.webp)
Dinas Perhubungan Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebut bus rute Kupang, Indonesia, menuju Dili, Timor Leste, dibuka karena selama ini transportasi yang tersedia kurang efektif. Padahal, kedua negara tetangga ini letaknya berdekatan.
"Timor Leste kan negara tetangga yang langsung berbatasan dengan Indonesia. Selama ini, transportasi menggunakan bus, tetapi tidak langsung masuk ke sana (Timor Leste). Melainkan berganti bus di pos perbatasan Mota'ain," terang Kepala Dishub NTT Isyak Nuka, Rabu (29/3/2023).
Selain itu, moda transportasi lainnya, laut dan udara pun kurang efektif. Sehingga, perlu dibuka jalur langsung melalui darat agar memudahkan akses langsung antar kedua negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama ini sudah ada transportasi, namun kurang efektif. Makanya, dibuka jalur darat agar mudah dijangkau oleh masyarakat kedua negara," kata Isyak.
Apalagi, ia menilai tarif bus Kupang-Dili yang ditentukan Kementerian Perhubungan sangat murah dibandingkan dengan harga tiket pesawat rute Kupang-Timor Leste.
Tiket bus AC non-toilet dipatok Rp 350 ribu untuk satu kali perjalanan Kupang-Dili dan sebaliknya. Lalu, bus AC dengan toilet dihargai Rp 375 ribu.
Sementara, bus AC dengan fasilitas lengkap, seperti toilet, wi-fi, tv, dan mobile charger dibanderol US$40-US$60 per perjalanan.
"Tarifnya sesuai yang dikeluarkan Ditjen Hubdar Kemenhub," tutur General Manager Perum Damri Kupang Ruslan kepada detikBali, Selasa (28/3/2023).
Damri bersama PT Bagong menjadi penyedia atau operator bus masing-masing sebanyak dua unit dan tiga unit. Total, lima unit dari Kupang, Indonesia, menuju Dili, Timor Leste.
Begitu pula sebaliknya, dari Dili, Timor Leste, tersedia lima bus yang akan memberangkatkan penumpang ke Kupang.
Layanan ini akan berlaku mulai Kamis (30/3/2023) besok. Untuk operasional perdananya, Damri menyediakan kursi gratis. Penumpang hanya perlu membawa paspor dan barang bawaan mereka yang akan diperiksa di pos bea cukai.
Bus rute Kupang-Timor Leste ini merupakan program Angkutan Lintas Batas Negara (ALBN) yang diinisiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tujuannya untuk menggerakkan ekonomi masyarakat antarnegara.
(BIR/irb)
