Wanita Alami Kondisi Langka dengan Payudara Terus Tumbuh di Usia 27 Tahun

Kabar Kesehatan

Wanita Alami Kondisi Langka dengan Payudara Terus Tumbuh di Usia 27 Tahun

Tim detikHealth - detikBali
Sabtu, 21 Jan 2023 08:52 WIB
Pamelia J
Pamelia J. Foto: TikTok Pamelia J
Denpasar -

Seorang wanita Australia bernama Pamelia J membagikan kisahnya yang memiliki payudara tidak berhenti tumbuh hingga berusia 27 tahun. Kondisi langka itu membuat payudaranya terus membesar.

Payudaranya membesar secara drastis dalam kurun waktu delapan bulan, dari sebelumnya cup J menjadi cup M. Lingkar dadanya juga membesar dari 39 inci (100 cm) menjadi 51 inci (130 cm).

Pamelia didiagnosis mengalami kelainan gigantomastia atau disebut hipertrofi payudara atau makromastia pada Maret 2022. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan jaringan payudara yang cepat dan berlebihan.

Kondisi tersebut jinak (non-kanker), tetapi dapat menyebabkan nyeri payudara, punggung, leher, dan bahu yang terasa sakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya menyenangkan dan menarik untuk melihat seberapa banyak mereka tumbuh, tetapi baru-baru ini saya menjadi tidak nyaman, dan saya berharap memiliki payudara berukuran normal," kata Pamelia dikutip dari NY Post dilansir dari detikHealth, Sabtu (21/1/2023)

Gigantomastia bisa disebabkan oleh perubahan hormon, penggunaan obat-obatan, atau penyakit autoimun. Namun, belum ada penyebab pasti mengapa Pamelia terkena kondisi tersebut.

ADVERTISEMENT

Pamelia juga menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan sedang menjalani tes untuk melihat apakah kedua kondisi tersebut dapat berhubungan. Akan tetapi, belum ada penjelasan terkait kondisi tersebut.

"Sangat tidak nyaman. Mereka (payudara) sangat berat, dan saya bisa sangat kesakitan," tutur Pamelia.

Sempat Depresi

Pamelia JPamelia J Foto: TikTok Pamelia J

Dikutip dari The Sun, Pamelia mengungkapkan dirinya sempat berjuang dengan kesehatan mentalnya pada tahun 2018. Ia langsung mencari bantuan dari ahlinya dan diberikan resep obat antipsikotik quetiapine.

Setelah diberikan obat tersebut, Pamelia merasa gejala depresinya mulai mereda. Namun, tak lama kemudian ia menyadari bahwa berat badannya bertambah.

Hampir empat tahun kemudian, berat badan Pamelia bertambah 83,7 pon atau sekitar 37 kilogram. Ia merasa bingung, karena tidak ada perubahan baik dari pola makan atau olahraga yang biasanya dia lakukan.

"Saya tidak pernah diberi tahu bahwa ini bisa terjadi, hanya saja mulut saya kering dan mengantuk," kata Pamelia yang dikutip dari The Sun.

"Tapi setelah berat badan saya bertambah, saya mencarinya di Google dan melihat banyak orang mengalami pengalaman serupa," sambungnya.

Seperti kebanyakan antipsikotik, terapi quetiapine dikaitkan dengan penambahan berat badan. Sebab, menurut dokter dari Pamelia, itu akan menyebabkan perubahan hormon tubuh.

Awalnya, Pamelia merasa kecewa dengan efek samping obat yang dikonsumsinya dan meminta untuk menjalani pengobatan yang berbeda agar berat badannya tidak lagi naik. Tetapi, kesehatan mentalnya benar-benar terganggu, sehingga membuat dirinya kembali mengkonsumsi obat tersebut.

"Saya sekarang (pada Juli 2022) menggunakan 200mg seroquel, dan telah bertambah sekitar 38 kg secara total sejak saya mulai," ujar Pamelia.

"Saya tidak khawatir dengan berat badan saya, tetapi saya tidak tahu cara berpakaian untuk tubuh baru saya. Saya merasa sangat sulit pada awalnya," lanjut dia.

Saat itu, Pamela menyadari bahwa kenaikan berat badannya lebih banyak mengarah ke bagian dadanya. Itu membuat dadanya terlihat jauh lebih besar dari sebelumnya.

"Banyak berat badan saya hanya masuk ke payudara saya, yang sejujurnya saya baik-baik saja," kata dia.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Jessie J Ungkap Kondisi Setelah Operasi Kanker Payudara"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/gsp)

Hide Ads