Dua pria asal Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditemukan tewas di sebuah sungai kering di bawah jembatan Bali Cliff, Kuta Selatan, Jumat (2/5/2025) dini hari. Kedua korban adalah Marselinus Mabor (38) dan Martinus Dangga Dora (30). Diduga, Marselinus dan Martinus mabuk sehingga motor yang mereka tumpangi oleng lalu terjun dari jembatan.
Jasad keduanya ditemukan di kedalaman sekitar 15 meter dari atas jembatan beserta motor jenis matik yang dikendarai. Informasi yang diperoleh di kepolisian, dua korban diduga mabuk setelah pesta minum-minum di rumah temannya di kawasan Jalan Alas Arum, Desa Kutuh, Kuta Selatan, Badung.
"Diduga kuat keduanya kecelakaan tunggal naik motor dalam kondisi mabuk. Saat pulang seusai minum-minum di rumah temannya sekitar pukul 03.00 Wita, korban kehilangan kendali dan terjun ke bawah jembatan," jelas Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa itu diketahui pertama kali oleh teman korban, Kornelis Ngongo (38), yang saat itu juga ikut saat pulang bersama seusai pesta minum. Ia curiga setelah mendengar suara benturan di belakangnya, ketika melintas di TKP.
"Saksi tidak melihat lagi korban di belakangnya. Dia mendengar suara benturan keras dan saksi berbalik arah mengecek sepanjang jalur tapi tidak melihat korban. Cuma menemukan HP korban di atas jembatan," kata Sukadi.
Karena kondisi gelap, Sukadi berujar, saksi mencoba menghubungi temannya yang lain, Yulianus Malo, yang juga ikut bersama saat mereka kumpul-kumpul. Mereka berdua akhirnya melihat dua korban tergeletak di bawah jembatan.
Polisi datang ke TKP untuk mengevakuasi korban. Lantaran medan yang cukup sulit, evakuasi korban dibantu delapan anggota tim Basarnas Denpasar. Petugas Basarnas Bali I Kadek Perdana Yasa mengatakan tim tiba di lokasi sekitar pukul 07.50 Wita dan mulai turun ke bawah mempersiapkan proses evakuasi korban.
"Tim melakukan penarikan dengan menggunakan peralatan mountaineering. Akhirnya pukul 08.50 Wita kedua jasad korban berhasil dievakuasi dan dibawa ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar," pungkas Perdana.
(hsa/gsp)