Drama politik terjadi di Prancis. Sebastien Lecornu (39), yang baru empat hari lalu mundur dari jabatannya, kembali ditunjuk sebagai Perdana Menteri (PM) oleh Presiden Emmanuel Macron.
Dirangkum detikcom, Minggu (12/10/2025), Macron kembali menunjuk Lecornu yang sebelumnya menjabat Menteri Pertahanan Prancis pada Sabtu (11/10). Penunjukan ini dilakukan hanya beberapa hari setelah Lecornu mengundurkan diri dari jabatan yang sama.
Sebelumnya, Macron menunjuk Lecornu sebagai PM pada Rabu (10/9/2025), menggantikan Francois Bayrou yang kalah dalam mosi kepercayaan di parlemen pada Senin (8/9). Lecornu menjadi perdana menteri ketujuh dalam masa jabatan Macron.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Macron menugaskan Lecornu untuk menjajaki dialog dengan kekuatan politik di parlemen demi menyepakati anggaran negara.
"Presiden Republik telah mempercayakan saya dengan tugas membangun pemerintahan dengan arah yang jelas: mempertahankan kemerdekaan dan kekuasaan kita, mengabdi kepada rakyat Prancis, serta stabilitas politik dan kelembagaan demi persatuan negara," ujar Lecornu usai ditunjuk.
Namun, Prancis tengah berada dalam krisis politik yang semakin dalam sejak Macron memutuskan menggelar pemilu mendadak pada musim panas lalu. Langkah itu justru menghasilkan parlemen yang terpecah menjadi tiga blok besar yang saling bersaing.
Pengunduran Diri Mendadak
Drama politik kian memuncak pada Senin (6/10) malam waktu Prancis. Lecornu secara tiba-tiba mengundurkan diri, hanya sehari setelah mengumumkan susunan kabinetnya.
Menurut laporan Le Monde dan AFP, pengunduran diri itu disampaikan ke Istana Elysee dan diterima oleh Macron pada pagi hari yang sama.
Dengan pengunduran dirinya, Lecornu tercatat sebagai PM Prancis dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah modern negara itu. Ia meninggalkan jabatannya setelah hampir empat minggu dilantik.
Langkah Lecornu menambah ketidakpastian politik di Prancis. Dua pendahulunya, Bayrou dan Michel Barnier, juga tumbang akibat kebuntuan pembahasan penghematan anggaran di parlemen yang terpecah.
Kontroversi Kabinet dan Kritik Politik
Sebelum mundur, Lecornu telah mengumumkan kabinetnya pada Minggu (5/10) malam. Susunan menteri itu nyaris identik dengan kabinet Bayrou, dan langsung menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk dari partai-partai koalisi pemerintahan.
Rencana penghematan anggaran yang dibawa kabinet itu bertujuan mengurangi defisit keuangan negara, namun justru memperdalam perpecahan politik.
Macron Tunjuk Kembali Lecornu
Empat hari setelah pengunduran dirinya, Macron kembali menunjuk Lecornu menjadi PM Prancis. Keputusan ini menimbulkan reaksi keras dari oposisi maupun sekutu politik Macron sendiri.
"Presiden Republik ini telah mencalonkan Bapak Sebastien Lecornu sebagai perdana menteri dan menugaskannya untuk membentuk pemerintahan," demikian pernyataan resmi Elysee Palace yang dikutip AFP.
Lecornu mengaku menerima kembali penunjukan itu "karena kewajiban." Dalam pernyataannya di platform X, dia mengatakan, "kita harus mengakhiri krisis politik" yang melanda Prancis.
Ia menegaskan akan melakukan "segala hak yang dimungkinkan" untuk memastikan anggaran negara disahkan sebelum akhir tahun, serta menempatkan pemulihan keuangan publik sebagai "prioritas untuk masa depan kita".
Lecornu juga memperingatkan siapa pun yang bergabung dalam pemerintahannya agar berkomitmen menyingkirkan ambisi pribadi untuk pemilihan presiden 2027. Macron sendiri, yang menghadapi krisis domestik terburuk sejak awal masa jabatannya pada 2017, belum memberikan pernyataan publik.
Reaksi Oposisi
Penunjukan kembali Lecornu menuai kecaman keras. Pemimpin partai sayap kanan National Rally, Jordan Bardella, menyebut langkah Macron sebagai "lelucon buruk" dan berjanji segera mengupayakan pemungutan suara terhadap kabinet baru.
Sementara Partai Sosialis, yang menjadi kelompok penentu di parlemen, menyatakan mereka "tidak mencapai kesepakatan" dengan Lecornu dan mengancam akan menggulingkan pemerintahannya jika tidak ada kesepakatan untuk menangguhkan reformasi pensiun 2023 yang menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun.
Simak Video "Video: Macron Sepakat dengan Trump di Sidang PBB, Desak Rusia Akhiri Perang"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)