Nasib Pilu Raya, Bocah 4 Tahun yang Tewas karena Tubuh Dipenuhi Ribuan Cacing

Regional

Nasib Pilu Raya, Bocah 4 Tahun yang Tewas karena Tubuh Dipenuhi Ribuan Cacing

Syahdan Alamsyah - detikBali
Selasa, 19 Agu 2025 17:52 WIB
Cacing gelang di tubuh seorang wanita dari India.
Ilustrasi cacing gelang. (Foto: Facebook/Harry Welling)
Denpasar -

Kisah pilu dialami Raya, bocah perempuan berusia 4 tahun asal Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawab Barat. Ia meninggal dunia dengan tubuh dipenuhi ribuan cacing gelang (askariasis).

Peristiwa ini terekam dalam sebuah video berdurasi sembilan menit yang diunggah lembaga filantropi Rumah Teduh dan viral di media sosial.

Video itu menggambarkan bagaimana Raya dirawat di ICU tanpa identitas kependudukan maupun kartu BPJS. Kondisinya kritis, hingga cacing hidup keluar dari hidung, mulut, dan anus. Tayangan tersebut kini sudah ditonton lebih dari 10 juta kali di Facebook dan memicu perbincangan publik soal kemiskinan, akses layanan kesehatan, dan pola hidup di pedesaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelusuran detikJabar menemukan Raya tinggal bersama ayahnya Udin, ibunya Endah, serta kakak perempuannya di rumah semi panggung berdinding papan GRC di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan.

ADVERTISEMENT

Edah (40), kerabat yang pertama kali melaporkan kondisi Raya ke relawan, mengaku menyaksikan sendiri bagaimana cacing sepanjang 15 sentimeter keluar dari hidung sang balita.

"Iya, satu dari hidung mah emang itu ada, saya lihat. Saya kira itu alat dari rumah sakit. Katanya ibu itu ada apa dari rumah sakit bukan, enggak tau katanya. Bukannya di sini enggak pasang. Eh saya mah enggak pasang kata perawat. Pas dilihat uteuk-utekan itu cacing," kata Edah, dilansir dari detikJabar, Selasa (19/8/2025).

Ia mengatakan keluarga tidak memiliki KK maupun BPJS. Kondisi itu membuat proses pengobatan Raya tersendat, hingga akhirnya ia melapor ke relawan Rumah Teduh untuk mencari bantuan.

Plt Camat Kabandungan, Budi Andriana, mengonfirmasi kasus ini terjadi di wilayahnya. Menurutnya, keterbatasan ekonomi keluarga Raya membuat pola asuh anak kurang terpantau.

"Sebetulnya itu terkait pola asuh, memang terkait pola asuh bukan kewenangan kami, karena terkait dengan keluarga. Mungkin tadi ketika ada kasus seperti itu, kami pun awalnya tidak tahu, alhamdulillah dengan koordinasi sebetulnya sudah berjalan," ujar Budi.

Ia menyebut, keluarga Raya memang sudah lama hidup dalam kesulitan. Bahkan ketika petugas mencoba mengurus administrasi kependudukan, keluarga sempat menghilang dua hari. Kondisi itu membuat pemerintah kecamatan kesulitan menindaklanjuti.

"Yang saya khawatirkan ketika diberi obat dari puskesmas terkait dengan cacing atau apa itu tidak diberikan. Tapi alhamdulillah dari kejadian itu menjadi pantauan kami secara berjenjang," kata Budi.

Penanganan Medis

Rumah Raya di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan KabandunganRumah Raya di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

Raya masuk IGD RSUD Syamsudin, Kota Sukabumi, pada 13 Juli 2025, sekitar pukul 20.00 WIB. Ia datang dalam keadaan tidak sadar sejak sehari sebelumnya.

"Pasien datang dibawa keluarga dan tim pengantar dalam keadaan tidak sadar. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan syok atau kekurangan cairan berat," jelas dr Irfan, Humas RSUD Syamsudin, Selasa (19/8/2025).

Syok berhasil ditangani, namun kondisi tak kunjung membaik. Saat dirawat di IGD, mendadak cacing hidup keluar dari hidung Raya. Dari pemeriksaan, ia dipastikan menderita askariasis, infeksi akibat cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang berkembang biak di usus.

Infeksi ini terjadi ketika telur cacing tertelan lewat makanan, minuman, atau tangan kotor. Larva bisa berpindah ke organ tubuh melalui aliran darah, bahkan hingga otak.

"Sepertinya pasien sering bermain di tanah tanpa alas kaki. Itu memperbesar risiko infeksi," kata Irfan.

Selain askariasis, Raya juga diduga mengalami komplikasi tuberkulosis meningitis, mengingat kedua orang tuanya sedang menjalani pengobatan TB paru. Kombinasi kedua penyakit itu memperparah kondisinya.

"Raya dibawa ke rumah sakit dalam kondisi terminal. Kalau penilaian saya pribadi sudah amat sangat terlambat dibawa ke rumah sakit. Obat yang kita berikan tidak bisa seefektif itu," jelas Irfan.

Pada 22 Juli 2025 pukul 14.24 WIB, Raya dinyatakan meninggal dunia.

Narasi Pilu dalam Video Viral

Video Rumah Teduh yang viral merekam perjuangan relawan saat mendampingi Raya. Narasi dalam video menyebutkan, relawan harus berpacu dengan waktu mengurus BPJS agar perawatan bisa berlanjut. Namun, proses administrasi berbelit membuat biaya rumah sakit menumpuk hingga tembus Rp23 juta.

"Mulai hari pertama Raya masuk ICU, perjuangan berat dan kesabaran relawan kami betul-betul diuji," demikian salah satu narasi dalam video itu.

Video juga menampilkan momen mengerikan saat cacing ditarik keluar dari hidung, mulut, hingga anus Raya dalam keadaan hidup. Relawan menyebut lebih dari 1 kilogram cacing berhasil dikeluarkan dari tubuh mungil bocah itu, namun kondisinya tidak juga membaik.

"Raya nak, kami nggak pernah nyerah, walau rasanya makin pesimis melihat Raya nggak juga membuka mata. Kami nggak nyerah nak, sampai Raya yang kemudian menyerah pada panggilan-Nya," tutup suara dalam video itu.

Artikel ini telah tayang di detikJabar. Baca selengkapnya di sini!

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: Lagi dan Lagi! Kasus Keracunan Program Makan Gratis Terjadi Lagi"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads