Kegiatan Debat yang Dilakukan oleh Anggota Parlemen Termasuk Jenis Debat Apa?

Kegiatan Debat yang Dilakukan oleh Anggota Parlemen Termasuk Jenis Debat Apa?

Zulfa Ardhini - detikBali
Jumat, 03 Mar 2023 15:08 WIB
Ilustrasi debat, kerangka debat.
Foto: Evangeline Shaw/Unsplash
-

Kegiatan debat yang dilakukan oleh anggota parlemen termasuk jenis debat parlementer atau debat majelis. Debat ini berlangsung pada pertemuan tatanan eksklusif, yudikatif, atau legislatif dalam suatu negara.

Arti dari debat adalah sebuah pertukaran pendapat atau pembahasan mengenai suatu masalah dengan tujuan untuk mempertahankan pendapat hingga memenangkan pendapat atau gagasan yang telah dikemukakan.

Dalam hal ini, kegiatan debat yang dilakukan oleh anggota parlemen termasuk pada salah satu jenis debat formal yang dilakukan oleh setiap anggota parlemen dalam merancang sebuah undang-undang. Kegiatan debat dilakukan dengan memberikan suatu pendapat atau menambah dukungan pada undang-undang tertentu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam debat parlementer ini, seluruh anggota parlemen berhak untuk memiliki kesempatan dalam menyampaikan gagasannya atau menentang usul dari anggota majelis lainnya.

Jenis Debat

Dikutip dari Hasna Wijayanti dalam bukunya yang berjudul Bukan Asal Debat, secara umum debat terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut.

ADVERTISEMENT

1. Debat Parlementer

Seperti yang telah dijelaskan di awal, debat parlementer adalah debat yang dilakukan oleh anggota parlemen mengenai konsep parlementer atau perumusan perundang-undangan. Dalam pelaksanaannya, anggota debat biasanya akan memberikan suatu usulan atau menambah usulan mengenai rancangan undang-undang.

Setiap anggota parlemen berhak untuk mengajukan pendapat yang mendukung atau menentang sebuah usulan yang telah disampaikan. Usulan-usulan yang disampaikan ini harus disertai dengan alasan yang kuat dan disampaikan setelah mendapat izin dari pihak majelis debat.

2. Debat Pemeriksaan Ulang

Jenis debat selanjutnya adalah jenis debat pemeriksaan ulang atau disebut juga dengan cross examination debating. Dalam debat ini, kedua belah pihak akan mengajukan serangkaian pertanyaan yang saling berhubungan satu sama lain. Tujuan dari debat pemeriksaan ulang adalah untuk mengetahui sebuah kebenaran.

Debat ini dilakukan dengan mempertahankan posisi masing-masing dan perspektif masing-masing dalam individu maupun tim. Debat pemeriksaan ulang dapat ditemui dalam ranah hukum, seperti persidangan antara hakim dan pengacara.

3. Debat Formal atau Debat Pendidikan

Jenis debat lainnya adalah debat formal atau debat pendidikan. Debat ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada kedua belah pihak dalam mengemukakan sejumlah gagasan atau argumen yang membantah atau mendukung sebuah usul atau argumen kepada para audience.

Dalam debat formal, masing-masing peserta debat akan diberikan jangka waktu tertentu untuk dapat mengemukakan argumentasinya.

Debat formal ini biasanya lebih mengutamakan logika, dan jauh lebih terstruktur dibandingkan jenis debat lainnya. Hal ini karena jenis debat ini bersifat kompetitif dan bertujuan untuk membentuk mentalitas individu dalam menyampaikan pendapat atau gagasannya.

Aspek Dalam Debat

Ada beberapa aspek yang dibutuhkan dalam sebuah debat agar debat dalam berlangsung dengan lancar dan kondusif, yakni sebagai berikut.

1. Matter

Aspek debat yang pertama adalah matter, Matter yang dimaksud disini adalah isi dari debat yang akan berlangsung. Isi dari debat harus berupa pernyataan yang kuat dan kontekstual. Materi ini harus didasarkan pada pengetahuan umum interdisiplin ilmu yang tepat.

Peserta debat tidak diperbolehkan untuk menggunakan landasan berpikir yang abstrak tanpa dukungan dari ilmu pengetahuan yang ada. Di dalam aspek matter, ada beberapa komponen penyusun, yaitu sebagai berikut.

  • Premis, yaitu bentuk dasar argumen untuk mendukung atau menolak sebuah tema atau pernyataan yang berlangsung dalam debat.
  • Analisis, yakni bentuk pernyataan yang digunakan untuk memperkuat premis yang telah disampaikan dalam bentuk sebuah argumen.
  • Evidence, yaitu sekumpulan bukti berupa contoh, fakta, atau referensi yang membuktikan kebenaran dari argumen yang disampaikan.

2. Manner

Aspek dalam debat selanjutnya adalah manner. Manner dapat dipahami sebagai sikap dan menjadi tiang penyokong dalam suatu argumen debat. Manner yang digunakan dalam menyampaikan argumen ini dilakukan dengan suara yang tegas, tatapan yang tajam ke lawan serta tidak lupa untuk memperhatikan audience di sekitarnya.

Manner merupakan aspek yang penting, namun seringkali aspek ini menjadi penilaian terakhir yang diperhatikan oleh para debater ketika tampil. Padahal, dengan manner atau sikap yang tepat, seseorang bisa mempengaruhi seluruh audience dan lawannya agar tidak membantah argumen yang dikemukakannya.

3. Methods

Selain matter dan manner, aspek penting lainnya yang harus dimiliki oleh seorang debater adalah methods atau metode pengorganisasian argumen. Agar dapat memenangkan sebuah debat, peserta debat harus pandai dalam mengelola argumennya dengan metode yang tepat. Hal ini berguna agar para audiens lebih mudah memahami mengenai pola pikir atau argumen yang disampaikan.

Metode debat yang baik harus disampaikan secara runtut dan jelas disertai dengan bukti yang cukup. Dengan begitu, audiens maupun juri debat akan dapat memahami argumen yang disampaikan dengan baik tanpa adanya kesalahpahaman.

Nah, itulah penjelasan mengenai jenis-jenis kegiatan debat yang dilakukan oleh para anggota parlementer atau dalam ranah hukum dan formal serta aspek-aspek penting yang harus dimiliki agar debat dapat berlangsung dengan lancar. Semoga informasi ini bermanfaat.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads