Ketersediaan lahan parkir masih menjadi 'PR' (pekerjaan rumah) bagi manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan. Apalagi dalam sehari, jumlah kunjungan pasien rawat jalan berkisar 300-500 orang.
Terkadang parkir pengunjung sampai tumpah ke Jalan Pahlawan, yang terhitung jalur protokol dan persis berada di depan kantor Bupati Tabanan. RSUD Tabanan pun berencana membangun parkir basement pada 2024.
"Terus terang (ketersediaan) parkir masih menjadi persoalan krusial bagi kami," ujar Wadir Bidang Pelayanan dan Pengendalian Mutu RSUD Tabanan IGN Bagus Juniada, Rabu (9/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut perombakan besar-besaran akan dilaksanakan pada 2024. Salah satu objek perombakannya adalah pembangunan ulang poliklinik dan UGD. Dua bangunan tersebut akan dibuat bertingkat. Pada bagian bawahnya nanti akan disertai parkir basement.
Perombakan ini memanfaatkan Dana Alokasi Umum (DAU) yang sedang diperjuangkan. Sejauh ini, nilai DAU yang kemungkinan diperoleh dari pemerintah pusat mencapai Rp 40 miliar.
Selain memanfaatkan basement di bawah poliklinik dan UGD, ruang parkir rumah sakit rencananya juga akan memanfaatkan lahan Dinas Pariwisata Tabanan di Jalan Diponegoro atau sebelah barat RSUD Tabanan.
"Kantor Dinas Pariwisata juga (rencananya) akan dibongkar jadi lahan parkir. Tapi, ini baru rencana ya. Khusus untuk pembongkaran kantor Dinas Pariwisata itu anggarannya lain lagi. Nanti sesuai dengan arahan bupati," tegasnya.
Ia berharap perencanaan ini bisa menjadi solusi perparkiran di RSUD Tabanan, yang selalu menjadi persoalan krusial dari waktu ke waktu. Meski saat ini solusi tersebut berupaya dipecahkan dengan penataan taman.
Serta bekerja sama dengan Desa Adat Kota Tabanan (DAKT) untuk memanfaatkan lahan setra atau pekuburan. "Mungkin masyarakat belum banyak yang mengetahui (pengalihan lokasi parkir saat ini)," imbuh Bagus Juniada.
Selain pembangunan ulang poliklinik dan UGD, perombakan juga dilakukan terhadap bangunan lainnya, yakni Ruang Bougenvile. Rencananya, ruang bedah ini akan dibangun ulang dan terdiri dari tiga lantai.
Perombakan ruang bedah ini akan memanfaatkan Dana Alokasi Khusus atau DAK yang nilainya diperkirakan mencapai Rp 25 miliar. "Ada juga DAK untuk alkes (alat kesehatan) yang diperkirakan sekitar Rp 11 miliar," imbuhnya.
Saat ini, sambung Bagus Juniada, proses pengusulan DAK dan DAU untuk kepentingan pelayanan RSUD Tabanan masih dalam proses. Setidaknya kepastian mengenai nilai yang akan diperoleh dari pemerintah pusat akan ditentukan pada September 2023.
"Masih perencanaan. Hari ini juga sedang sosialisasi. Kepastiannya saat desk di Jakarta sekitar September. Tapi dengan kondisi (RSUD Tabanan) seperti sekarang, kami optimis dapat (nilai sekian)," tukasnya.
(irb/iws)