Gempa bumi M5,2 mengguncang wilayah Kabupaten Karangasem, Bali, Selasa (13/12/2022) sore. Berdasarkan data per pukul 06.00 Wita pada Rabu (14/12/2022), tercatat sudah ada 59 gempa susulan. Dari puluhan gempa susulan tersebut, magnitudo terbesar M4,6 dan terkecil M1,9.
Kepanikan dirasakan warga, tak terkecuali para pasien yang sedang dirawat di RSUD Karangasem. Getaran gempa tersebut juga terasa hingga wilayah Kabupaten Jembrana dan membuat warga sempat membunyikan kulkul. Kerasnya getaran gempa Karangasem turut dirasakan hingga Pulau Lombok, NTB.
Hingga Selasa malam, sebanyak 28 rumah dan pelinggih dinyatakan rusak akibat gempa bumi di Karangasem. Kerusakan paling banyak terjadi di Kecamatan Kubu, Karangasem. Sebanyak 14 bangunan di kecamatan tersebut rusak meski kerusakannya tergolong tidak parah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini baru data sementara, akan kami update lagi perkembangannya," kata Kalaksa BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa, Selasa malam.
Setelah berkoordinasi dengan RSUD Karangasem, pihak BPBD kemudian membangun tenda darurat untuk mengantisipasi gempa susulan. Tenda darurat dibangun setelah wilayah tersebut sempat diguyur hujan deras.
"Ada tiga unit tenda darurat ukuran 6x13 meter yang kami bangun, nantinya satu tenda mampu menampung sekitar 12 pasien," kata Arimbawa.
Sementara itu, Kabid Pelayanan RSUD Karangasem I Komang Wirya mengatakan, pihaknya terlebih dahulu berkoordinasi dengan keluarga pasien dan pasien itu sendiri terkait dengan perawatan pasien di tenda darurat.
"Kami akan koordinasikan dengan para keluarga pasien, jika mau dirawat di ruangan dipersilakan, tapi kalau tidak berani kami akan rawat di tenda darurat. Itu semua tergantung pasien dan keluarganya," kata Wirya.
Kepanikan Pasien RSUD Kabupaten Karangasem
Usai diguncang gempa susulan puluhan kali, seluruh pasien RSUD Kabupaten Karangasem dievakuasi dan dirawat di pelataran RS. Beberapa pasien, keluarga pasien, dan petugas mengaku panik dan gemetar saat gempa terjadi.
Salah seorang penunggu pasien, I Nengah Kariana mengaku sangat panik saat gempa mengguncang Selasa sore. Ketika itu, dia menjaga ayahnya yang sedang dirawat seorang diri. Kondisi ayahnya tidak bisa berdiri sama sekali.
"Saya spontan menaruh bantal untuk menutupi ayah karena takut ada sesuatu yang jatuh dari atas. Gempa sangat besar saya rasakan," kata Kariana, Selasa (13/12/2022).
![]() |
Di tengah kepanikan, ia bergegas mendorong bed ayahnya ke luar kamar dengan sekuat tenaga seorang diri. Ia pun harus berhati-hati karena sang ayah dirawat di lantai 3.
"Sampai di depan kamar, beruntung ketemu perawat sehingga langsung dibantu untuk sampai bawah," kata Kariana.
Kepanikan juga diungkap penunggu pasien lainnya bernama Ni Komang Mariani. Perempuan yang sedang menjaga anak balitanya itu tidak bisa langsung ke luar untuk menyelamatkan diri.
"Saat gempa, saya dan anak saya masih berada di dalam karena tabung oksigen masih nempel di tembok. Nggak berani ngambil takut terjadi sesuatu, jadi saya tunggu perawat dulu," kata Mariani ditemui di pelataran RSUD Karangasem, Selasa petang.
Halaman berikutnya: Dirasakan di Jembrana hingga Mataram.
Simak juga 'Gempa Guncang Indonesia, Korban Jiwa Selalu Tinggi':
Dirasakan di Jembrana hingga Mataram
Gempa M5,2 yang mengguncang Karangasem pukul 18.38 Wita terasa hingga Kabupaten Jembrana. Gempa bumi mengakibatkan beberapa perabotan rumah tangga hingga bangunan warga Jembrana bergetar. Warga bahkan sempat membunyikan kulkul.
"Memang gempa di Karangasem terasa hingga Jembrana, tapi alat intensity meter yang ada di kantor BPBD Jembrana belum sampai bunyi, artinya itensitasnya masih rendah," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jembrana, I Made Sapta Budiarta dikonfirmasi, Selasa (13/12/2022).
Gempa M5,2 di Karangasem juga terasa hingga Mataram di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Beberapa warga yang merasakan getaran gempa bumi pasrah dan tidak bisa keluar rumah karena hujan lebat melanda sebagian wilayah Kota Mataram.
Warga di Perumahan Irigasi, Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Idham Khalid (27) mengaku panik dengan dua kali goncangan gempa bumi yang dia rasakan. "Saya tidak berani keluar karena posisi hujan lebat juga di Mataram. Cukup bergoyang. Ada kira-kira 5 detik terasa goyangannya," kata Idham, Selasa petang (13/12/2022).
Kepala Stasiun Geofisika Mataram Ardhianto Septiadhi mengatakan gempa yang terjadi di Kabupaten Karangasem, Bali itu memang terasa dua kali di wilayah Kota Mataram. Menurut Ardhi, gempa pertama berkekuatan Magnitudo 4,8. Sedangkan gempa kedua yang terasa berkekuatan Magnitudo 5,2.
"Kami minta seluruh warga baik bapak ibu tetap tenang dan ikuti terus update informasi dari BMKG Mataram," pungkas Ardhi.