Salah seorang nelayan Bunutan, I Wayan Suardika (40) mengatakan awalnya ia dan puluhan nelayan lainnya pergi melaut Rabu (24/11/2022) pagi. Saat para nelayan menebar jaring, tiba-tiba terjadi pusaran air yang sangat besar yang membuat hampir seluruh jaring nelayan terseret ke pusaran tersebut.
"Saat jaring kami terseret pusaran air, kita berusaha untuk menyelamatkan tapi karena pusarannya begitu besar banyak jaring yang tidak bisa diselamatkan. Termasuk 2 jaring saya juga ikut hilang," kata Suardika, Kamis (24/11/2022).
Suardika mengaku tidak semua jaring nelayan hilang, ada beberapa yang berhasil diselamatkan walaupun mengalami sedikit kerusakan. Jika dihitung keseluruhan mungkin ada sekitar 40 jaring yang terseret, sebab satu nelayan bisa menebar hingga 2-3 jaring.
Akibat kejadian tersebut, para nelayan mengalami kerugian jutaan rupiah. Karena untuk satu jaring harganya Rp 3 juta.
Ia juga mengatakan bahwa setiap memasuki musim hujan memang sering terjadi pusaran air di laut yang membuat jaring para nelayan terseret. Tapi pada tahun-tahun sebelumnya pusaran airnya tidak terlalu besar seperti tahun ini sehingga tidak terlalu banyak jaring yang terseret.
Meskipun jaring milik para nelayan Bunutan terseret pusaran air hingga hilang, tapi para nelayan masih tetap bisa melaut. Karena satu nelayan biasanya memiliki 3-5 jaring untuk melaut.
"Saya kebetulan punya 5 jaring dan 2 diantaranya hilang terseret pusaran air. Sekarang terpaksa melaut dengan 3 jaring tapi tentu akan mengurangi jumlah tangkapan per harinya," kata Suardika.
Suardika mengatakan pusaran air memang menjadi salah satu tantangan bagi para nelayan terutama saat musim hujan karena sudah pasti terjadi. Tapi semua itu bukan menjadi halangan karena itu merupakan resiko bekerja sebagai seorang nelayan.
(nor/nor)