Warga di Kupang Berjam-jam Antre Minyak Tanah, Banyak Tak Kebagian

Warga di Kupang Berjam-jam Antre Minyak Tanah, Banyak Tak Kebagian

Yufen Ernesto Bria - detikBali
Selasa, 22 Nov 2022 17:19 WIB
Sejumlah warga antre minyak tanah di Kupang, Selasa (22/11/2022).
Foto: Sejumlah warga antre minyak tanah di Kupang, Selasa (22/11/2022). (Yufen Bria/detikBali)
Kupang -

Minyak tanah langka di Kota Kupang, NTT. Ratusan warga di salah satu pangkalan minyak tanah Pasar Oesapa, Kupang Selasa (22/11/2022) terjebak dalam antrean. Banyak di antara mereka antre berjam-jam tapi tidak kebagian karena stok yang sedikit.

Mereka membawakan jeriken berukuran sedang hingga besar. Mereka mengeluhkan minyak tanah yang sulit didapat dan jatah yang didapat tidak sesuai kebutuhan.

Seorang warga, Rahmah (47) mengungkapkan kelangkaan minyak tanah sejak seminggu yang lalu. Ia mengatakan saat ini sebenarnya antrean warga sudah berkurang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada yang hanya dapat isi satu jeriken saja. Ada yang sama sekali tidak dapat," ujar Rahmah sembari menunjukan jeriken kosong kepada detikBali.

Menurutnya, kelangkaan minyak tanah ini sangat menghambat ekonomi warga. Dirinya yang sehari-hari berjualan kue dan gorengan sementara ini tidak lagi produksi.

"Kalau tidak ada minyak tanah kita tidak bisa masak. Kita punya kehidupan hanya dari jualan kue. Sudah begini kita bisa susah," ungkap Rahmah yang kemudian diamini sejumlah ibu-ibu lainnya.

"Ini hari, tidak dapat minyak tanah maka sudah tiga hari tidak jualan kue. Padahal kehidupan saya sehari-hari dari jualan kue. Semoga pemerintah secepatnya atasi hal ini," sambung dia.

Warga lainnya, Nurhayati (39) mengatakan dia sudah datang sejak tiga jam. Namun upayanya sia-sia karena tidak kebagian.

"Jangan kasih langka lah karena ini kehidupan kita, sudah begini biar kita isi air laut saja.," kata Nurhayati.

Dia bercerita, pagi hari sempat goreng kue tapi minyak habis. Dia pun membeli minyak tanah eceren dengan harga per botol Rp 20.000 padahal sebelumnya hanya Rp 10.000.

Sementara, pemilik pangkalan minyak tanah Andry Abbas menjelaskan kelangkaan ini bisa terjadi karena kebijakan pemerintah maupun dari pihak Pertamina. Karena beberapa bulan lalu setiap pangkalan sekali masuk dapat 5 drum tapi sekarang hanya 4 drum.

Terkait alasan setiap pangkalan hanya dapat 4 drum, Andry Abbas berdalih kata agen itu pengurangan jatah.

"Jadi kita pemilik pangkalan hanya ikut-ikut aturan saja. Hari ini kita bagi 4 drum habis semua. Banyak warga yang tidak dapat," pungkasnya.

Untuk diketahui, minyak tanah memang masih banyak digunakan oleh sebagian masyarakat di Kupang. Banyak di antara warga yang enggan beralih ke gas elpiji.




(hsa/dpra)

Hide Ads