Bali Ingin Salip Nasional, Bebas Rabies pada 2028

Foto: Kepala Distanpangan Provinsi Bali I Wayan Sunada seusai rapat koordinasi (rakor) di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Selasa (27/6/2023). (Ronatal Siahaan)

Denpasar - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Bali menargetkan Pulau Dewata bebas rabies di tingkat nasional pada 2028. Hal tersebut diungkapkan Kepala DPKP Provinsi Bali I Wayan Sunada.

"Saya punya cita-cita, punya keinginan dan punya target, tahun 2024 minimal gigitan anjing yang menyebabkan orang meninggal sudah tidak ada lagi, itu yang pertama," tegas Sunada sesuai rapat koordinasi (rakor) di Denpasar, Selasa (27/6/2023).

Sunada menginginkan Bali bebas dari rabies di tingkat nasional pada 2028. Di mana target nasional bebas rabies sebelumnya pada 2030.

"Kami mendahului dari pada tingkat nasional, pada 2028 target kami sudah bebas rabies. Kami harus punya target," paparnya.

Untuk mewujudkan target itu, Sunada menuturkan bakal memperluas jangkauan Tim Siaga Rabies (Tisira) ke kabupaten dan desa lain di Provinsi Bali. Sejauh ini, Tisira sudah ada di beberapa kabupaten seperti Jembrana, Buleleng, Badung, dan Karangasem.

"Jadi Tisira itu memang sudah ada di beberapa kabupaten. Jembrana, Buleleng, Badung, Karangasem," kata Sunada.

Dinas DPKP, sambung dia, harus turun ke bawah membentuk Tisira di desa-desa. Sunada menilai Tisira merupakan garda terdepan untuk menuntaskan rabies di Bali.

"Tisira ini sangat penting karena kami sudah punya gagasan sangat luar biasa. Inovasinya sangat luar biasa adanya Tisira ini," imbuhnya.

Sunada mengaku bakal terjun lagi ke Buleleng minggu depan untuk menggandeng Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) untuk melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat.

VAR Dipastikan Aman

Sunada menuturkan vaksin antirabies (VAR) sudah tersedia di Bali. Misalnya, pada Minggu malam (25/6/2023) sebanyak 30 ribu dosis vaksin datang.

"1 Juli akan datang lagi vaksin. Dan 2 Juli bantuan dari Perancis, bantuan dari ASP, 100.000 dosis (datang), dan 7-8 Juli," terangnya.

Selain itu, ada 350 ribu VAR juga akan datang dari dari Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya, Jawa Timur. Sunada memastikan stok VAR di Bali cukup.

"Untuk vaksin, kita nggak perlu khawatir," tegasnya.

Diketahui, populasi anjing di Bali sebanyak 559.000 ekor. Dari jumlah tersebut, sebanyak 49.95 persen sudah tervaksin, termasuk anjing liar.

Hanya saja, kendalanya adalah untuk menyadarkan masyarakat agar tidak melepasliarkan anjingnya. Sejumlah sosialisasi telah dilakukannya, tapi Sunada menyebut belum membuahkan hasil.