Nasional

Analisis Komposisi Menteri Prabowo, CSIS: Kabinet Presidensial Rasa Parlementer

Lisye Sri Rahayu - detikBali
Rabu, 16 Okt 2024 08:32 WIB
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. (Foto: Pradita Utama)
Denpasar -

Sejumlah nama telah dipanggil Presiden terpilih Prabowo Subinto ke kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Nama-nama tersebut akan dipilih untu menduduki jabatan menteri dan wakil menteri di kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Pengamat politik memberikan analisisnya terkait gambaran atau komposisi menteri yang akan dibentuk Prabowo.

Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mulanya menyebut bahwa Prabowo mempertahankan sejumlah menteri era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, nama-nama tersebut dipertahankan karena dianggap cocok dengan pos kementerian yang telah dipimpinnya.

"Memang ada semacam kebutuhan dari sisi presiden baru, untuk mempertahankan nama-nama yang dianggap fit atau cocok dengan pos-pos kementerian, nama-nama itu diambil dari kabinet sebelumnya, misalnya Bu Sri Mulyani, Pak Budi Gunadi Sadikin, Pak Sakti Trenggono, Pratikno, Erick Thohir, jadi saya melihat ada kecenderungan orang-orang yang berasal dari kabinet pemerintahan Pak Jokowi sebelumnya itu terutama dari teknokrat atau profesional itu tetap dipertahankan," kata Arya, dilansir dari detikNews, Rabu (16/10/2024).

Arya menilai Prabowo dilema dalam penyusunan kabinet. Prabowo sadar kabinetnya akan gemuk karena mengakomodir partai politik pendukung.

"Yang kedua, pembacaan saya itu memang ada semacam dilema dari sisi Pak Prabowo. Dia sadar bahwa kabinetnya gemuk karena kebutuhan untuk mengakomodasi partai di koalisi, tapi pada saat yang sama ingin juga membentuk kabinet yang diisi oleh teknokrat-teknokrat, makanya kemudian ada kombinasi seperti itu," tutur dia.

Dinilai Pertahankan Hubungan Baik dengan Jokowi

Dari sejumlah nama-nama calon menteri yang dipanggil, kata Arya, Prabowo ingin mempertahankan hubungan baik dengan Jokowi. Sehingga, kata dia, Prabowo mempertahankan 'orang Jokowi' pada kabinetnya mendatang.

"Saya kira ada usaha juga untuk mempertahankan hubungan baik dengan Pak Jokowi, makanya beberapa nama yang kembali dijadikan menteri sebenarnya nama-nama yang punya hubungan dekat, atau dianggap dalam tanda kutip orangnya Jokowi ya, sepertinya Pak Pratik, Budi Arie, Bahlil, Pak Erick, jadi ada kebutuhan juga untuk itu," jelasnya.

Menurut Arya, ada PR besar yang akan dihadapi pemerintah mendatang terkait jumlah kementerian. Menurutnya, banyaknya kementerian akan berdampak pada kecepatan kinerja.

"Saya kira memang ini adalah PR yang besar apakah dengan koalisi yang besar ini membuat pemerintahan bisa bergerak cepat, lincah, karena birokrasinya tentu akan gemuk, ini tentu akan menyulitkan pemerintah untuk bergerak lebih lincah, tapi mungkin ada pandangan lain juga dari sisi pemerintahan baru bahwa kalau kita lihat dari nama-nama yang dipanggil itu," tutur dia.

"Mungkin presiden merasa ada kebutuhan khusus dalam rangka menghadapi tantangan ke depan, makanya pos wakil menteri diminta tugas khusus, misalnya ada yang ketenagakerjaan, di Menlu ada untuk Timur Tengah, ada yang untuk Amerika wamennya, ada yang wamendagri khusus pemilu, ada yang perumahan," imbuhnya.

Kabinet presidensial rasa parlementer. Apa maksudnya? Baca di halaman selanjutnya..



Simak Video "Video: Daftar 11 Pejabat yang Dilantik Prabowo Hari Ini"

(dpw/dpw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork