20 Maret diperingati sebagai Hari Dongeng Sedunia. Peringatan Hari Dongeng Sedunia untuk mengapresiasi seni mendongeng. Yuk, tuangkan apresiasi ke dalam setiap kata, gambar, tanda, hingga ekspresi dalam bercerita.
Dongeng yang sudah ada sejak dahulu diwariskan secara turun-temurun sampai saat ini. Dongeng menjadi salah satu komunikasi tertua antar budaya dan ras. Mengapresiasi Hari Dongeng Sedunia, yuk cari tahu sejarahnya!
Mendongeng dianggap sebagai metode komunikasi tak termakan zaman karena selalu memiliki relevansi dengan masa kini. Seni mendongeng dapat disampaikan dalam berbagai bentuk dan bahasa, juga dapat memengaruhi pikiran atau emosi serta merangsang kreativitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahukah kamu, dongeng sudah ada sejak zaman batu berupa lukisan, gambar, dan pesan gua yang sampai hari ini masih menjadi sumber informasi. Sisa-sisa pengetahuan kuno yang mengajarkan tentang masa lalu juga masih dapat ditemui sampai sekarang.
Setiap kali bercerita, bentuk seni mendongeng juga berkembang, dan saat itu orang juga akan bergerak membawa pengalaman mereka melalui cerita dari generasi ke generasi. Bahkan, cerita bisa jadi berlipat ganda seiring berjalannya waktu karena setiap generasi memiliki pengalaman sendiri untuk ditambahkan ke dalam ceritanya.
Seni mendongeng pun tidak hanya sebatas pada kisah nyata yang berisi pengalaman dan informasi. Melainkan juga cerita fiksi tentang dunia khayalan dan imajinasi. Setiap genre mendongeng memiliki tempat khusus dalam kehidupan.
Dedikasi terhadap Hari Dongeng Sedunia pertama kali dilakukan Swedia pada 1991 ketika masyarakat mulai merayakan Alla Berratares Dag. Dedikasi masyarakat Swedia menjadi pionir bagi kesadaran masyarakat dunia mengenai seni mendongeng.
Orang-orang dari seluruh dunia merayakan Hari Mendongeng Sedunia dengan menghidupkan kisah menarik favorit mereka setiap tahunnya. Banyak orang mengunjungi seminar mendongeng, perpustakaan, dan tempat-tempat lainnya untuk ikut mengapresiasi dan memeriahkan perayaan Hari Dongeng Sedunia.
Artikel ini ditulis oleh Niluh Pingkan Amalia Pratama Putri peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/irb)