8 Kontroversi Gus Miftah: Hina Penjual Es Teh-Toyor Kepala Istri

8 Kontroversi Gus Miftah: Hina Penjual Es Teh-Toyor Kepala Istri

Vincencia Januaria Molo - detikBali
Jumat, 06 Des 2024 07:46 WIB
Gus Miftah klarifikasi soal video viral
Foto: Ustaz Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah. (20Detik)
Denpasar -

Ustaz Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah kerap menjadi sorotan publik. Pemuka Agama Islam itu akhir-akhir ini kembali membuat kontroversi yang memicu perdebatan di tengah masyarakat dengan mengolok-olok pedagang es teh saat pengajian di Magelang, Jawa Tengah (Jateng).

Gus Miftah yang saat itu mengumpat penjual es teh dengan sebutan goblok menambah daftar panjang kontroversi yang menyeret namanya. Berikut merupakan delapan kontroversi Gus Miftah yang menuai banyak kecaman publik.


1. Menghina Pedagang Es Teh

Baru-baru ini viral sebuah video Gus Miftah mengolok-olok seorang pria bernama Sunhaji yang sedang berjualan es teh saat acara Magelang Berselawat pada akhir November 2024. Dalam video tersebut nampak Gus Miftah menghina Sunhaji dan diikuti oleh tawaan orang-orang di sekitarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tindakan Gus Miftah menghina Sunhaji menuai kecaman publik. Publik menilai etika Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan itu buruk dan tidak pantas. Tindakannya ini mengundang reaksi negatif dari banyak pihak, yang menilai seorang tokoh agama seharusnya bisa lebih bijak dalam berbicara dan tidak merendahkan orang lain, apalagi pedagang kecil yang berjuang mencari nafkah.

2. Menoyor Kepala Istri di Depan Umum

Pada 2024, Gus Miftah melakukan aksi yang sangat disayangkan untuk seseorang yang dikenal paham dengan agama. Berada di depan publik, Gus Miftah kedapatan menoyor kepala istri. Berdalih candaan, apa yang dilakukan olehnya tetap membuat publik kesal.

ADVERTISEMENT

3. Bagi-Bagi Duit Saat Kampanye

Di kawasan Pamekasan, Madura, Gus Miftah pernah membagikan uang kepada jemaah pada Januari, yang kemudian memunculkan tudingan politik uang menjelang Pemilu 2024. Meskipun mendapat kritikan, Miftah menegaskan jika uang yang diberikan merupakan bentuk sedekah. Namun, tindakannya menuai kontroversi dan menimbulkan berbagai spekulasi tentang motif di balik pembagian uang yang dia lakukan.

4. Sebut PKS Sebagai Partai Wahabi

Pada Januari 2024, Gus Miftah menciptakan polemik baru dengan menyebut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai yang identik dengan kaum Wahabi. Dalam ceramahnya di Lampung, Miftah mengungkapkan rasa ketidakpercayaannya terhadap kerja sama antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan PKS. Pernyataannya ini mendapatkan reaksi keras dari kader PKS dan para pendukungnya merasa tersinggung dengan tuduhan dan pernyataan Miftah.

5. Hina Pendakwah Lain

Pada tahun 2022, Gus Miftah terlibat kontroversi mengenai dugaan penghinaan terhadap seorang pendakwah, Ustaz Khalid Basalamah. Kejadian ini bermula ketika Gus Miftah menggelar sebuah pagelaran wayang di Pondok Pesantren Ora Aji. Gus Miftah melontarkan kata-kata yang merendahkan ustaz Khalid dan memicu perdebatan publik.


6. Dakwah di Gereja

Pada 2021, Gus Miftah membuat kejutan dengan berdakwah di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Aksinya menuai kecaman dari berbagai pihak yang menilai seorang ulama seharusnya tidak melakukan dakwah di tempat ibadah non-Muslim.

7. Dakwah di Kelab Malam

Pada suatu kesempatan Gus Miftah menyatakan dakwah bisa dilakukan di mana saja, bahkan di kelab malam. Menurutnya, dakwah tidak harus selalu dilakukan di masjid atau tempat ibadah, tetapi bisa juga menjangkau tempat-tempat yang dianggap sebagai pusat hiburan malam. Hal ini memicu perdebatan publik yang dinilai kurang baik.

8. Bandingkan Larangan Speaker Masjid dengan Dangdutan

Gus miftah pernah membuat publik marah ketika membandingkan larangan penggunaan speaker masjid untuk tadarus Al-Qur'an saat Ramadan dengan acara dangdutan. Kritiknya tersebut disampaikan ketika ia berdakwah di Desa Bangsri, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim). Perbandingan yang dilakukannya itu dianggap tidak tepat dan menimbulkan kemarahan di kalangan masyarakat.

Artikel ini ditulis oleh Vincencia Januaria Molo, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(iws/iws)

Hide Ads