Gubernur Bali Wayan Koster mengeklaim pertumbuhan ekonomi Bali sudah mulai pulih pada tahun ini. Menurutnya, ekonomi Bali tumbuh 6,09 persen pada triwulan pertama 2023 dan 5,6 persen pada tiga bulan berikutnya.
Hal itu diungkapkan Koster di depan Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly saat acara Sosialisasi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 Tentang KUHP di Trans Resort, Badung, Bali, Rabu (9/8/2023). "Jadi, di atas ekonomi nasional yang 5,11 persen. Situasi Bali sekarang sudah mulai pulih, meskipun belum 100 persen," kata Koster.
Koster mengakui pertumbuhan ekonomi Bali sempat terpuruk dan menjadi paling rendah dari 34 provinsi lainnya saat pandemi COVID-19. Sebab, 54 persen perekonomian Bali bergantung dari industri pariwisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada tahun 2020, ekonomi Bali mengalami kontraksi minus 9,3 persen, terendah di Indonesia. Paling parah," sebut gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng, itu.
Di sisi lain, Koster menyebut menggeliatnya sektor pariwisata di Bali juga diwarnai dengan banyaknya turis asing yang berulah. Bahkan tak sedikit dari turis mancanegara itu yang berurusan dengan hukum hingga berujung dideportasi.
Sebelumnya, Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Bali mencatat sebanyak 2.954.867 warga negara asing (WNA) yang berkunjung ke Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Januari-Juli 2023. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan warga asing yang datang ke Bali sepanjang tahun lalu sebesar 2.212.770 orang.
Kanwil Kemenkumham Bali juga telah mendeportasi 198 WNA sejak Januari hingga Juli 2023. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan sepanjang 2022, yakni sebesar 188 WNA. Ratusan WNA yang diusir dari Pulau Dewata paling banyak berasal dari Rusia sebesar 56 orang. Setelah itu, disusul Amerika Serikat (14) dan Britania Raya (13).
(iws/irb)