Memahami Skeptis Adalah: Jenis, Contoh dan Cara Menghindari

Memahami Skeptis Adalah: Jenis, Contoh dan Cara Menghindari

Delweys Octoria - detikBali
Selasa, 22 Nov 2022 18:49 WIB
Ilustrasi sifat skeptis atau skeptisme.
Foto: Afif Ramdhasuma/Unsplash
-

Pernahkah Anda memiliki ketidakyakinan dan rasa ragu terhadap perkataan orang lain? Jika pernah, itu adalah salah satu gambaran sikap skeptis dalam kehidupan sehari-hari. Skeptis adalah sikap mempertanyakan atau mencurigai sesuatu karena tidak yakin dengan kebenarannya.

Sikap skeptis memang selalu dikaitkan dengan perbuatan yang buruk, padahal tidak selamanya begitu. Terkadang, manusia memang perlu berpikir kritis dan tidak langsung percaya terhadap suatu informasi. Namun, terlalu sering bersikap skeptis juga tidak baik, lho.

Istilah skeptis sering kita ucapkan, namun mungkin masih banyak yang belum benar-benar mengerti arti dari skeptis. Di artikel ini, detikcom akan merangkum pengertian, jenis-jenis, contoh sikap skeptis dan cara menghindarinya. Baca sampai habis, ya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Skeptis

Menurut KBBI, skeptis adalah sifat kurang percaya dan ragu-ragu (terhadap keberhasilan, suatu ajaran dan sebagainya). Kata skeptis sendiri berasal dari paham skeptisisme atau skeptisme yang memandang segala sesuatu tidak pasti dan harus dicurigai.

Skeptisme memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan filsafat. Paham ini sudah muncul sejak zaman Yunani Kuno yang dipelopori oleh Pyrrho (360-270 SM) yang dilanjutkan oleh murid-muridnya sampai di zaman Modern.

ADVERTISEMENT

Mengutip Misnal Munir dalam buku Skeptisisme Dalam Filsafat Barat Sejak Yunani Kuno Sampai Abad Modern, skeptisisme pada zaman modern artinya keraguan sistematik yang mensyaratkan adanya bukti sebelum suatu putusan diakui kebenarannya. Ada beberapa filsuf di zaman modern yang menganut pemikiran ini, seperti Descartes, David Hume, Immanuel Kant, dan G.E. Moore.

Jenis Skeptis

Ada lima jenis paham skeptis yang dibedakan atas pandangannya dalam mempercayai suatu hal. Jenis-jenisnya antara lain:

1. Dogmatic Skepticism

Jenis yang satu ini beranggapan bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak dapat diketahui kebenarannya dan semua pengetahuan manusia itu keliru.

2. Pyrrhonian Skepticism

Paham Pyrrhonian dan Pyrrhonisme diambil dari nama filsuf di zaman Yunani Kuno, yaitu Pyrrho. Dasar dari paham ini adalah menentang segala hal yang belum pasti. Setiap putusan harus melakukan penelitian terus-menerus. Kemudian, paham ini juga menolak teori dan putusan yang hanya berlaku bagi sebagian orang, tetapi tidak secara universal.

3. Empiricist Foundationalism

Paham skeptis empiris beranggapan pengetahuan berasal dari pengalaman dan eksperimen, salah satu alat untuk membuktikannya adalah panca indera manusia. Paham ini percaya bahwa ilmu pengetahuan dan logika manusia itu tidak pasti benar, karena sesuatu yang benar menurut seseorang belum tentu benar menurut orang lain.

4. Rationalist Foundationalism

Kebalikan dari empiris, paham rasionalis lebih mengutamakan logika dan akal. Ilmu pengetahuan tidak berasal dari panca indera, melainkan pemikiran logis. Rasionalis sangat percaya bahwa penilaian benar dan salah tidak dapat disangkal. Contoh nyata dari rasionalisme adalah matematika, dimana semua jawaban sudah bisa dibuktikan melalui rumus.

5. Authoritarianism

Paham skeptis ini beranggapan bahwa kebenaran yang pasti hanya diketahui oleh segelintir orang saja. Sementara, orang-orang di luar kelompok tersebut tidak mengetahui kebenaran.

Contoh Sikap Skeptis

Sikap skeptis dapat kita lihat dari orang lain, diri sendiri dan dalam berbagai bidang pengetahuan. Berikut ini adalah contoh sikap skeptis yang dilihat dari berbagai bidang.

1. Sikap Skeptis dalam Kehidupan Sehari-hari

Tidak ada orang yang benar-benar yakin terhadap sesuatu. Setiap orang pasti memiliki rasa curiga atau sering bertanya-tanya tentang suatu kebenaran. Hal ini bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan kita alami sendiri.

Contoh sikap skeptis dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

  • Meragukan komposisi bahan pada bungkus makanan.
  • Meragukan kemampuan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas.
  • Meragukan kebenaran iklan dan marketing.

2. Sikap Skeptis Mengenai Suatu Ajaran

Ada banyak orang yang mempertanyakan kebenaran dari suatu ajaran, agama, tradisi atau kebudayaan yang dianut banyak orang. Ritual adat dan kebudayaan yang sudah ada dari zaman nenek moyang juga ikut dipertanyakan fungsinya dalam kehidupan manusia.

Contoh sikap skeptis mengenai suatu ajaran antara lain:

  • Mempertanyakan tentang reinkarnasi yang dialami manusia setelah meninggal.
  • Ketidakyakinan terhadap mitos atau pamali.
  • Mempertanyakan keberadaan surga dan neraka.
  • Tidak mempercayai orang-orang sakti dan dewa-dewa.

3. Sikap Skeptis Terhadap Pengobatan

Salah satu juga sering dialami dalam kehidupan sehari-hari adalah sikap skeptis terhadap pengobatan. Hal ini sebenarnya memiliki sisi positif agar kita mencari informasi terlebih dahulu sebelum menggunakan produk atau alat kesehatan. Namun, terlalu lama berpikir skeptis juga bisa berbahaya terhadap.

Contoh sikap skeptis terhadap pengobatan antara lain:

  • Tidak percaya dengan khasiat obat herbal.
  • Meragukan manfaat akupuntur.
  • Meragukan vonis dari dokter.

4. Sikap Skeptis Terhadap Sains

Skeptisme terhadap sains juga disebut skeptisme rasional. Banyak orang yang mempertanyakan kebenaran suatu fenomena atau teori sains, apalagi jika belum ada penelitian yang pasti. Maka dari itu, kebenaran harus didukung oleh bukti terpercaya.

Contoh sikap skeptis terhadap sains antara lain:

  • Tidak mempercayai teori konspirasi seperti UFO, alien atau segitiga bermuda.
  • Meragukan teori yang sudah dipercaya banyak orang, seperti bumi itu bulat.
  • Meragukan cerita manusia yang pernah mendarat di bulan.

Cara Menghindari Sifat Skeptisme

Walaupun dampaknya tidak selalu negatif, kita tidak boleh terlalu sering berpikir skeptis. Cara mencegah sifat skeptisme antara lain:

1. Lebih Sering Berdiskusi

Dari pada menyimpan keyakinan sendiri dan menentang pendapat orang lain tanpa kebenaran yang jelas, lebih baik kita berdiskusi dengan orang yang berbeda pendapat. Jelaskan mengapa pendapatmu benar, dan biarkan orang lain menyampaikan opini mereka.

2. Bersikap Terbuka

Bersikap terbuka dan berpikiran positif terhadap orang lain bukanlah hal yang mudah, apalagi jika pendapat orang tersebut bertentangan dengan kita. Namun, berpikiran terbuka bukan berarti kita harus mengadopsi pemikiran mereka, melainkan mencoba mengerti alasan mereka memiliki pemikiran tersebut.

3. Membiasakan Perilaku Positif

Terkadang perilaku negatif datangnya dari diri sendiri. Contohnya, sering meragukan kemampuan orang lain, menentang opini orang lain, dan selalu mengucapkan hal-hal negatif. Perilaku tersebut akan membuat kita tidak mudah percaya pada orang lain, begitupun sebaliknya.

4. Belajar Menerima Kegagalan

Terkadang kegagalan bisa menumbuhkan sikap skeptis, entah itu skeptis terhadap diri sendiri dan skeptis terhadap orang lain. Misalnya, menuduh perusahaan menerima orang dalam saat kita tidak diterima bekerja. Daripada berpikir negatif, lebih baik kita menerima kegagalan dan fokus evaluasi diri. Percayalah bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya.

5. Bersikap Netral

Jika suatu kebenaran belum terungkap, lebih baik kita bersikap netral dan jangan terlalu terobsesi mempercayai suatu informasi. Manusia sangat mudah terkena adu domba, propaganda dan hoax dari internet atau orang lain.

Itulah penjelasan mengenai sikap skeptis mulai dari pengertian, jenis, contoh, sampai cara mengatasinya. Setelah membaca artikel ini, coba introspeksi diri, apakah Anda masih sering bersikap skeptis?




(des/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads