Dislipidemia Adalah: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Dislipidemia Adalah: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

ilham fikriansyah - detikBali
Kamis, 17 Nov 2022 04:45 WIB
Good HDL and bad LDL cholesterol written on blackboard by unrecognizable doctor with stethoscope
Foto: iStock
-

Menjaga kesehatan adalah hal yang sangat penting dilakukan agar badan tetap fit dan selalu produktif dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Tak hanya rutin berolahraga, sebisa mungkin detikers juga harus menjaga tingkat kolesterol dalam batas normal.

Apabila kolesterol dalam tubuh tak dijaga dengan baik, maka detikers bisa terserang penyakit dislipidemia. Hal ini diakibatkan kadar kolesterol jahat yang tinggi dan bisa menimbulkan serangan jantung, stroke, serta aliran darah dalam tubuh tidak lancar.

Lantas, seperti apa gejala dislipidemia? Lalu bagaimana cara mengobatinya? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini yuk detikers.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenal Dislipidemia

Dilansir situs resmi Itjen Kemdikbud, dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid di dalam tubuh yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan kadar komponen lipid dalam plasma. Salah satu tanda dislipidemia yakni kadar kolesterol low density lipoprotein (LDL), trigliserida (TG), dan high density lipoprotein (HDL) tidak normal.

Sebagai informasi, kolesterol LDL merupakan kolesterol jahat di dalam darah, sementara HDL merupakan kolesterol baik yang membantu menghilangkan kadar LDL. Bagi detikers yang mengalami dislipidemia, pada umumnya kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat relatif tinggi sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit.

ADVERTISEMENT

Gejala Dislipidemia

Ada sejumlah gejala yang ditimbulkan dari dislipidemia. Dikutip situs resmi Itjen Kemdikbud, pada umumnya dislipidemia tidak memiliki gejala. Akan tetapi, gejala klinis baru muncul setelah seseorang terkena penyakit komplikasi seperti stroke atau penyakit jantung koroner.

Dalam kondisi kadar trigliserida tinggi, seseorang dapat mengalami penyakit pankreas akut, pembesaran hati dan limpa, sering mengalami sesak napas, gangguan kesadaran, gangguan pada pembuluh darah retina, dan lain sebagainya. Sementara itu, kadar kolesterol LDL yang tinggi menyebabkan penyakit arkus kornea, xanthelasma pada kelopak mata, dan xanthoma pada tendon achilles, siku, serta lutut.

Namun, ada beberapa gejala umum dari dislipidemia yang sering muncul pada seseorang. Gejalanya yakni sebagai berikut:

  1. Mengalami sakit kepala atau pusing
  2. Muncul rasa nyeri dari leher hingga pundak
  3. Mual dan muntah
  4. Mengalami keringat dingin
  5. Dada dan kaki terasa nyeri
  6. Lebih mudah lelah

Untuk melihat gejala dari dislipidemia, sebaiknya detikers rutin melakukan pemeriksaan kolesterol. Hal ini untuk mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh, sehingga kamu bisa mengantisipasi penyakit seperti stroke dan jantung.

Penyebab Terjadinya Dislipidemia

Ada sejumlah penyebab seseorang bisa mengalami dislipidemia. Melansir situs resmi RS Hermina, penyebab dislipidemia dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni dislipidemia primer dan sekunder. Lantas apa bedanya?

Dislipidemia primer disebabkan oleh suatu kelainan genetik atau keturunan, sehingga dapat menyebabkan metabolisme lipid yang tidak normal. Hal ini dapat menimbulkan hiperkolesterolemia atau peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Selain itu, dislipidemia primer juga dapat menyebabkan kelebihan produksi atau gangguan pembersihan pada kadar kolesterol LDL ataupun trigliserida.

Sementara itu, dislipidemia sekunder disebabkan oleh penyakit lain yang menyerang manusia seperti hipotiroid, sindrom nefrotik, diabetes melitus, dan sindrom metabolik. Selain itu, dislipidemia sekunder juga bisa disebabkan oleh gaya hidup yang mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah seperti:

  1. Mengalami obesitas atau kegemukan, terutama obesitas sentral yakni penumpukan lemak di perut.
  2. Mengkonsumsi makanan dengan kandungan lemak berlebih, terutama lemak jenuh dan lemak trans.
  3. Alkoholisme, yakni suatu kondisi di mana seseorang terlalu banyak mengkonsumsi alkohol.
  4. Sindrom cushing, yakni sebuah gejala di mana hormon kortikotropin dalam darah terlalu tinggi.

Cara Mengobati Dislipidemia

Bagi detikers yang mengalami dislipidemia, tak perlu khawatir lagi sebab ada sejumlah cara untuk mengobatinya. Namun untuk lebih jelasnya, detikers bisa berkonsultasi langsung dengan dokter di rumah sakit agar mendapatkan resep obat yang tepat.

Ada baiknya detikers juga bisa mencegah dislipidemia sejak dini, sebab mencegah lebih baik daripada mengobati. Dijelaskan dalam situs resmi RS Hermina, berikut cara mencegah dislipidemia:

1. Memperbaiki Pola Makan

Hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk mencegah dislipidemia yakni dengan memperbaiki pola makan. Kamu bisa mengurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak jahat seperti daging merah, jeroan, dan gorengan.

Sebagai gantinya, kamu bisa mengkonsumsi makanan lemak tak jenuh seperti kacang-kacangan, ikan salmon, hingga minyak zaitun. Selain itu, kamu juga perlu mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, serta perbanyak minum air putih.

2. Rutin Olahraga

Selain mengkonsumsi makanan yang sehat, imbangi juga dengan rutin olahraga minimal dua kali dalam seminggu. Kamu bisa olahraga ringan seperti jalan kaki, bersepeda, dan senam. Atau detikers juga bisa melakukan jogging dan berenang untuk menyehatkan badan.

3. Mengurangi Konsumsi Alkohol

Mengkonsumsi alkohol terlalu banyak tentu dapat menimbulkan dampak negatif bagi tubuh, salah satunya mengalami dislipidemia. Untuk itu, sebaiknya hilangkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan sebagai gantinya rutin minum air putih.

4. Berhenti Merokok

Sama halnya dengan mengkonsumsi alkohol, banyak masyarakat yang sulit berhenti merokok. Padahal, merokok dapat menyebabkan terjadinya dislipidemia. Maka dari itu, detikers harus mulai berhenti merokok secara perlahan dan menerapkan pola hidup sehat.

Nah itu dia detikers pembahasan mengenai dislipidemia beserta gejala, penyebab, cara mengobati, dan cara mencegahnya. Semoga artikel ini dapat menyadarkan detikers untuk mulai menjalankan pola hidup sehat dan rutin mengecek kadar kolesterol.




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads