Air adalah salah satu elemen paling penting bagi kehidupan di Bumi. Bahkan, sekitar 71 persen permukaan Bumi terdiri dari air. Tanpa air, Bumi hanya akan menjadi gurun tandus yang tak memiliki kehidupan.
Namun, pernahkah Anda bertanya dari mana asal usul air di Bumi ini berasal? Bagaimana air yang sekarang meliputi sekitar 71 persen di permukaan Bumi bisa ada di planet ini? Perdebatan mengenai asal usul air di Bumi ini sudah menjadi topik perdebatan ilmiah selama bertahun-tahun.
Lantas, bagaimana sebenarnya proses terbentuknya air? Dilansir dari BBC Sky Night Magazine, ilmu tentang planet sudah memberikan jawaban tentang dari mana sebenarnya air berasal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana Air Bisa Terbentuk?
Molekul air bisa terbentuk karena adanya reaksi kimia antara molekul hidrogen dan molekul pembawa oksigen seperti karbon monoksida di ruang antarbintang. Tata surya mewarisi airnya dari butiran antarbintang yang berlapis es di awan debu tempat matahari dan planet lainnya terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun lalu.
Air di tata surya terkunci dalam dua bentuk utama. Air yang lebih jauh dari matahari memiliki suhu rendah dan membentuk benda es seperti komet. Sedangkan air yang lebih dekat ke matahari bereaksi dengan material berbatu dan membentuk mineral terhidrasi.
Air bumi diperkirakan berasal dari asteroid dan komet yang menabraknya. Sebagian besar air ini ditambahkan ke mantel bumi saat ia terbentuk dan dilepaskan dari dalam oleh aktivitas vulkanik berikutnya.
Misi Hayabusa
Pada 2019, misi Hayabusa, yang dilakukan oleh badan antariksa Jepang JAXA, memperkuat gagasan bahwa asteroid mungkin menjadi sumber air di bumi. Misi tersebut mengungkapkan peran penting asteroid dalam studi penelitian yang telah diterbitkan di Science Advances.
Pada 2010, wahana antariksa Hayabusa berhasil mengambil beberapa butiran dari permukaan asteroid 25143 Itokawa. Dengan menembakkan ion ke sampel yang dibawa Hayabusa, para peneliti dapat mengetahui apakah ada air di dalam dua butiran tersebut. Dengan demikian, mereka dapat mengetahui komposisi permukaan asteroid.
Butiran ini berukuran kurang dari 40 mikron, atau 0,04 milimeter. Selain itu, tiap butiran terbuat dari berbagai mineral. Oleh karena itu, ion yang ditembakkan oleh peneliti harus fokus pada mineral-mineral tertentu. Studi ini berfokus pada analisis piroksen dan besi.
Dengan menggunakan teknik yang sangat sensitif, para peneliti menemukan dan mengukur jumlah air yang sangat kecil karena struktur kristal piroksen tidak memiliki ruang yang memungkinkan air masuk.
Hasilnya, butiran tersebut mengandung hingga 1.000 ppm (parts per million) air, atau dengan konsentrasi hanya 0,001. Dengan demikian, para peneliti dapat memperkirakan jumlah air secara keseluruhan di asteroid 25143 Itokawa, yaitu berkisar antara 160 dan 510 ppm.
Studi ini juga menemukan bahwa komposisi isotop hidrogen di dalam air 25143 Itokawa sangat dekat dengan Bumi. Hal inilah yang menunjukkan bahwa sumber air di Bumi sama dengan butiran yang dibawa Hayabusa.
Demikian informasi tentang proses atau asal usul adanya air di Bumi. Semoga dapat bermanfaat, ya.
(nor/nor)