Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bali Made Ariandi menanggapi dingin pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Kompetisi sepakbola yang melibatkan Timnas dari 24 negara itu seharusnya digelar pada 20 Mei-11 Juni 2023.
"Kalau kita terpaku pada persoalan itu (pembatalan Piala Dunia U-20), kita tidak bisa maju. Saya di Kadin tidak memikirkan itu. Mudah-mudahan pengambil keputusan di Jakarta sudah bisa mengambil langkah yang terbaik," kata Ariandi, Sabtu (8/4/2023).
Batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tidak terlepas dari mencuatnya penolakan terhadap keikutsertaan Timnas Israel. Salah satu tokoh yang getol menyuarakan penolakan terhadap Timnas Israel adalah Gubernur Bali Wayan Koster.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Israel menjadi satu dari 24 negara yang bertanding pada Piala Dunia Sepakbola FIFA U-20 Tahun 2023. Perhelatan FIFA U-20 itu sebenarnya sudah dipersiapkan di enam provinsi di Indonesia, yakni DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Ariandi menyebut saat ini pariwisata Bali berangsur normal setelah dihantam pandemi COVID-19. Berbagai event internasional juga kembali hadir di Bali. Ia mengaku tak begitu kecewa terhadap pembatalan Piala Dunia U-20 di Bali.
"Enggak ada, apanya yang dikecewain? Namanya pengusaha ya harus berusaha, kita dilahirkan untuk berusaha," imbuhnya.
Ariandi mengakui batalnya Piala Dunia U-20 berdampak terhadap Bali. Hanya saja, menurutnya satu event tidak terlalu memberikan keuntungan bagi Bali.
"Enggak banyak. Official cuma 20 dan 30 kali itu berapa? Sedangkan kita kedatangan tamu 16 ribu per hari minimum," tandasnya.
(iws/efr)