Dinamika politik di Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) cukup riuh menjelang akhir 2022. Terlebih, tahun politik atau pemilihan umum (pemilu) 2024 juga semakin dekat.
Hal paling menonjol pada 2022 adalah mundurnya sederet kader Partai NasDem di Bali dan NTB dari partai besutan Surya Paloh. Mereka yang memutuskan hengkang dari Partai NasDem antara lain Niluh Djelantik, Anak Agung Ngurah Panji Astika, hingga Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah.
Sementara itu, ada pula kemungkinan I Wayan Koster yang kembali akan maju sebagai Gubernur Bali pada 2024. Sejumlah dukungan terhadap Koster juga mengalir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini kilas balik dinamika politik di Bali dan NTB sepanjang 2022 yang dihimpun detikBali:
1. Niluh Djelantik Mundur dari NasDem
![]() |
Pengusaha yang juga tokoh perempuan asal Bali Niluh Djelantik mengundurkan diri dari Partai NasDem. Pengumuman pengunduran diri itu disampaikan Niluh lewat akun Facebook Niluh Selasa (4/10/2022), sehari setelah NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres yang diusung 2024.
Dalam unggahan di media sosialnya itu, Niluh Djelantik menyatakan selamat tinggal kepada NasDem. Pengalamannya dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu menjadi salah satu pertimbangannya.
"Terlepas dari pandangan Niluh Djelantik terhadap Anies Baswedan, keputusan partai adalah keputusan kolektif sesuai aspirasi masing-masing DPW (Dewan Pengurus Wilayah). Dan itu harus kita hormati," tuturnya.
Niluh Djelantik mengaku telah jauh-jauh hari menyatakan akan keluar dari NasDem bila Anies Baswedan dideklarasikan sebagai capres. "Kalaupun ada yang mempertanyakan, mengolok-ngolok, saya tidak masalah. Dan akhirnya momentum itu datang di tanggal 3 Oktober 2022 kemarin. Partai NasDem mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon presiden pilihan mereka di 2024," tegasnya.
2. Anak Agung Ngurah Panji Astika Hengkang dari NasDem
![]() |
Anak Agung Ngurah Panji Astika yang dikenal sebagai tokoh Puri Anom, Tabanan, juga menyatakan mundur sehari setelah Anies Baswedan dideklarasikan sebagai calon presiden 2024, Selasa (4/10/2022). "Ya, sudah resmi. Saya sudah kirim surat (pengunduran diri) ke DPW," ujar Panji Astika, Rabu (5/10/2022).
Panji Astika tadinya menduduki posisi Wakil Ketua Bidang Hubungan Eksekutif di DPW NasDem Bali. Panji Astika mengakui perbedaan pilihan politik pasca deklarasi Anies Baswedan sebagai capres menjadi alasan pengunduran dirinya.
"Sudah tidak cocok. Daripada nanti di dalam tidak cocok, lebih baik saya keluar," imbuh pria yang juga mantan calon bupati Tabanan ini.
Menurutnya, pilihannya untuk mundur telah dipahami koleganya di kepengurusan NasDem Bali. "Mereka memahami pilihan saya itu dan menghormatinya. Saya bilang, karena kemarin saya masuknya baik-baik, ya saya keluarnya juga baik-baik," sambung Panji Astika.
Selengkapnya baca di halaman berikutnya.
3. Wagub NTB Sitti Rohmi Djalilah Mundur dari NasDem
![]() |
Tokoh selanjutnya yang menyatakan mundur dari Partai NasDem adalah Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah. Perempuan yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Provinsi Nusa Tenggara Barat itu hengkang dengan alasan keluarga.
Pengunduran diri Rohmi diumumkan langsung oleh Koordinator Kemenangan DPP Nasdem Wilayah Bali Nusra, Julie Laiskodat di Mataram, Jumat (25/11/2022) sore. Menurut Julie, surat pengunduran diri Rohmi yang juga Wakil Gubernur NTB itu telah diterima oleh Pimpinan NasDem di Jakarta pada Rabu (22/11/2022) lalu.
"Kami menerima surat pengunduran diri pada tanggal 22 November, tapi tertanggal 21 November 2022," kata Julie dalam pertemuan Konsolidasi Organisasi dan Pemenangan Partai NasDem NTB bersama anggota DPD NasDem di Mataram.
Julie mengklaim, mundurnya Rohmi tidak akan mempengaruhi jumlah suara pemilih NasDem di NTB. "Kita tetap optimis," kata Julie.
Rohmi buka suara terkait pengunduran dirinya dari Partai NasDem. Hanya saja, ia memilih menanggapi pertanyaan wartawan secara diplomatis.
"Aduuuh kok pertanyaan itu-itu terus yang ditanya. Kayaknya tidak perlu ditanyakan sudah tau itu ya, kenapa saya keluar dari NasDem. Ya kan. Perimbangan keluarga? Yaa gitu ya," kata Rohmi usai mengikuti Rapat Paripurna di Kantor DPRD NTB, Senin (28/11/2022) sore.
4. Dukungan Koster untuk Dua Periode
![]() |
I Wayan Koster tampaknya bakal kembali maju menjadi Gubernur Bali. Kode dukungan Koster dua periode Gubernur Bali bahkan datang dari elit Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Dukungan juga dari sejumlah aliansi masyarakat dan rekan separtai di Bali.
Baru-baru ini rombongan fraksi DPRD Badung dikomandoi I Nyoman Satria bertemu Koster di rumah jabatan gubernur. Pertemuan khusus ini disinyalir untuk mendukung Wayan Koster kembali maju Pilgub Bali 2024.
Menurut Satria, putra pertama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri, Muhammad Prananda Prabowo (MPP), yang kini menjabat Kepala Pusat Analisa dan Pengendali Situasi PDIP, juga memberikan dukungan tersirat. Kode dukungan itu, terungkap saat momen MPP berfoto dengan pose dua jari bersama Koster di Bali.
"Memang secara formal (rekomendasi) belum, tapi secara kode MPP sudah memasang dua jari. Itu artinya dua periode untuk Pak Wayan Koster dan pasangannya tetap Cok Ace. Artinya secara tersirat belum tersurat, tapi MPP sudah memberikan kode untuk Pak Koster dua periode," terangnya, Jumat (02/12/2022).
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Tabanan, I Komang Gede Sanjaya juga terang-terangan mendukung Koster kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Bali pada Pemilu 2024. "Seluruh struktur partai. Mulai dari DPC, Ranting, sampai Anak Ranting solid dan mendukung Koster Gubernur Bali dua periode," kata Sanjaya, Rabu (14/12/2022).
Dukungan juga disampaikan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Karangasem. Mereka kompak mendukung Koster sebagai Gubernur Bali dua periode pada Pilgub 2024 mendatang.
"Berdasarkan hasil rapat yang kita lakukan dari mulai Ranting-DPC semuanya kompak dan berkomitmen untuk mendukung Bapak I Wayan Koster dua periode pada Pilgub 2024 mendatang," ketua DPC PDIP Karangasem I Gede Dana, Rabu (21/12/2022).