AirNav Indonesia berencana akan menambah hingga 100 penerbangan saat puncak KTT G20 dari dan ke Bali. Penambahan penerbangan itu dikarenakan 29 kepala negara membawa serta pesawat negara dalam KTT G20 di Bali.
"Tambahannya kira-kira sekitar 70-100 flight (penerbangan). Jadi, movement (pergerakannya) 140-200. Kira-kira segitu, karena jadwalnya masih belum (pasti)," tutur Direktur Utama AirNav Indonesia Polana B Pramesti di Nusa Dua, Badung, Bali dikutip dari CNN.
Ia menuturkan sebanyak 29 kepala negara membawa serta pesawat negara dalam KTT G20 di Bali. Sementara, delegasi lainnya menggunakan pesawat komersial.
"Belum lagi, pendukung-pendukungnya. Misalnya, delegasinya juga menggunakan pesawat komersial," terang dia.
Kendati begitu, Polana mengaku belum mengetahui rincian jumlah pesawat saat puncak KTT G20 ke Bali.
"Terus terang, ini bukan AirNav yang menentukan, tetapi ada panitianya. Sementara, untuk kedatangan pesawat nanti, koordinatornya Kemenlu. Kami hampir setiap pekan rapat," kata Polana.
Yang pasti, ia melanjutkan puncak KTT G20 tidak akan mengganggu jadwal penerbangan atau penghentian pesawat komersial. Meskipun, penerbangan komersial akan dikurangi saat acara puncak yang diperkirakan jatuh pada 15-16 November 2022.
"Yang jelas, konsepnya tidak mengganggu operasional komersial tetap dilayani. Tidak ada penghentian, walaupun berkurang, tapi tidak ada penghentian," ungkapnya.
Terkait pesawat yang akan dibawa oleh kepala negara dalam G20, Polana mengakui tidak semua bisa parkir di Bali. Namun, ia menyebut sudah disiapkan bandara-bandara pendukung, seperti di Surabaya, Lombok, Yogyakarta, Semarang, hingga Makassar.
"Yang jelas pesawat-pesawat negara itu kan tidak bisa semua stay (menetap) di Bali. Kita ada bandara pendukung di sini," tandasnya.
Simak Video "Jokowi Pastikan KTT G20 Hasilkan Deklarasi Pimpinan"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/hsa)