Tak habis-habis, turis asing kembali berulah di Bali. Seperti, ulah bule Rusia menurunkan celana di Gunung Agung hingga bule menantang pecalang saat prosesi Melasti di Pecatu, yang membuat geram warga Bali.
Bule Rusia Lepas Celana di Gunung Agung
Warga negara asing (WNA) Rusia itu berbuat tak senonoh saat mendaki Gunung Agung, Kecamatan Rendang, Bali, bersama kelompoknya melalui jalur Pengubengan, Desa Besakih. Kelompok bule tersebut diduga tidak menggunakan pemandu karena tidak terdaftar di registrasi dan diperkirakan naik saat dini hari ketika tidak ada penjagaan di jalur tersebut.
Koordinator Pendaki Gunung Agung Jalur Pasar Agung I Wayan Widi Yasa mengatakan berdasarkan pengakuan pedagang di jalur Pengubengan, kelompok bule tersebut yang diperkirakan berjumlah lebih dari tujuh orang itu mendaki pada Sabtu (18/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka diduga camping di puncak Gunung Agung dan baru turun pada Minggu (19/3/2023). "(Mendaki) pagi hari sekali saat tidak ada penjaga, sehingga seluruh bule tersebut langsung naik tanpa ditemani pemandu," jelas Widi Yasa, Senin (20/3/2023).
Ia menilai bule Rusia memang sangat sulit diatur. Sebab, bule Rusia selalu mengaku tidak bisa berbahasa Inggris dan dijadikan alasan agar bisa naik ke Gunung Agung tanpa ditemani pemandu.
Padahal sebenarnya kebanyakan dari mereka bisa berbahasa Inggris. "Bule Rusia memang kebanyakan seperti itu, susah diatur. Kami bukan mau mencari pembenaran tapi memang seperti itu kejadiannya di lapangan," ungkapnya.
Widi Yasa sangat kecewa dengan perilaku bule Rusia tersebut, apalagi dilakukan di puncak Gunung Agung yang sangat disucikan. Menurutnya, sebagai pemandu Gunung Agung, ia dan rekan-rekannya telah menjaga kesucian gunung tertinggi di Pulau Bali itu.
"Sebenarnya kami merasa kecolongan dengan kejadian ini. Kami sangat berharap kepada pihak terkait agar segera bisa menemukan pelaku supaya segera bisa dideportasi dari Indonesia," ungkap Widi Yasa.
Bule Tantang Pecalang Berkelahi
Selain ulah bule Rusia yang meresahkan itu, viral di media sosial turis asing mengamuk ke pecalang karena tidak diberi jalan saat prosesi Melasti di Jalan Labuan Sait, Pecatu, Kuta Selatan, Badung. Bule itu juga menantang pecalang berkelahi.
Bule yang berboncengan dengan teman wanitanya itu, berdebat dengan pecalang di atas motornya. Ia terlihat melontarkan ucapan dengan nada tinggi. Meski telah ditenangkan teman wanitanya, bule yang belum diketahui identitasnya itu tetap tidak terima dan terus mendebat pecalang hingga mengajak duel.
Bendesa Adat Pecatu Made Sumerta mengatakan peristiwa itu terjadi pada Minggu (19/3/2023) sekitar pukul 16.00 Wita. "Iya biasa (bule ngamuk) karena bahasa logat seperti itu kan. Tidak (diamankan), sudah selesai dan tetap komunikasi," kata Sumerta, Senin (20/3/2023).
Ia menjelaskan peristiwa saat prosesi Melasti itu terjadi karena miskomunikasi. Menurutnya, pasangan tersebut bukan tidak diberi jalan, melainkan diberi aba-aba agar melambatkan laju kendaraannya.
"Pas kami habis prosesi dan mau balik, ada kejadian miskomunikasi, disetop akhirnya itu terjadi dan sudah selesai tidak ada persoalan yang serius. Bukan tidak dikasih lewat. Hanya terjadi miskomunikasi, dia mau ikut bersama-sama sehingga dia bisa melewati marka jalan," tandas Sumerta.
Sumerta mengaku saat itu kondisi jalan memang padat dan ramai, sehingga pecalang memberikan arahan kepada semua pengguna jalan agar pelan-pelan. "Mungkin dia tergesa-gesa dan kami juga ada prosesi iring-iringan, dan kalau bersamaan kan bisa mengganggu laju jalur sebelah. Dikasih aba-aba untuk pelan-pelan," pungkas Sumerta.
Video viral itu juga sempat diunggah akun Facebook Niluh Djelantik. Dalam unggahan tersebut disebutkan bule tersebut telah dilaporkan ke Kantor Imigrasi Ngurah Rai dan sedang dicari keberadaannya.
(irb/gsp)