Hari Hakim Wanita Internasional atau Internasional Day of Women Judges diperingati dalam rangka mempromosikan partisipasi wanita yang setara di berbagai tingkat peradilan. Peringatan tersebut sekaligus sebagai salah satu bentuk upaya United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) untuk mengatasi ketidaksetaraan gender dalam peradilan.
Simak ulasan tentang serba-serbi Hari Hakim Wanita Internasional:
Sejarah Hari Hakim Wanita Internasional
Dilansir dari laman resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kesetaraan dalam peradilan secara historis masih belum merata. Keterwakilan perempuan dalam peradilan dinilai masih kurang.
Masalah integritas yudisial terkait gender, termasuk representasi gender yang tidak setara, menjadi salah satu bidang prioritas yang telah diluncurkan sejak 2018.
Jaringan Integritas Yudisial Global telah menyelenggarakan banyak konferensi maupun webinar tentang topik tersebut. Selain itu, upaya mewujudkan kesetaraan dalam peradilan juga dilakukan melalui penerbitan makalah, podcast, dan berbagai upaya lainnya.
Saat Pertemuan Tingkat Tinggi Kedua Jaringan Integritas Yudisial Global UNODC di Doha, Presiden Vanessa Ruiz dan Ketua Mahkamah Agung Qatar bersama-sama mengusulkan gagasan hari internasional untuk menghormati prestasi hakim perempuan. Yang Mulia Alya Ahmed S. Al-Thani, perwakilan tetap Qatar untuk PBB, dengan ahli mengawasi penyusunan draf negosiasi di PBB.
Majelis Umum PBB kemudian menetapkan Hari Hakim Wanita Internasional untuk diperingati setiap tanggal 10 Maret. Peringatan Hari Hakim Wanita Internasional pun mulai dirayakan pertama kalinya pada 10 Maret 2022.
Fakta-fakta Menarik tentang Wanita di Peradilan
Mengutip informasi dari National Today, berikut adalah beberapa fakta menarik seputar wanita di peradilan:
1. Perwakilan wanita di meja peradilan pada tahun 2017 mencapai 40 persen dari yang semula hanya 35 persen pada 2008.
2. Pada sebagian besar negara Eropa, jumlah perempuan yang menjadi hakim profesional lebih banyak daripada laki-laki. Namun, perempuan mewakili 41 persen hakim di mahkamah agung nasional dan hanya 25 persen menjadi ketua pengadilan.
3. Pada 1937, Justice Anna Chandy menjadi hakim wanita pertama di India yang kemudian menjadi hakim Pengadilan Tinggi (1959). Ia juga menjadi salah satu hakim wanita pertama di dunia.
4. Jasmine Twitty disebut sebagai hakim wanita termuda yang dimana pada usia 25 tahun telah diangkat menjadi hakim di Amerika Serikat.
Ragam Cara Memperingati Hari Hakim Wanita Internasional
Berikut ragam cara yang bisa dilakukan untuk menyemarakkan peringatan Hari Hakim Wanita Internasional 10 Maret:
1. Ikut menyuarakan dan mempromosikan hak-hak wanita dan peran hakim wanita di dunia di platform media sosial
2. Berpartisipasi dalam suatu acara atau kegiatan yang bertema Hari Hakim Wanita Internasional
3. Menyebarluaskan informasi yang tepat mengenai peringatan Hari Hakim Wanita Internasional
Artikel ini ditulis oleh Annisa Anggraeni peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka MSIB di detikcom.
(iws/nor)