- Apa Itu Baby Blues?
- Ciri-ciri Baby Blues
- Penyebab Baby Blues 1. Perubahan hormon 2. Kelelahan 3. Kesulitan menyusui 4. Kesulitan Beradaptasi
- Faktor yang Meningkatkan Risiko Baby Blues
- Cara Mengatasi Baby Blues 1. Tidak Membebani Diri 2. Tidur yang Cukup 3. Olahraga Rutin dan Makanan Berkualitas
- Perbedaan Baby Blues dan Depresi Postpartum (PPD)
Baby blues adalah kondisi hati yang tidak mengenakkan pada ibu pasca melahirkan.
Wanita yang melahirkan anak pertama memiliki kemungkinan lebih besar mengalami baby blues dibandingkan mereka yang sudah melahirkan sebelumnya.
Gejala baby blues mungkin terlihat sepele, tapi kondisi ini bisa memiliki dampak negatif bagi ibu dan bayi. Yuk ketahui lebih lanjut mengenai baby blues.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Baby Blues?
Baby blues adalah gangguan suasana hati yang dialami ibu setelah melahirkan. Kondisi ini menyebabkan seorang ibu mudah sedih, lelah, mudah marah, menangis tanpa alasan yang jelas, mudah gelisah, dan sulit berkonsentrasi.
Mengutip situs Hermina Hospital, keluhan yang dirasakan memang tidak terjadi terus menerus, melainkan hilang timbul.
Meski begitu, baby blues harus diatasi dengan baik agar tidak berkembang menjadi depresi setelah melahirkan (postpartum depression).
Sindrom baby blues biasanya dialami 3-4 hari setelah melahirkan, kemudian semakin memburuk dan terjadi selama 14 hari pertama pasca melahirkan.
Mengutip Healthline, sekitar 80 persen ibu kemungkinan pernah mengalami baby blues. Meski begitu, ada juga yang tidak merasakannya sama sekali.
Ciri-ciri Baby Blues
Saat mengalami baby blues, seorang ibu biasanya memiliki perasaan yang lebih sensitif. Mengutip WebMD, berikut adalah ciri-cirinya:
- Suasana hati berubah dengan cepat dari senang menjadi sedih.
- Tidak mau makan atau mengurus diri karena kelelahan.
- Mudah tersinggung, kewalahan dan cemas.
- Sulit tidur.
- Mudah menangis.
- Gelisah sampai sulit berkonsentrasi.
- Terbebani dalam mengurus bayi.
Penyebab Baby Blues
Baby blues bisa disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari hormon yang berubah hingga kondisi fisik yang menyebabkan ibu sulit menyusui. Simak penjelasannya berikut ini:
1. Perubahan hormon
Mengutip What to Expect, setelah melahirkan, hormon estrogen dan progesteron menurun drastis. Hal ini mempengaruhi perubahan mood atau mood swing.
2. Kelelahan
Mulai dari persalinan yang melelahkan fisik hingga tuntutan merawat bayi baru lahir membuat ibu baru merasa kewalahan.
Hal ini bisa dipicu oleh faktor kurang tidur, usia, atau kurang mendapatkan dukungan dari pasangan atau keluarga.
3. Kesulitan menyusui
Kesulitan menyusui bisa berupa puting yang sakit karena bengkak, masalah pelekatan, produksi asi dan lain sebagainya. Hal ini membuat beberapa minggu pertama pasca melahirkan begitu menantang.
4. Kesulitan Beradaptasi
Mengutip Hermina Hospital, wanita yang baru melahirkan bisa sulit beradaptasi dengan perubahan dan menghadapi tanggung jawab menjadi seorang ibu.
Mengutip Choosing Therapy, memiliki bayi merupakan perubahan hidup yang signifikan dan bisa menimbulkan serangkaian emosi, seperti kekhawatiran, ketakutan, dan keraguan dalam perannya mengurus bayi.
Faktor yang Meningkatkan Risiko Baby Blues
Ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan reaksi lebih intens dari baby blues. Mengutip Choosing Therapy, berikut di antaranya:
- Mengalami kehamilan yang tidak diinginkan
- Rendah diri
- Merasa kecewa dengan pasangan
- Mengalami kecemasan dan stres saat lahir.
Cara Mengatasi Baby Blues
Umumnya, baby blues akan hilang dengan sendirinya. Namun kondisi ini sedikit-sedikit bisa diatasi. Mengutip Hermina Hospital, berikut caranya:
1. Tidak Membebani Diri
Seorang ibu yang mengalami baby blues sebaiknya tidak memaksakan diri untuk mengerjakan segalanya sendiri.
Cukup kerjakan apa yang sanggup dilakukan dan jangan sungkan untuk meminta bantuan orang lain yang dipercaya.
2. Tidur yang Cukup
Tidur yang kurang menyebabkan suasana hati tidak nyaman. Untuk itu, pastikan bahwa ibu yang mengalami baby blues memiliki tidur yang cukup.
Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan waktu tidur bayi. Jika si kecil terbangun di malam hari, jangan ragu untuk meminta bantuan ke pasangan.
3. Olahraga Rutin dan Makanan Berkualitas
Olahraga secara rutin dibutuhkan mengalihkan perhatian dan kekhawatiran yang dirasakan. Hal ini juga bisa membantu meningkatkan mood dan kualitas tidur.
Selain itu, makanan juga bisa mengontrol mood. Caranya adalah dengan menghindari makanan yang tinggi karbohidrat sederhana, seperti sirup, kue kering kemasan, dan roti.
Makanan-makanan ini diduga bisa memperparah mood swing.
Perbedaan Baby Blues dan Depresi Postpartum (PPD)
Selain baby blues, ada juga kondisi depresi postpartum atau depresi pasca melahirkan. Perbedaannya, gejala baby blues jauh lebih ringan dari pada depresi pasca melahirkan.
Mengutip Choosing Therapy, baby blues bisa hilang dengan sendirinya. Baby blues dimulai dalam beberapa hari setelah persalinan dan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
Sementara Depresi Postpartum cenderung bertahan lebih lama. Biasanya dimulai dari bulan pertama melahirkan, tapi bisa berkembang kapan saja dalam tahun pertama dan berlangsung kurang lebih dua minggu.
Depresi postpartum bisa menyebabkan seorang wanita meragukan kemampuannya dalam merawat bayi dan mempersulit pembentukan keterikatan yang baik dengan si bayi yang baru lahir.
Dalam kasus yang parah, wanita yang terkena depresi postpartum bisa memiliki pikiran untuk bunuh diri.
Itulah penjelasan mengenai baby blues, ciri-ciri, penyebab, dan cara mengatasinya. Semoga kamu yang sedang mengalami baby blues bisa segera pulih ya, detikers.
(elk/inf)