Tudingan Projo ke Kelompok Kalah Pilpres Ingin Pecah Belah Prabowo-Jokowi

Tudingan Projo ke Kelompok Kalah Pilpres Ingin Pecah Belah Prabowo-Jokowi

Dwi Rahmawati - detikBali
Selasa, 07 Okt 2025 09:45 WIB
Prabowo dan Jokowi makan malam bersama di Bakmi Jowo Bu Citro
Jokowi dan Prabowo. (Foto: Instagram/@prabowo / YouTube Prabowo Subianto)
Jakarta -

Wakil Ketua Umum (Waketum) Projo Freddy Damanik sepakat dengan pernyataan Waketum PSI Andy Budiman yang menilai ada pihak ingin menjauhkan Presiden Prabowo Subianto dari Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Freddy menyebut kelompok yang kalah di Pilpres 2024 hingga tokoh yang menarasikan 'matahari kembar' ingin hubungan keduanya tampak tidak harmonis.

"Kami Projo juga melihat ada pihak-pihak yang berfantasi hubungan Presiden Prabowo dengan Presiden Jokowi menjadi jauh dan terpisahkan. Mereka bahkan berusaha mengadu domba dan memecah belah kedua pemimpin ini dan para pendukungnya tentunya dengan narasi-narasi yang terus menerus mereka mainkan. Misalnya dengan narasi 'matahari kembar', 'cawe-cawe', 'pemakzulan Gibran'," kata Freddy kepada wartawan, Selasa (7/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Freddy mengatakan pihak tertentu berharap Presiden Prabowo akan menjauhi Jokowi dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka karena dianggap sebagai beban. Ia menilai kelompok itu ingin hubungan kedua tokoh tersebut retak.

"Terus menyerang Jokowi dan Gibran dengan ijazah palsu, tentunya mereka berharap agar Presiden Prabowo menganggap Jokowi-Gibran sebagai beban. Tentunya pihak-pihak yang berfantasi hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi pecah punya kesadaran dan berharap kalau hubungan kedua tokoh ini pecah," ungkap Freddy.

ADVERTISEMENT

"Maka pemerintahan Prabowo-Gibran akan menjadi lemah dan tidak akan dipercaya rakyat lagi sehingga pada kontestasi pemilu 2029 mereka berharap calon yang mereka usung akan memenangkan kontestasi," tambahnya.

Menurut Freddy, upaya memecah belah tersebut tidak akan berhasil karena Jokowi dan Prabowo sama-sama dianggap sebagai negarawan yang mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi.

"Kedua pemimpin tersebut juga sudah matang secara politik sehingga upaya adu domba dan pecah belah pihak pihak tersebut tidak akan berhasil memisahkan Presiden Prabowo dan Pak Jokowi," ucap dia.

Freddy menyinggung pertemuan antara Prabowo dan Jokowi beberapa waktu lalu di Kertanegara, Jakarta Selatan. Ia menilai Jokowi akan terus memberikan masukan kepada Prabowo berdasarkan pengalamannya memimpin Indonesia selama 10 tahun.

"Pak Jokowi selaku Presiden yang sudah berpengalaman memimpin Indonesia selama 10 tahun akan selalu hadir memberikan saran-sarannya kepada Presiden Prabowo agar program-progam Prabowo Gibran bisa berjalan dan rakyat menjadi sejahtera," ucap Freddy.

"Pihak-pihak yang terus menerus berusaha memperkeruh hubungan Presiden Prabowo dan Pak Jokowi adalah orang-orang atau kelompok yang sakit hati dengan Pak Jokowi, kelompok yang kalah Pilpres 2024 kemarin, kelompok yang tidak ingin Pak Prabowo memimpin Indonesia," sambungnya.

Disebut demi Ambisi 2029

Freddy menilai pihak yang menginginkan hubungan Prabowo dan Jokowi retak memiliki kepentingan politik pada Pemilu 2029. Menurutnya, upaya itu sudah mulai dilakukan sejak sekarang.

"Dan tentunya kelompok yang ingin merebut kekuasaan pada pemilu 2029, dan tentunya atas kesamaan kepentingan di 2029 bisa saja semua kelompok tersebut bersatu untuk terus menerus merusak hubungan Presiden Prabowo dan Pak Jokowi," kata dia.

Pertemuan Prabowo dan Jokowi

Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkap pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Prasetyo menyebut keduanya membahas persoalan kebangsaan hingga masukan terkait arah pemerintahan ke depan.

"Tentu banyak hal yang dipercakapkan mengenai masalah-masalah kebangsaan. Termasuk memberikan masukan ke depan sebaiknya seperti apa untuk beberapa hal," kata Pras kepada wartawan usai acara HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/10).

Politikus Partai Gerindra itu menilai pertemuan keduanya merupakan hal yang wajar. Lokasi pertemuan, kata Prasetyo, disesuaikan dengan posisi keduanya saat itu.

"Memang silaturahmi di antara dua pemimpin Presiden ke-7 dan Presiden ke-8. Kalau Pak Prabowo berkesempatan ke Jawa Tengah, beliau yang sowan atau mampir. Kebetulan Pak Presiden ke-7, Pak Jokowi ada di Jakarta. Sudah, janjian ketemu waktunya makan siang," jelas dia.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kata Budi Arie soal Peluang Gabung Gerindra atau PSI"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads