- Apa itu Filsafat? A. Pengertian Filsafat
- Sejarah Munculnya Filsafat 1. Zaman Yunani Kuno 2. Zaman Kegelapan (Abad 12 - 13 M) 3. Zaman Pencerahan (Abad 14 - 15 M) 4. Zaman Awal Modern (Abad 16) 5. Zaman Modern (Abad 17 - 18 M) 6. Zaman Post Modern (Abad 18 - 19 M)
- Mengenal Tokoh-tokoh Filsafat Yunani 1. Thales 2. Anaximandros 3. Anaximenes 4. Xenophanes 5. Herakleitos
- Aliran Filsafat dan Contohnya 1. Idealisme 2. Humanisme 3. Rasionalisme 4. Empirisme 5. Kritisisme 6. Konstruktivisme
- 6 Cabang Ilmu Filsafat 1. Epistemologi 2. Metafisika 3. Logika 4. Etika 5. Estetika 6. Filsafat Ilmu
- 10 Metode Ilmu Filsafat 1. Kritis 2. Intuitif 3. Metode Skolastik 4. Metode Matematis 5. Metode Empiris Eksternal 6. Metode Transendental 7. Metode Dialektis 8. Metode Historis 9. Metode Saintifik 10. Metode Silogistis Deduktif
- Manfaat Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hari
Pernah mempelajari filsafat? Bagi sebagian orang, filsafat dapat menarik untuk dipelajari, tetapi bisa juga terlalu rumit. Namun, sebenarnya, manusia telah menerapkan filsafat dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadarinya.
Filsafat sendiri memiliki manfaat tertentu yang dapat diperoleh bila manusia ingin menekuninya dengan baik. Sebenarnya, apa itu filsafat? Artikel berikut akan menjelaskannya!
Apa itu Filsafat?
A. Pengertian Filsafat
Menurut Faisal dan Mariyani dalam Buku Ajar Filsafat Hukum, filsafat dikenal pada kisaran tahun 700 SM di Yunani. Filsafat dalam bahasa Yunani disebut juga philosophia, yang mana terdiri dua suku kata philos atau philia dan sophos. Philos sendiri berarti cinta persahabatan, sedangkan sophos berarti hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, dan inteligensia. Dengan kata lain, filsafat adalah cinta kebijaksanaan atau kebenaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam penggunaan populer, filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) atau pandangan masyarakat. Namun, di Jerman sendiri, filsafat dan pandangan hidup adalah dua hal yang berbeda. Filsafat merupakan suatu pandangan kritis yang sangat mendalam, bagai interpretasi atau evaluasi terhadap suatu hal.
Ada beberapa definisi filsafat yang dikemukakan Harold Titus, yaitu:
- Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta
- Filsafat adalah suatu metode berpikir reflektif dan penelitian penalaran
- Filsafat adalah suatu perangkat masalah-masalah
- Filsafat adalah seperangkat teori dan sistem berpikir.
Sejarah Munculnya Filsafat
Sejarah filsafat Yunani dimulai dengan tiga tokoh besar Yunani, yaitu Thales, Anaximandros, dan Anaximenes. Ketiga tokoh besar ini berasal dari aliran Miletos, sebuah kota di Ionia. Ketiga tokoh ini berusaha mencari dan mengkaji prinsip-prinsip dasar dan sebab utama dari phusis atau alam semesta dengan suatu rasio.
Selanjutnya, Thales, Anaximandros, dan Anaximenes, memasuki era yang disebut era logos yang menjadi akhir dari era mitis, yaitu era di mana kepercayaan tentang dewa-dewi masih dipegang. Eroa logos mulai meninggalkan dewa-dewi untuk mengkaji dan mencari prinsip sera sebab utama realitas yang nampak di depan mata, yaitu alam semesta.
Mengutip spada.uns.ac.id, sejarah filsafat dibagi menjadi beberapa zaman. Keenam zaman ini akan menjelaskan proses atau fase yang lebih dalam terkait apa itu filsafat:
1. Zaman Yunani Kuno
Pada zaman Yunani kuno, bencana alam bukanlah fenomena biasa, melainkan fenomena Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya. Filsuf pertama yang muncul pertama kali pada kala itu adalah Thales. Ia menyatakan, asal alam adalah air karena air menjadi unsur terpenting bagi setiap makhluk hidup.
2. Zaman Kegelapan (Abad 12 - 13 M)
Zaman selanjutnya dikenal sebagai Zaman Kegelapan atau Abad Pertengahan. Pada zaman ini, zaman telah dikuasai oleh pemikiran keagamaan, terutama Kristiani. Puncak dari filsafat Kristiani adalah Patristik dan Skolastik Patristik. Zaman ini pada dasarnya berisi ajaran dari Bapa Gereja yang berusaha menyesuaikan diri dengan pola pikir yang mendalam dari manusia. Selain dikuasai oleh Kristen, pemikiran Aristoteles juga kembali dikenal dalam beberapa karya filsuf Yahudi ataupun Islam.
3. Zaman Pencerahan (Abad 14 - 15 M)
Pada zaman pencerahan inilah, muncul seorang astronom berkebangsaan Polandia. Astronom tersebut bernama N. Copernicus. Pada saat itu, N. Copernicus mengemukakan temuan terkait matahari yang menjadi pusat peredaran benda-benda angkasa (Heleosentrisme). Temuan N. Copernicus ini ditolak oleh otoritas Gereja karena teorinya dianggap bertentangan dengan teori geosentrisme yang menjelaskan bumi sebagai pusat peredaran benda-benda angkasa, teori miliki Ptolomeus. Karena itu, N. Copernicus dijatuhi hukuman kurungan seumur hidup oleh otoritas Gereja.
4. Zaman Awal Modern (Abad 16)
Selanjutnya, pada zaman awal modern atau abad 16, Kristen yang berkuasa dan menjadi sumber otoritas kebenaran justru mengalami kehancuran. Tidak hanya itu, abad ini juga menjadi kemunduran bagi umat Islam. Berbagai pemikiran Yunani lainnya muncul, seperti rasionalisme, empirisme, dan kritisisme. Di masa inilah, perpecahan dalam agama Kristen terjadi sehingga menjadi dua kubu, yaitu Kristen Katolik dan Protestan.
Pada zaman ini, terjadi perbedaan pendapat terkait sumber pengetahuan. Aliran rasionalisme menganggap sumber pengetahuan sebagai rasio kebenaran pasti yang berasal dari akal, sedangkan aliran empirisme meyakini pengalaman yang menjadi sumber pengetahuan, baik batin maupun inderawi.
5. Zaman Modern (Abad 17 - 18 M)
Abad 17 - 18 M menjadi perkembangan baru bagi para filsuf. Filsuf pada zaman ini disebut sebagai empirikus yang ajarannya menekankan suatu pengetahuan, seperti adanya pengalaman inderawi manusia.Para empirikus besar Inggris antara lain J. Locke (1632-1704), G. Berkeley (1684-1753) dan D. Hume (1711-1776), di Perancis JJ.Rousseau (1712-1778) dan di Jerman Immanuel Kant (1724-1804).
6. Zaman Post Modern (Abad 18 - 19 M)
Pada zaman post modern, muncul berbagai aliran baru dalam filsafat, seperti positivisme, marxisme, eksistensialisme, pragmatisme, neokantianisme, neo-tomisme, dan fenomenologi. Kemudian, bila dikaitkan dengan filosofi penelitian ilmu sosial, aliran yang tidak bisa dilewatkan adalah positivisme yang digagas oleh filsuf A. Comte (1798-1857). Menurutnya, pemikiran manusia dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
- Teologis
- Metafisis
- Positif-ilmiah.
Mengenal Tokoh-tokoh Filsafat Yunani
Bila membahas filsafat Yunani, tokoh-tokohnya tidak dapat terlewatkan dari perbincangan. Yuk, kenalan dengan sejumlah tokoh Yunani yang menjelaskan apa itu filsafat!
1. Thales
Thales adalah tokoh filsafat Yunani yang menganggap air sebagai esensi dari alam semesta, esensi yang menjadi penyebab utama alam semesta dapat tampak. Bahkan, bagi Thales, air menjadi satu-satunya hal yang ada sebelum alam semesta terbentuk.
2. Anaximandros
Anaximandros adalah murid Thales yang juga membicarakan prinsip dan sebab utama alam semesta. Menurutnya, esensi dari alam semesta adalah ketidakterbatasan. Menurutnya, bila Thales menganggap air sebagai esensi alam semesta, air tersebut masih memiliki kemungkinan untuk disusun dari sesuatu yang lain. Pemikiran ini juga didasari oleh segala kontradiksi yang ada di alam, seperti panas dan dingin serta basah dan kering.
3. Anaximenes
Tokoh filsafat Yunani berikutnya yang berkaitan dengan apa itu filsafat adalah Anaximenes. Ia adalah murid dari Anaximandros yang kemudian juga melanjutkan pemahaman gurunya tentang prinsip dan sebab utama alam semesta. Baginya, udara menjadi sebab utama dari alam semesta karena udara sendiri tak terbatas. Kemudian objek lainnya dapat terbentuk karena pemadatan dan pelonggaran ke segala bentuk, seperti angin, air, gas, dan batu.
4. Xenophanes
Xenophanes mengkritik gambaran tentang Tuhan yang terlalu manusiawi atau antropomorfis melalui puisi-puisinya. Baginya, Tuhan melebihi segala hal yang digambarkan manusia. Tuhan tidak terjebak dalam kategori dan terminologi yang dibuat manusia. Dengan demikian, baginya, Tuhan adalah sebab dan utama alam semesta terjadi.
5. Herakleitos
Selanjutnya adalah Herakleitos. Filsuf satu ini dikenal sebagai filsuf yang gelap karena tidak menjelaskan maksud dan tujuan dari puisinya secara langsung sehingga menimbulkan banyak interpretasi. Tulisannya berbentuk orakel atau ramalan yang singkat. Baginya, inti dari realitas adalah logos, perkataan atau kumpulan kata yang mengandung makna.
Aliran Filsafat dan Contohnya
Ada enam aliran filsafat, yaitu:
1. Idealisme
Idealisme adalah pandangan dalam filsafat yang dikemukakan Plato pada 2400 tahun lalu. Menurut plato, aliran ini menjelaskan bagaimana di belakang alam empiris atau alam fenomena yang kita hayati terdapat alam ideal. Kelompok dalam aliran ini cenderung bersifat spiritual dan berpendapat adanya suatu harmoni yang mendasar antara manusia dan alam.
Pepatah "mind over matter" adalah salah satu contoh idealisme dalam kehidupan sehari-hari. Gagasan di balik pepatah itu adalah jika kita mempercayai sesuatu itu benar dan akan terwujud, maka pada akhirnya akan tercermin pada kenyataan.
2. Humanisme
Selanjutnya adalah humanisme. Aliran ini dibagi menjadi dua arah, yaitu humanisme individu dan humanisme sosial. Humanisme individu mengutamakan kemerdekaan berpikir, mengemukakan pendapat, dan berbagai aktivitas kreatif.
Sementara itu, humanisme sosial berarti pendidikan bagi masyarakat keseluruhan untuk kesejahteraan sosial dan perbaikan hubungan antar manusia. Contoh dari aliran ini adalah kepercayaan akan manusia butuh berkumpul dalam suatu kelompok atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai kesejahteraan sosial atau hubungan antar manusia.
3. Rasionalisme
Rasionalisme adalah aliran yang memandang rasio atau akal sebagai satu-satunya sumber yang dapat dipercaya. Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari adalah pertanyaan 'bagaimana kita dapat membuat segitiga dua kali lebih besar.'
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus mengingat prinsip-prinsip ilmu ukur yang ada pada kita.
4. Empirisme
Empirisme adalah kepercayaan terhadap pengalaman. Menurut aliran ini, pengalaman memberi kepastian yang diambil dari dunia fakta. Contohnya, animal testing terbukti membahayakan hewan setelah hewan mengalami sejumlah luka atau cacat fisik yang ditimbulkan dari percobaan tersebut.
5. Kritisisme
Kritisisme merupakan gabungan dari dua pandangan, yaitu rasionalisme dan empirisme. Empirisme menghasilkan keputusan yang sifatnya sintetis dan tidak mutlak, sedangkan rasionalisme memberikan keputusan yang bersifat analitis. Berpikir merupakan proses penyusunan keputusan yang terdiri dari subjek dan predikat. Sebagai contoh, pernyataan 'anak itu cantik' merupakan pernyataan sintetis yang diperoleh secara aposteriori karena hubungan antara keduanya dilaksanakan berdasarkan pengalaman indrawi.
Semua anak belum tentu cantik karena predikat cantik dinyatakan setelah diadakan penelitian bahwa anak tersebut memang betul cantik. Sebaliknya, pernyataan lingkaran itu bulat merupakan pernyataan analitis yang diperoleh secara apriori. Dalam hal ini, predikat bulat tidak menambah sesuatu yang baru pada lingkaran karena semua lingkaran adalah bulat.
6. Konstruktivisme
Aliran terakhir adalah konstruktivisme. Pandangan ini dikemukakan oleh Giambattista Vico pada tahun 1710, bahwa pengetahuan seseorang merupakan hasil konstruksi individu, melalui interaksinya dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan.
Contohnya, klaim bahwa planet-planet berputar mengelilingi matahari dan bahwa matahari serta planet-planet lain berputar mengelilingi bumi harus dinilai benar, tetapi keduanya tidak dapat begitu saja dilihat sebagai dua deskripsi yang berbeda secara notasional dari satu dunia.
Keberhasilan argumen ini bergantung pada bagaimana seseorang dapat secara bersamaan memahami klaim-klaim ini benar bertentangan satu sama lain dan bahwa, begitu dipahami, tidak satu pun dari klaim tersebut dapat dinilai benar, sedangkan yang lain salah.
6 Cabang Ilmu Filsafat
Setelah membagi filsafat menjadi enam aliran, filsafat masih terbagi lagi menjadi enam cabang, yaitu:
1. Epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti kata, pikiran, dan ilmu. Bila digabungkan, epistemologi berarti cabang filsafat yang membahas pengetahuan.
2. Metafisika
Cabang satu ini berasal dari kata Yunani metaphysika yang berarti setelah fisika. Cabang ini diperkenalkan oleh Andronikos dan Rhodes dan menjelaskan bahwa realitas sesungguhnya bukan tampak oleh kita dalam dunia kenyataan, melainkan tidak tampak dan berada dalam dunia ide.
3. Logika
Logika adalah cabang filsafat yang menyusun, mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan formal, dan prosedur normatif. Logika berasal dari pandangan Aristoteles yang disebut sebagai filsafat analitika.
4. Etika
Cabang selanjutnya adalah etika. Cabang ini seringkali dinamakan filsafat moral karena membahas baik dan buruk tingkah laku manusia. Dalam filsafat ini, manusia dipandang dari segi perilakunya.
5. Estetika
Estetika merupakan cabang filsafat yang membahas keindahan. Keindahaan tersebut dapat berupa kaidah ataupun sifat hakiki. Cara mengujinya adalah dengan perasaan dan pikiran manusia, seperti penilaian dan apresiasi terhadap keindahan.
6. Filsafat Ilmu
Terakhir ada filsafat ilmu. Filsafat ini dianggap sebagai filsafat khusus yang membahas hakikat ilmu, penerapan berbagai metode filsafat dalam upaya mencari akar persoalan dan menemukan asas realitas yang dipersoalkan oleh bidang ilmu tersebut untuk mendapatkan kejelasan yang lebih pasti.
10 Metode Ilmu Filsafat
Berikut ini 10 metode ilmu filsafat:
1. Kritis
Metode pertama adalah kritis. Metode ini mengacu pada kenyataan bahwa banyak pengetahuan dan pendapat manusia bersifat semu. Artinya, banyak hal yang kabur dan bertentangan dalam pengetahuan seseorang sehingga perlu dipikirkan lebih matang.
2. Intuitif
Metode intuitif dipengaruhi oleh aliran agama yang memakai cara mistik dan kontemplatif. Metode intuitif berarti seseorang memiliki intuisi untuk memandu dan mengungkapkan suatu kebenaran.
3. Metode Skolastik
Metode skolastik sering disebut sebagai metode sintesis-deduktif. Metode ini menunjukkan kaitan yang erat dengan metode mengajar.
4. Metode Matematis
Sesuai namanya, metode matematis merupakan metode yang berkaitan erat dengan ilmu pasti, ilmu alam, astronomi, arsitektur, dan metafisika.
5. Metode Empiris Eksternal
Metode empiris eksternal yaitu metode yang mempercayakan pengalaman sebagai sumber pengetahuan yang terpercaya daripada rasio.
6. Metode Transendental
Berikutnya adalah transendental. Metode transendental sering dijuluki neo-skolastik. Dalam metode ini, pengertian yang objektif diterima, lalu dianalisis dengan kriteria logis.
7. Metode Dialektis
Metode berikut adalah metode dialektis. Metode ini termasuk dalam aliran idealisme yang menekankan subyektivitas. Subyektivitas ini dapat meliputi seluruh kenyataan yang membuat self-sufficient sama dengan menjadi kenyataan.
8. Metode Historis
Metode historis yaitu cara belajar dengan menilik padan sejarah yang dibagi menjadi empat fase secara berurutan Fase ini meliputi fase Pra Yunani, fase Yunani, fase Modern, dan fase Post Modern.
9. Metode Saintifik
Selanjutnya ada metode saintifik. Metode saintifik adalah jenis metode yang menggunakan kaidah keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas dan langkah dalam proses pembelajaran meliputi mengamati, mengumpulkan, mengolah, dan mengkomunikasikan informasi.
10. Metode Silogistis Deduktif
Contoh metode ilmu filsafat terakhir adalah metode silogistis. Mengutip repository.iainponogoro.ac.id, metode ini menarik kesimpulan berdasarkan dua kebenaran yang pasti dan tidak diragukan.
Manfaat Filsafat dalam Kehidupan Sehari-hari
Pada dasarnya, filsafat dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan mungkin telah kita terapkan tanpa kita sadari juga. Manfaat dari filsafat sendiri menurut uncp.ac.id adalah dapat menjadikan manusia lebih bijaksana, dalam artian memahami pemikiran yang ada dari sisi pemikiran tersebut disimpulkan. Filsafat mendorong seseorang memahami dan menerima sesuatu lebih baik dalam berbagai keadaan atau sisi yang terlihat.
Demikian artikel ini dibuat untuk menjelaskan apa itu filsafat. Yuk, memperdalam filsafat agar semakin memahami dan menerima informasi dengan lebih dalam!
(elk/fds)