Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng mulai menata ulang jaringan utilitas di kawasan titik nol Kota Singaraja. Penataan yang digeber oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng ini menjadi langkah awal mempercantik kawasan heritage yang membentang dari Patung Singa Ambara Raja hingga depan Taman Makam Pahlawan Curastana.
Kepala Dinas PUTR Buleleng, I Putu Adiptha Ekaputra, mengatakan seluruh jaringan kabel listrik, telekomunikasi hingga pipa perusahaan daerah air minum (PDAM) akan dipindah ke bawah tanah. Selain memperindah wajah kota, langkah ini juga untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan masyarakat.
"Penataan kabel bawah tanah ini penting sekali karena kita bekerja di kawasan titik nol Singaraja. Agar tampilan kawasan jadi lebih rapi dan estetika kota bisa maksimal," ujar Adiptha saat dikonfirmasi, Minggu (23/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalur kabel bawah tanah akan dibuat sejajar dengan saluran drainase, tetapi menggunakan konstruksi berbeda. Sementara air dan kabel akan mempunyai saluran khusus. "Jadi antarfungsi tidak saling mengganggu," jelas Adiptha.
Penataan jaringan utilitas dilakukan lewat koordinasi dengan berbagai instansi terkait. Seluruh pihak, tutur Adiptha, siap berkolaborasi untuk mewujudkan Singaraja sebagai kawasan heritage yang tertata rapi.
"Kami ingin kawasan ini jadi percontohan karena Singaraja punya nilai sejarah tinggi yang harus dijaga," ucap Adiptha.
Penataan Kota Singaraja tahap pertama dimulai dari sisi timur di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Buleleng. Pengerjaan kemudian bergerak ke arah barat menuju Jalan Pahlawan, depan Taman Makam Curastana hingga ke sisi utara di Jalan Krisna, area bangunan heritage Rumah Sunda Kecil.
Selain utilitas bawah tanah, Pemkab Buleleng juga menyiapkan pemasangan closed-circuit television (CCTV), penjaga keamanan, dan ruang terbuka hijau (RTH) baru. Target proporsi RTH dipatok minimal 30 persen untuk menjaga kualitas udara dan mengendalikan polusi.
Guna mendukung estetika, gardu listrik di ruang terbuka juga bakal dipindah ke lokasi tertutup di belakang gedung galeri Kantor Bupati Buleleng. "Tidak ada lagi gardu di pinggir jalan. Semuanya kami siapkan tempat khusus agar lebih indah dipandang dan lebih aman," tegas Adiptha.
Sebelumnya, Sekda Buleleng Gede Suyasa menegaskan langkah ini sejalan dengan visi pembangunan Bupati Buleleng lima tahun ke depan, yakni memperkuat identitas kawasan heritage di sekitar Tugu Singa Ambara Raja dan Kantor Bupati Buleleng.
"Penataan akan menyentuh lingkungan, sanitasi hingga utilitas seperti kabel dan pipa yang selama ini tidak tertata. Semua akan diatur ulang agar kawasan ini benar-benar bernuansa heritage," ujar Suyasa.
Dinas PUTR menargetkan penyusunan Detail Engineering Design (DED) dan proses tender tuntas akhir tahun ini. Jika sesuai rencana, pengerjaan fisik dimulai awal 2026 dan ditarget selesai dalam enam bulan.
"Waktu kerja kita padat karena pada Juli kawasan harus steril. Jadi semua harus selesai tepat waktu," tutup Adiptha.
(iws/iws)











































