Gempa bumi mengguncang Karangasem, Bali, sebanyak tiga kali, Selasa (13/12/2022) sore. Gempa pertama dengan magnitudo 4,8 sekitar pukul 17.56 Wita. Empat menit berselang, gempa susulan dengan magnitudo 4,7 mengguncang Karangasem sekitar pukul 18.00 Wita.
Gempa ketiga dengan magnitudo 2,9 mengguncang sekitar pukul 18.05 Wita. Gempa tidak menimbulkan potensi gelombang tsunami. Namun, getaran gempa terasa di Gianyar, Bangli, hingga Denpasar.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan gempa M 6,2 tersebut. "Benar, gempa terjadi sebanyak tiga kali berpusat di Karangasem. Gempa terakhir kekuatan rendah," kata Trisna Malia, Staff Pusat Gempa Regional III, kepada detikBali, Selasa (13/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kalak BPBD Karangasem Ib Ketut arimbawa mengatakan, guncangan gempa terasa keras di Karangasem Kota. "Iya benar, Karangasem kota sangat terasa guncangannya," ujarnya singkat.
Gempa pertama berada di koordinat 8.19 LS dan 115.62 BT. Pusat gempa di 20 km arah timur laut Karangasem, dan titik gempa berada di laut pada kedalaman 10 km.
Sedangkan gempa kedua berada di koordinat 8.20 LS,115.58 BT. Pusat gempa di 17 km arah timur laut Karangasem dan titik gempa berada di laut pada kedalaman 10 km.
Gempa bumi terakhir dengan magnitudo 2,9 berada di koordinat 8.24 LS,115.62 BT. Pusat gempa di 17 km arah timur laut Karangasem dan titik gempa berada di laut pada kedalaman 10 km.
Sebagai informasi, berikut setiap kategori skala magnitudo gempa.
Magnitudo 2,5 atau kurang = biasanya tidak terasa, tetapi dapat direkam dengan seismograf
Magnitudo 2,5-5,4 = sering dirasakan, tetapi hanya menyebabkan kerusakan kecil
Magnitudo 5,5-6,0 = dapat menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan dan struktur lainnya
Magnitudo 6,1-6,9 = dapat menyebabkan banyak kerusakan di daerah berpenduduk padat
Magnitudo 7,0-7,9 = gempa bumi besar dengan kerusakan serius
Magnitudo 8,0 atau lebih besar = gempa hebat. Dapat menghancurkan komunitas di dekat pusat gempa.
Gempa bumi adalah bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Hal ini karena Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik yang saling bertumbukan (konvergen).
(irb/dpra)