Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wadhana telah memanggil Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu untuk membahas persoalan eksploitasi tambang nikel di Raja Ampat.
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Enik Ermawati atau Niluh Puspa dalam acara bersih-bersih sampah di Pantai Kuta, Badung, Bali, Kamis (5/6/2025).
"Kemarin Bu Menteri sudah memanggil langsung Gubernur Papua Barat Daya untuk berbicara dengan hal ini," kata Niluh Puspa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Niluh, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendorong agar Raja Ampat difokuskan sebagai kawasan wisata berbasis kekayaan alam yang dilestarikan.
"Kami berharap itu, kami berharap hal itu tidak dirusak. Itu benar-benar bisa dibiarkan begitu dijaga sebagai warisan untuk anak cucu," ujarnya.
Niluh menilai potensi wisata di Raja Ampat sangat tinggi meskipun jumlah kunjungan wisatawan tidak sebanyak di Bali. Ia menyebut wisatawan yang datang ke Raja Ampat umumnya berasal dari kalangan menengah ke atas.
"Karena biasanya mereka ada yang sewa private jet, tinggalnya juga nggak hanya dua hari, bisa tiga minggu. Bisa bahkan sebulan," tutur mantan wartawan itu.
Ia menambahkan, Kemenpar lebih menekankan kualitas wisatawan ketimbang jumlah kunjungan. Wisatawan yang datang ke Raja Ampat umumnya memiliki kemampuan finansial untuk berlibur dalam durasi lama.
"Tentu dengan harga yang mereka bayar mereka ingin mendapatkan pengalaman yang lebih berkualitas, jadi kita mohon itu dijaga ya," tandas Niluh.
(dpw/dpw)