Polisi mengatakan peristiwa ini merupakan kecelakaan beruntun. Kecelakaan ini melibatkan tiga kendaraan, yaitu bus Primajasa berpelat nomor B-7655-TGD, GranMax (B-1635-BKT), dan Daihatsu Terios.
Simak fakta-fakta kecelakaan maut di Tol Jakarta-Cikampek Km 58:
Kronologi
Kapolres Karawang AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengungkapkan awalnya mobil GranMax yang berada di jalur contraflow hendak menepi di bahu jalan, dan masuk ke jalur berlawanan yang mengarah ke Jakarta. Sementara itu, sebuah bus dari arah Cikampek tak bisa menghindari kendaraan GranMax itu. Kecelakaan pun tak terhindarkan hingga mobil GranMax terbakar.
"Kronologinya ada satu unit GranMax yang berada di jalur contraflow arah Cikampek mengalami trouble dan berupaya untuk menepi di bahu jalan kanan, jadi dia masuk ke jalur B yang mengarah ke Jakarta," ujar Wirdhanto, Senin, seperti dikutip dari detikJabar.
"Ketika itu ada bus yang dari arah Cikampek tidak bisa menghindar dan menabrak dan seketika langsung terbakar. Untuk unit GranMax-nya yang berisikan sembilan orang," imbuhnya.
Setelah itu, kendaraan Terios menabrak bus dan GranMax hingga mobil itu ikut terbakar. "Selanjutnya juga ada satu Terios yang mengalami dampak dan menabrak bus dan juga ikut terbakar," kata dia.
![]() |
Pengakuan Sopir Bus
Heri, sopir bus yang terlibat dalam insiden tersebut, mengungkap cerita detik-detik terjadinya kecelakaan. Ia mengaku bus yang dikemudikannya ditabrak dari depan dan belakang saat melaju dari arah Bandung menuju Jakarta di jalur contraflow.
"Saya datang dari timur (arah Bandung) kaget aja tiba-tiba ada GranMax nabrak kepala (bagian depan bus), terus saya menepi ke kiri," ucap Heri di sela-sela proses evakuasi kendaraan oleh Jasa Marga, Senin, seperti dilansir dari detikJabar.
Saat berupaya menepikan bus ke kiri bahu jalan, Heri juga tak mampu mengontrol bus yang dikendarainya. Sebab, busnya juga ditabrak oleh Daihatsu Terios dari belakang.
"Kondisi (lalu lintas) memang ramai, saya coba menghindar ke kiri, tapi di belakang seperti ada yang menabrak juga. Jadi, nggak kekontrol," imbuhnya.
Heri mengaku tak tahu lagi kejadian setelah peristiwa itu. Dia dan penumpangnya panik saat melihat kepulan asap. Sontak, mereka bergegas turun dari kendaraan untuk menyelamatkan diri.
"Panik lihat asap hitam. Kami semua turun, ada yang luka dua orang, kami bantu keluarkan dari bus," ucap Heri.
Identifikasi Korban
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah mengunjungi RSUD Karawang, tempat para korban dirawat. Dia mengungkapkan perkembangan identifikasi korban kecelakaan di Km 58 Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Sigit mengatakan saat ini sudah ada empat keluarga yang menjalani proses antemortem atau pengumpulan data korban. "Saat ini sedang berlangsung. Sudah ada empat keluarga yang saat ini sudah melaksanakan kegiatan ante mortem," kata Sigit kepada wartawan di RSUD Karawang, Senin, dikutip dari detikNews.
Selain itu, saat ini pihaknya tengah menunggu keluarga lainnya. Pihaknya juga akan aktif menghubungi keluarga korban.
"Dan sisanya tentunya sedang kamu tunggu. Kami juga berupaya untuk menghubungi pihak keluarga korban," katanya.
Sementara itu, Menko PMK Muhadjir Effendy menyebutkan korban tewas terdiri atas tujuh pria dan lima perempuan. "(Korban tewas) tujuh laki-laki, lima perempuan," terang Muhadjir di RSUD Karawang, Senin.
Muhadjir memastikan seluruh korban tewas berasal dari mobil GranMax yang terbakar. Ia juga mengatakan ada dua korban dengan luka ringan dan satu korban dengan luka berat.
"Mengenai korban yang luka ringan dua, luka berat juga satu yang bisa disaksikan bahwa itu berasal dari bus, dari kondektur, dan satu penumpang," ungkap Muhadjir.
![]() |
Polri Lakukan Postmortem dan Antemortem
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau RSUD Karawang tempat 12 jenazah kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek dievakuasi. Jenderal Sigit mengatakan petugas saat ini tengah berupaya mengecek identitas para korban.
"Saat ini yang dilaksanakan oleh kepolisian dan dibantu dengan TNI dengan pemerintah daerah dan dengan rekan-rekan dari Kementerian Perhubungan, kita sedang melakukan upaya untuk mendapatkan ciri-ciri dari korban yang meninggal," kata Sigit di RSUD Karawang, Senin.
Sigit menyebut korban meninggal dunia mengalami luka bakar yang berat. Petugas melakukan postmortem untuk mengungkap identitas para korban.
"Karena memang kondisi lukanya cukup berat sehingga perlu dilakukan langkah-langkah postmortem," katanya.
Dia mengatakan petugas gabungan kini tengah mengambil jaringan di tubuh korban serta properti yang tersisa hingga bisa menentukan identitas korban meninggal dari kecelakaan maut tersebut.
"Dari 12 jenazah terdiri dari 7 laki-laki dan 5 wanita saat ini semuanya sedang dalam proses postmortem untuk mengambil jaringan tubuh kemudian juga properti-properti yang mungkin masih bisa didapat," ujar Sigit.
Artikel ini telah tayang di detikNews dan detikJabar.
(iws/gsp)