#PrayForBali

25 Ribu KK di Tabanan Kesulitan Air Bersih Pascabencana

Chairul Amri Simabur - detikBali
Jumat, 21 Okt 2022 20:37 WIB
Perbaikan pipa distribusi Perumda TAB di sumber air Dedari, Kecamatan Marga, yang rusak diterjang banjir bandang. Foto: ist
Tabanan -

Perusahaan Umum Daerah Tirta Amertha Buana (Perumda TAB) Tabanan memperkirakan ada 25 ribu pelanggan yang kesulitan memperoleh air bersih. Menyusul kerusakan instalasi penyaluran air bersih pascabanjir dan longsor yang terjadi Senin (17/10/2022).

"Kurang lebih 22 ribu sampai 25 ribu pelanggan. Ini baru estimasi ya," ungkap Direktur Utama Perumda TAB, I Gede Nyoman Wirah Adnyana, Jumat (21/10/2022).

Ia menyebutkan, untuk wilayah Kecamatan Tabanan dan Kediri saja kurang lebih ada 15 ribu pelanggan yang terdampak. Sementara untuk kawasan Tabanan barat kurang lebih lima sampai tujuh ribu pelanggan.

"Di wilayah (Tabanan) barat itu kurang lebih 70 persen masih terlayani. Tetapi 30 persennya ini yang terdampak. Selain itu ada juga yang di luar pelanggan PDAM, misalnya yang melalui Pamsimas, rupanya kesulitan juga memperoleh air," imbuhnya.

Di sisi lain, upaya perbaikan instalasi pendistribusian air terus dilakukan sampai sejauh ini. Terutama pada daerah yang menjadi sumber pasokan air bersih.

"Ada beberapa titik yang terganggu. Yang paling fatal itu di wilayah Marga. Itu (sumber air) yang melayani kawasan Kediri, Sanggulan, Abiantuwung, Buwit, sampai Beraban," jelasnya.

Gangguan yang paling berat di Marga itu terjadi pada sumber mata air Dedari. Di situ ada empat titik penampungan air baku. Namun karena diterjang banjir bandang, keempat titik tersebut rusak.

Ia menjelaskan, bak penampungan dan pipa pada sumber air Dedari hanyut diterjang banjir. Sejauh ini baru dua dari empat titik yang sudah dibenahi.

"Hari inipun masih dikerjakan (diperbaiki). Sebetulnya sudah dari dua hari lalu. Kami sudah siapkan pipa maupun tenaga yang memperbaiki. Tapi kendalanya pada cuaca. Saat bekerja tiba-tiba hujan lagi dan ada longsor susulan. Sehingga tenaga kami minggir dulu," jelasnya.

Faktor lainnya yang membuat gangguan terjadi adalah kerusakan yang muncul pasca perbaikan di tempat atau titik lainnya. Seperti dijelaskan Direktur Umum Perumda TAB, I Gede Nyoman Sapta Adi.

"Misalnya di Desa Perean Barat, Kecamatan Baturiti. Di situ ada kerusakan. Sudah selesai diperbaiki. Tiba-tiba di Desa Perean Timur yang kemudian rusak. Terus di Kerambitan misalnya. Pipa sudah selesai dilas. Tiba-tiba longsor dan patah lagi," ujarnya.

Ia menjelaskan, inventarisasi kerusakan sudah dilakukan sehari pascabanjir dan longsor terjadi. "Sekarang ini sudah terorganisasi (perbaikannya). Cuma kendalanya di faktor cuaca saja," imbuh Sapta Adi.

Mengenai kerugian, Wirah Adnyana mengaku belum bisa mengkalkulasikannya. Sebab, pihaknya saat ini masih fokus pada perbaikan instalasi perpipaan agar distribusi air baku dan air bersih ke pelanggan bisa normal kembali.

"Belum. Belum bisa kami pastikan (kerugian). Karena kami masih fokus ke perbaikan instalasi," pungkasnya.

Selengkapnya klik halaman selanjutnya



Simak Video "Era Baru Air Jakarta: Mungkinkah IPO PAM Jaya Jadi Kunci Keberlanjutan?"


(nor/hsa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork