo sebagai kejadian terakhir yang terdata oleh BMKG.
Dalam Peta Seismisitas Gempabumi Buleleng periode 26-27 November 2025 milik BMKG, titik merah mendominasi kawasan tersebut.
Titik merah menunjukkan gempa dangkal berkedalaman 0-60 kilometer yang dipicu aktivitas sesar lokal atau zona patahan dekat permukaan.
Hingga saat ini, belum ada laporan kerusakan maupun kerugian akibat rangkaian gempa tersebut.
"BMKG masih terus melakukan monitoring kegempaan di wilayah tersebut. Imbauan untuk masyarakat agar tetap tenang dan waspada serta terus memantau informasi dari BMKG. Pastikan informasi yang didapat bersumber dari kanal resmi BMKG," imbau Pusat Gempabumi Regional 3 Bali.
(dpw/dpw)











































