Memahami Faktor Presipitasi dan Perbedaan dengan Predisposisi

Memahami Faktor Presipitasi dan Perbedaan dengan Predisposisi

Anindyadevi Aurellia - detikBali
Kamis, 03 Nov 2022 17:41 WIB
Ilustrasi kesehatan mental.
Foto: Shutterstock
-

Faktor presipitasi adalah suatu keadaan atau stimulus yang dirasa mengancam. Seorang individu merasa memerlukan energi besar dalam menghadapi stres atau tekanan hidup. Biasanya hal ini dipicu oleh adanya konflik, permusuhan, perasaan tidak berguna, dan putus asa. Simak berikut penjelasan mengenai faktor presipitasi.

Pengertian Faktor Presipitasi

Dijelaskan dalam laman resmi Rumah Sakit Jiwa Daerah Bangka Belitung, bahwa faktor presipitasi adalah stimulus yang mengancam individu. Dalam sebuah kasus, seorang individu mungkin akan memerlukan energi yang besar dalam menghadapi stres atau tekanan hidup tersebut.

Faktor presipitasi menjadi faktor timbulnya gangguan jiwa. Secara umum, individu yang mengalami gangguan jiwa mulai merasakan hal yang tidak normal dalam pemikirannya setelah ada hubungan eksternal yang tidak berjalan mulus. Seperti adanya konflik, permusuhan, perasaan tidak berguna, dan putus asa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh Faktor Presipitasi

Adapun faktor presipitasi yang sering terjadi adalah sebagai berikut:

1. Stres

Pemicu stres bisa diperoleh dari aktivitas dan lingkungan saat bersosialisasi. Mungkin bisa dipengaruhi keluarga, pekerjaan, pendidikan, sosial, kesehatan, keuangan, dan komunitas yang kurang mendukung atau menekan seorang individu.

ADVERTISEMENT

2. Ketegangan Hidup

Stres dapat meningkat karena kondisi kronis yang meliputi ketegangan hidup. Dalam hidup kita tentu akan dihadapkan dengan masalah seperti problem dalam pekerjaan, keluarga, hubungan asmara, dan masih banyak lagi.

Beberapa ketegangan hidup yang umum terjadi adalah perselisihan antara individu dan keluarga, ketegangan yang berhubungan dengan ekonomi, atau ketegangan dalam peran di dunia kerja. Faktor presipitasi adalah stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan yang memerlukan energi ekstra untuk menghadapinya.

3. Biologis

Dalam penelitian Faktor Predisposisi dan Presipitasi Pasien Resiko Perilaku Kekerasan oleh Kandar dan Dwi Indah Iswanti dijelaskan bahwa hal ini menyangkut gangguan dalam komunikasi dan feedback otak yang mengatur proses informasi. Sehingga terdapat abnormalitas pada mekanisme informasi yang masuk dalam otak dan mengakibatkan ketidak mampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus.

4. Faktor Genetik

Pasien juga bisa dipengaruhi oleh genetik pada keluarga, atau menjadi gangguan yang diwariskan. Pasien bisa jadi terlambat mendapat penanganan, atau bahkan sudah mendapat penanganan namun memutuskan untuk putus obat dengan berbagai faktor.

5. Faktor Sosial Budaya (Sosiokultural)

Konflik lingkungan menjadi stressor dan penyebab seseorang mengalami gangguan
jiwa. Ketidakharmonisan membuat diri ingin marah dan berbicara dengan kasar atau kehilangan kendali atas emosinya.

Apa Bedanya Faktor Presipitasi dan Predisposisi

Dalam penjelasan di atas dapat dilihat bahwa faktor presipitasi pada pasien meliputi gangguan psikologis, gangguan sosial, gangguan emosional, dan gangguan biologis. Berbeda dengan faktor predisposisi yang lebih berkaitan dengan rasa kehilangan, kegagalan, dan berduka.

Faktor predisposisi adalah faktor sumber stres yang mempengaruhi individu untuk menghadapi tekanan hidup. Faktor ini akan mempengaruhi seseorang dalam memberikan arti dan nilai terhadap pengalaman stres yang dialami. Sehingga dalam faktor ini yang terlihat adalah pengaruh pengalaman masa lalu, konsep diri, motivasi, posisi sosial, latar belakang budaya, dan lain-lain.

Nah detikers, itulah tadi penjelasan mengenai faktor presipitasi. Semoga bermanfaat, ya!




(aau/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads