DISCLAIMER: Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental terdekat.
Ratusan sivitas akademika menggelar doa bersama dan renungan untuk mengenang TAS, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana (Unud) yang meninggal akibat jatuh dari gedung kampus. Suasana haru menyelimuti doa bersama yang berlangsung di Kampus Unud Sudirman, Denpasar, pada Jumat (17/10/2025) sekitar pukul 19.00 Wita itu.
Mahasiswa lintas fakultas, dosen, dan alumni datang mengenakan pakaian serba hitam sambil membawa bunga dan lilin. Bunga dan lilin itu kemudian diletakkan di depan lobi gedung FISIP Unud bersama foto almarhum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah momentum untuk menguatkan kembali kebersamaan kita sebagai sebuah keluarga untuk bersama-sama mendoakan TAS mendapatkan kedamaian dan mendoakan supaya keluarga yang bersangkutan mendapat kekuatan (dan) ketambahan," ujar Wakil Dekan III FISIP Unud, I Made Anom Wiranata.
Anom mengenang TAS sebagai mahasiswa yang mencintai ilmu, dikenal sangat cerdas, dan mempunyai indeks prestasi (IP) tinggi. TAS juga menjadi panutan bagi teman-temannya saat menjelang ujian.
"IP-nya 3,91. Itu kan di atas rata-rata kan? Saya juga mendengar dia ikut penelitian dengan seniornya. Ketika dia melihat ada sesuatu yang berantakan, dia rapikan. Kelasnya, duduknya kursinya nggak rapi, dia rapikan," ungkap Anom.
Deon, sahabat dekat TAS, serta ibunda almarhum juga hadir dalam doa bersama itu. Deon mengenang TAS sebagai sosok yang ramah, sopan, dan selalu murah senyum.
"Dia yang humanis banget, yang sopan banget, yang murah senyum. Buat tiap orang yang mungkin kenal, pernah ketemu pasti langsung tahu di pertama kali liat TAS, dia pasti sapa duluan," ujar Deon seraya mengusap air mata.
Sebelum kepergiannya, ungkap Deon, TAS tetap ceria dan tersenyum. Deon yakin sahabatnya itu akan terus mendukung teman-teman yang kini mendoakannya.
"Bahkan sebelum perpisahan pun dia masih senyum, dia masih berbicara, dan dia akan terus support. Bukan cuma aku, tetapi teman-teman semua yang udah doain dia. Terima kasih teman-teman yang sudah mendoakan," ujar Deon.
Sementara ibunda TAS dengan tegar dan tenang memaparkan banyak momen manis bersama anaknya yang sangat tulus. Salah satu momen yang paling mengena adalah saat TAS bilang ibunya cantik setelah berdandan.
"Sebagai perempuan, kita kadang perlu dibilang cantik. Jadi TAS adalah orang yang kalau saya habis dandan, saya sering kali bilang 'ini mami mau pergi gini sudah cantik belum'. 'Sudah mami paling cantik'. Terlalu banyak sweet memories bersama TAS dengan segala kelembutannya," kata sang ibunda.
Baca juga: 5 Fakta Baru Kasus Bunuh Diri Mahasiswa Unud |
Sebelum kepergiannya, TAS diketahui sedang mengikuti kelas baptis. Pada Rabu sebelum kejadian, ia membawa berkas persyaratan baptis berupa foto. Foto itu akhirnya dipajang dalam doa bersama. Bagi ibunda TAS, itu menjadi foto yang paling sempurna.
"Foto ini pun saya sangat bersyukur, ini biasanya kalau di foto itu agak miring. Kalau buat saya, ini foto yang perfect, his perfect picture," ujar ibunda TAS.
Dengan penuh ketegaran, sang ibu mengaku telah mengikhlaskan kepergian putranya dan menyerahkannya sepenuhnya kepada Tuhan.
"Jadi nggak ada yang perlu disedihkan karena semua ini sungguh indah dan ada di dalam rancangannya Tuhan. Buat teman-teman semua, mari review kembali hidup kita masing-masing," ajak ibunda TAS.
Diketahui, Kepolisian Resor Kota (Polresta) Denpasar mengungkap TAS melompat dari gedung lantai empat, bukan dari lantai dua seperti informasi yang beredar sebelumnya.
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polresta Denpasar, Kompol I Ketut Sukadi, mengungkapkan hal itu berdasarkan keterangan saksi yang juga mahasiswa berinisial NKGA. Saat kejadian, NKGA berada di lantai empat untuk menunggu dosen bersama temannya.
"Rabu, 15 Oktober 2025, pukul 08.30 Wita pada saat saksi kuliah dan sedang menunggu dosen, saksi bersama temannya inisial D duduk di teras depan kelas, lantai empat kampus diskusi tentang mata kuliah," ungkap Sukadi, Kamis (16/10/2025) malam.
Kepada polisi, NKGA menyebut TAS tiba-tiba muncul dan keluar dari lift. Saat itu, TAS disebut dalam kondisi panik sembari mengamati situasi sekitar.
"Kurang lebih 15 menit kemudian datang korban dari arah pintu lift, dengan posisi menggendong tas ransel dan memakai baju putih. Terlihat seperti orang panik dan seperti melihat-lihat situasi sekitar kampus," imbuh Sukadi.
TAS juga disebut sempat duduk di kursi panjang yang berada di sisi barat kelas. Karena saksi tidak mengenali TAS, ia tidak memperhatikan lebih lanjut.
Beberapa saat kemudian, TAS melompat dari lantai empat. Sontak, mahasiswa lain bersama petugas keamanan kampus bergegas mengevakuasi dan membawa korban ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah, Denpasar.
(hsa/hsa)