"Tabir Kelam" Made Mawut Tayang Perdana: Bedah Lagu dan Video Musik

Denpasar

"Tabir Kelam" Made Mawut Tayang Perdana: Bedah Lagu dan Video Musik

Ronatal Siahaan - detikBali
Sabtu, 08 Apr 2023 05:30 WIB
Made Mawut bedah video musik Tabir Kelam di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Jumat (7/4/2023).
Foto: Made Mawut bedah video musik "Tabir Kelam" di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Jumat (7/4/2023). Foto: Ronatal Siahaan/detikBali
Denpasar -

Solois delta blues Denpasar Made Mawut merilis video musik untuk single terbarunya Tabir Kelam secara offline di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Jumat (7/4/2023) pukul 19.00 Wita. Berselang 30 menit, Made Mawut merilisnya secara online di kanal Youtube Mawut, pukul 19.30 Wita, Jumat.

Acara ini pun didatangi oleh sejumlah narasumber, seperti Oka Rusmini, Hadhi Kusuma, Baskara Putra, dan Dadang SH Pranoto. Peluncran ini dipandu Dewi Widya.

Pada single yang dirilis 31 Maret lalu tersebut, Made Mawut menggandeng temannya, duo folk Nosstress. Melalui single tersebut, Mawut ingin mengingat peristiwa kelam 65 di Indonesia yang sampai sekarang masih menyisakan banyak misteri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mawut meluapkan keresahannya sekaligus mengajak pendengar untuk ingat akan sejarah negeri ini.

"Peristiwa itu tidak diungkap hingga kini sehingga ada sesuatu yang penting hilang dalam catatan sejarah bangsa ini. Namun seiring berjalannya waktu, alam akhirnya menguak kisah itu, dan salah satunya di Pantai Cucukan, Gianyar," imbuh Made Mawut.

ADVERTISEMENT

Pada opening video di "Tabir Kelam" terlihat lembaran kalender menunjukkan Oktober dan 1965. Melalui musik video yang baru dirilis ini, Mawut bertujuan untuk mengajak pendengar untuk lebih tahu tentang peristiwa kelam 65 dan menolak lupa.

"Apapun yang terjadi di masa lalu ini terlepas dari siapa yang benar atau salah. Bagi saya peristiwa itu patut diketahui kebenarannya oleh tiap generasi, sehingga kita sama-sama bisa belajar dari peristiwa itu dan tak mengulangi lagi," tutur Mawut.

Video musik "Tabir Kelam" juga memperlihatkan beberapa simbol, misalnya sepasang sepatu hitam. Hadhi sebagai sutradara video musik mengungkapkan bahwa sepatu adalah pengantar kisah peristiwa untuk generasi mendatang.

"Di video musik "Tabir Kelam", sepatu adalah pengantar kisah peristiwa itu untuk generasi mendatang, sehingga kita bisa mengetahui sejarah yang terjadi. Terungkap apa adanya agar kelak itu menjadi satu pembelajaran bagi kita semua," pungkas Hadhi.

Hadhi dan Baskara berupaya menampilkan sisi yang lebih optimis, meskipun insiden 65 identik dengan cerita kekerasan dan berdarah-darah.

Sementara, Dadang sebagai produser menganggap sosok Mawut "nyeleneh" dari setiap lirik yang dia ciptakan. Kendati demikian, Dadang mengakui pesan dari lirik tersebut jelas tanpa basa-basi.

"Dan saya sebagai produser album Made Mawut tentu tidak berpikir panjang untuk memutuskan apa yang harus kami lakukan dengan karya ini," kata Dadang.

Bagi Dadang, musik atau karya seni tetap harus berguna. "Lagu ini akan sangat bermanfaat dan menjadi literasi pengetahuan sejarah bangsa melalui musik," lanjutnya.

Made Mawut, lanjut Dadang, kembali hadir dengan tingkat kematangan musikal yang tinggi sebagai penulis lagu yang penting bagi industri musik di Bali




(efr/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads