Perwakilan Pecalang Banjar Lumintang I Wayan Gede Arimbawa menuturkan sebanyak 15 personel pecalang telah bertugas sejak pukul 06.00 Wita. Menurutnya, pecalang akan siaga di lokasi tersebut hingga umat muslim selesai melaksanakan salat Idul Adha.
"Ini wujud toleransi beragama untuk menjaga keamanan dan kelancaran pelaksanaan salat umat muslim. Kami bersama-sama menjaga kerukunan beragama," tutur Arimbawa.
Pantauan detikBali, belasan anggota pecalang itu tampak menggunakan kemeja hitam dengan udeng (ikat kepala) dan kain kotak-kotak hitam-putih atau poleng khas Bali. Mereka terlihat berkoordinasi satu sama lain menggunakan handy talky atau HT. Beberapa dari mereka juga ada yang membantu menyeberangkan umat di jalan menuju Lapangan Lumintang.
Menurut Arimbawa, Pecalang Banjar Lumintang sejak dulu selalu dilibatkan dalam berbagai kegiatan keagamaan umat lain. Termasuk saat perayaan Idul Fitri. "Kami selalu dilibatkan dan hadir untuk melakukan pengamanan yang berkaitan dengan toleransi beragama," kata Arimbawa.
![]() |
Keterlibatan pecalang sebelumnya juga terlihat saat acara takbir keliling di Kabupaten Klungkung, pada Rabu malam. Mereka menjaga kelancaran takbir keliling yang berpusat di Kampung Jawa, Kota Semarapura, Klungkung.
Saling bahu-membahu antara umat beragama di Klungkung itu memang sudah menjadi tradisi. Jika ada upacara di pura pun, pecalang Kampung Jawa juga ikut turun membantu keamanan.
Ketua Pengawas PHBI Yayasan Aji Dharma Nirmala Al-Kautsar Paguyangan Jumari menuturkan pelibatan pecalang telah dilakukan sejak awal 2000-an. Ia menyebut umat Hindu dan Muslim di Bali hidup rukun berdampingan.
"Meskipun kami muslim, tapi di Bali ini kami satu kesatuan dan menyama braya (bersaudara). Bukan karena perbedaan agama, kemudian kami tidak bisa bekerja sama," terangnya.
Menurut Jumari, salat Idul Adha di Lapangan Lumintang kali ini diikuti oleh sekitar 7.000 warga yang telah hadir sejak pagi hari. "Pesan moral di Idul Adha ini titik poinnya adalah pengorbanan. Apa yang kita miliki sehingga Islam bisa memberikan keberkahan rahmat bagi semuanya," imbuhnya.
Lokasi salat Idul Adha lainnya digelar di Lapangan Karya Manunggal Sesetan, Sidakarya, Denpasar, Bali. Umat juga memenuhi lapangan tersebut sejak pagi dan salat dimulai pukul 07.15 Wita.
Salah satu warga bernama Sania mengatakan ini merupakan pengalaman pertamanya mengikuti salat Idul Adha di lapangan terbuka. Biasanya, perempuan 21 tahun ini lebih sering mengikuti salat di musala dekat rumahnya. "Ada suasana baru," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali Mahrusun Hadiono mengatakan terdapat 36 lokasi salat Idul Adha 1444 Hijriah di Kota Denpasar hari ini. Lokasi salat Idul Adha itu termasuk yang memanfaatkan lapangan, gedung, maupun masjid dan musala. Namun, masih ada sejumlah tempat salat berjemaah lainnya yang belum masuk data MUI.
(iws/iws)