Tokoh Puri Ageng Mengwi Anak Agung Gde Agung bakal menjalani upacara Bhiseka Ratu Ida Cokorda pada 7 Juli 2025. Upacara inti penobatan Raja Mengwi XIII itu digelar di Pura Taman Ayun, Mengwi, Badung, Bali.
Sebelum prosesi di Pura Taman Ayun, rangkaian upacara bhiseka akan didahului dengan pemasangan destar kebesaran oleh Ida Bhagawanta kepada Anak Agung Gde Agung di merajan Puri Ageng Mengwi. Penobatan raja itu melibatkan 11 sulinggih atau pendeta.
Setelah menjalani rangkaian upacara, Ida Bhagawanta akan memberikan pernyataan Bhiseka Ida Cokorda. Setelah itu, barulah diumumkan nama panggilan dan nama lengkap atau gelar suci kepada Anak Agung Gde Agung dan istri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Mengwi ini? Simak sejarah singkat Kerajaan Mengwi dari masa kejayaan hingga keruntuhannya.
Sejarah Singkat Berdirinya Kerajaan Mengwi
Dilansir dari sejarahbali.com, Raja Mengwi pertama yang bertakhta di Puri Ageng Mengwi pada abad ke-17 bernama Cokorda Sakti Blambangan. Sebelum bergelar Cokorda Sakti Blambangan, beliau bernama I Gusti Agung Putu yang merupakan putra patih Kerajaan Gelgel yakni I Gusti Agung Maruti.
Berdirinya Kerajaan Mengwi tidak terlepas dari perjalanan suci I Gusti Agung Putu. Konon, I Gusti Agung Putu memperoleh kesaktian setelah melakukan semedi di Pura Puncak Mangu.
Berbekal kesaktian itu, ia pun mulai memperluas pengaruhnya di wilayah Bali. Kekuatan politik dan militer yang dibentuknya membuat Kerajaan Mengwi mampu menguasai berbagai daerah di Bali, bahkan sampai ke Blambangan, Jawa Timur.
Semula, kerajaan yang didirikan I Gusti Agung Putu dikenal dengan nama Kerajaan Mangopura. Secara harfiah, Mangopura diartikan sebagai 'Kota yang Mulia'.
Lambat laun, pengaruh kerajaan tersebut semakin meluas dan membesar. Selain kekuatan militer, Kerajaan Mengwi juga menjadi pusat spiritual dan kebudayaan. Salah satu warisan spiritual terbesar dari masa pemerintahan I Gusti Agung Putu adalah pembangunan Pura Taman Ayun pada tahun 1710.
Kerajaan Mengwi merasakan masa jaya sebagai kerajaan besar di Pulau Dewata selama lebih dari satu abad. Kerajaan tersebut mulai mengalami kemunduran memasuki akhir abad ke-19.
Faktor utama yang disebut-sebut menjadi pemicu kemunduran ini adalah kekalahan Kerajaan Mengwi dalam berbagai peperangan dengan kerajaan-kerajaan tetangga, seperti Kerajaan Gianyar, Kerajaan Badung, dan Kerajaan Bangli. Walhasil, daerah yang menjadi kekuasaan diambil alih oleh kerajaan yang memenangkan perang.
Setelah banyak wilayah terlepas, kekuatan Kerajaan Mengwi semakin melemah. Puncaknya pada tahun 1891, Kerajaan Mengwi secara resmi ditaklukkan oleh Kerajaan Badung.
AA Gde Agung Jalani Prosesi Abhiseka Cokorda
![]() |
Tokoh Puri Ageng Mengwi Anak Agung Gde Agung bakal menjalani tradisi upacara Bhiseka Ratu Ida Cokorda pada Senin (7/7/2025). Hal tersebut menjadi penantian panjang bagi Puri Ageng Mengwi.
Mantan Bupati Badung itu mengungkapkan langkah mabhiseka Ratu Ida Cokorda dilakukan untuk menjaga eksistensi Puri Ageng Mengwi. Ia berharap upacara tersebut juga dapat meningkatkan kualitas keimanan diri.
"Upacara Bhiseka Ratu Ida Cokorda ini merupakan peristiwa yang sangat bersejarah bagi saya, bagi kami keluarga, Puri Ageng Mengwi," ungkap Gde Agung, dalam keterangannya, Sabtu (5/7/2025).
AA Gde Agung menjelaskan asal-usul dirinya diminta untuk mebhiseka, khususnya permintaan dari keluarga besar puri. Menurutnya, permintaan muncul saat paruman atau rapat besar semeton puri pada 2023.
Pasemetonan Puri Ageng Mengwi itu berasal dari keluarga Puri Gede, Puri Selat, Puri Banyuning Bongkasa, Puri Mayun, Puri Anyar, Puri Kamasan, Puri Muncan Kapal, dan Puri Kapal Kaleran di Puri Saren Kauh Kamasan, Desa Sibanggede, Badung.
Dalam pertemuan keluarga besar puri itu, semua peserta sepakat meminta agar AA Gde Agung bersedia Mebhiseka Ratu Ida Cokorda. Krama atau masyarakat dari 38 desa adat anggota Mangu Kerta Mandala di Kecamatan Mengwi juga mendorong hal serupa.
AA Gde Agung mengaku sudah berpikir matang atas keputusan menjalani abhiseka. Ia mempertimbangkan pentingnya meneruskan tradisi (dresta) puri, menjaga eksistensi Puri Ageng Mengwi. Setelah mabhiseka, Anak Agung Gde Agung dan istri akan dianugerahi gelar suci.
(iws/iws)