Koster Ajak Warga Bali Minum Arak Pagi dan Malam

Karangasem

Koster Ajak Warga Bali Minum Arak Pagi dan Malam

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Rabu, 25 Jan 2023 21:27 WIB
Gubernur Bali I Wayan Koster didampingi Bupati Karangasem I Gede Dana saat melakukan kunjungan kerja ke Karangasem, Rabu (25/1/2023).
Gubernur Bali I Wayan Koster didampingi Bupati Karangasem I Gede Dana saat melakukan kunjungan kerja ke Karangasem, Rabu (25/1/2023). Foto: I Wayan Selamat Juniasa/detikBali
Karangasem -

Gubernur Bali I Wayan Koster mengajak masyarakat Bali minum arak satu sloki setiap pagi hari sebelum berangkat kerja untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan semangat kerja. Kemudian malam hari sebelum tidur minum satu sloki agar tidur lebih nyenyak.

"Jadi minumlah arak ini untuk kesehatan bukan untuk mabuk-mabukan," katanya saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (25/1/2023).

Menurut Koster, peringatan hari arak pada 29 Januari untuk menjaga warisan leluhur, jadi jangan disalahartikan dengan mabuk-mabukan. Selain itu, arak tradisional Bali sudah mendapat pengakuan sebagai warisan budaya tak benda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proses pembuatan arak tradisional Bali ini harus dijaga dan dilestarikan. Produk arak harus dimanfaatkan secara bijak dan tidak disalahgunakan," jelas Koster.

Ia menilai pandangan sebagian orang yang menganggap hari arak ajang mabuk, itu salah. Menurutnya yang salah bukan araknya, tetapi jika disalahgunakan dengan minum arak berlebihan, karena apapun yang dikonsumsi berlebihan akan menyebabkan mabuk.

ADVERTISEMENT

"Air satu galon jika diminum sendirian dalam waktu singkat juga pasti akan bikin mabuk, jadi jangan salahkan araknya tapi perilaku kita yang harus tepat dalam memanfaatkan arak ini," ungkapnya.

Untuk itu, pada momen hari arak, Koster akan menertibkan masyarakat yang masih membuat arak fermentasi atau arak gula. Ia juga berencana memberikan edukasi dan berkoordinasi dengan desa bahwa arak gula sangat berbahaya karena tidak dibuat secara tradisional.

"Arak gula sangat berbahaya untuk kesehatan karena cita rasanya sangat berbeda dengan arak tradisional. Selain itu, jika arak gula tidak ditertibkan akan berdampak terhadap pembuatan arak tradisional yang merupakan warisan leluhur," pungkasnya.




(irb/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads