Rizki Ardiansyah, seorang pekerja mekanik di salah satu bar di Nusa Penida, Klungkung, yang hilang sejak Selasa (14/10/2025) hingga kini masih dicari oleh tim SAR gabungan. Sebelum hilang, Rizki melakukan spearfishing (memanah ikan) di Perairan Kutampi sekitar pukul 17.00 Wita, Senin (13/10/2025). Diketahui, Rizki merupakan warga Labuan Kenangan, Kecamatan Tambora, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Saksi mata mengatakan korban turun ke laut sendirian dengan perlengkapan yang minim. Korban hanya menggunakan tabung oksigen, tembakan ikan, pemberat dan celana tanpa baju. Rekan korban mulai curiga karena korban tak muncul ke permukaan, padahal sudah kurang lebih 15 menit menyelam," ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya, kepada detikBali, Kamis (16/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar pun menggerakkan rigid inflatable boat (RIB) dengan lima personel dari Unit Siaga SAR Nusa Penida. Mereka bertolak dari Dermaga Sampalan pada pukul 10.50 Wita.
"Tim yang dikerahkan sudah dilengkapi peralatan diving untuk menyelam melakukan pencarian, kemungkinan korban terbawa arus bawah laut," imbuh Sidakarya.
Tim SAR menurunkan personel untuk pencarian di sekitar lokasi korban terbawa arus. "Kami sudah perhitungkan pergerakan arus dan angin, terukur dari posisi korban memulai aktivitas spearfishing," jelas Sidakarya.
"Sampai jam 6 sore (Kamis) tadi masih dilakukan pencarian korban. Penyelamannya sudah tidak dilakukan. Hari pertama dan kedua sudah dioptimalkan. Jadi, kami lanjutkan di permukaan," sambung Koordinator Unit Siaga SAR Nusa Penida, Cakra Negara kepada detikBali, Kamis (16/10/2025).
Alasannya, masih banyak aktivitas diving yang berlangsung di Perairan Kutampi. Cakra memperhitungkan dari situasi itu, korban seharusnya sudah bisa ditemukan. Namun, dengan kuatnya arus, ada dugaan korban sudah berpindah lokasi.
Kondisi geografis di Nusa Penida, Cakra berujar, menjadi tantangan tersendiri. Musababnya, terdapat banyak palung yang yang berjarak 50 meter dari bibir pantai. Untuk itu, pihaknya tidak bisa memperluas penyelaman.
"Kami tidak bisa membuat square untuk memperluas penyelaman. Kalau pun kami agak ke tengah, itu sudah gelap. Sudah ratusan ke dasar, tidak mungkin bagi manusia normal seperti kami," tambah Cakra.
(hsa/hsa)