Kemenkes Beber Ginjal Akut Misterius Terbanyak Diderita Usia 1-5 Tahun

Kemenkes Beber Ginjal Akut Misterius Terbanyak Diderita Usia 1-5 Tahun

Tim detikHealth - detikBali
Senin, 24 Okt 2022 17:37 WIB
bayi sakit
Ilustrasi anak sakit. Foto: thinkstock
Denpasar - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan kasus gangguan gagal ginjal akut misterius per Senin (24/10/2022) bertambah menjadi 245, 141 pasien di antaranya meninggal dunia. Kemenkes menemukan gagal ginjal akut misterius paling banyak diderita anak usia 1 hingga 5 tahun.

Dikutip dari detikHealth, angka tersebut merupakan data akumulasi dari 26 provinsi di Indonesia. Dengan jumlah kasus terbanyak berada di DKI Jakarta dengan 55 kasus, disusul oleh Jawa Barat dengan total 34 kasus dan Aceh dengan 28 kasus.

Dari segi umur, kasus gangguan ginjal akut misterius paling banyak dialami oleh kelompok usia 1 hingga 5 tahun dengan total 161 kasus. Berikut jumlah kasus pada kelompok usia kurang dari satu tahun hingga 18 tahun:

< 1 tahun: 25 kasus
1-5 tahun: 161 kasus
6-10 tahun: 35 kasus
11-18 tahun: 24 kasus

Gejala Ginjal Akut Misterius

RSUP Prof Ngoerah Denpasar melaporkan ada sebanyak 11 pasien yang meninggal karena terserang gangguan ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI) sejak Agustus 2022. Dokter Spesialis Anak di RSUP Prof Ngoerah, dr I Gusti Ngurah Sanjaya Putra, Sp.A (k) menjelaskan gejala awal yang diderita para pasien gangguan ginjal akut misterius.

Gejala awal yang dirasakan pasien menurut dr Sanjaya di antaranya:

  • Tidak kencing dalam 24 jam
  • Batuk
  • Pilek
  • Diare

Adapun faktor yang membuat fungsi ginjal terganggu atau menurun antara lain kurangnya cairan, infeksi berat, gagal jantung hingga kurangnya albumin pada darah.

RSUP Prof Ngoerah mencatat ada total 17 pasien gangguan ginjal akut misterius yang ditangani. Dari jumlah tersebut, sebanyak 11 pasien meninggal dunia di RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, Bali.

"5 pasien yang rata-rata usianya di atas 6 tahun sudah pulang dari RS. Sementara ini, 1 pasien yang usianya 17 tahun masih dirawat di sini," kata dr Sanjaya di RSUP Prof Ngoerah, Jumat (14/10/2022).

dr Sanjaya menuturkan, angka kematian AKI sebenarnya cukup tinggi sehingga masyarakat perlu waspada untuk mendeteksinya sedini mungkin.

"Kalau ada gejala-gejala infeksi saluran cerna dan tidak kencing ini harus segera (ke rumah sakit) karena akan berdampak berat. Coba saja bayangkan kalau fungsi ginjal terganggu sampai drop itu harus cuci darah dan kalau sampai termina dampaknya berat bisa sampai meninggal," jelasnya.

Menurut dr Sanjaya, penanganan pasien gangguan ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI) tidak membutuhkan ruangan khusus. Sebab, penyakit tersebut bukanlah penyakit yang menular. Meski begitu, kata dr Sanjaya, hingga kini penyebab pastinya belum ditemukan.




(nor/hsa)

Hide Ads